J-Event Japan Event Trend Visual Kei Dalam Konteks Pertunjukan

3.3 J-Event Japan Event

Semakin banyak event-event yang bersifat Jepang beberapa tahun terakhir ini di Indonesia. Event-event tersebut memperlihatkan budaya Jepang modern seperti cosplay, fashion Harajuku, dan seni video. Disamping itu juga terdapat budaya tradisional Jepang seperti Taiko atraksi bedug Jepang, aikido, karate, origami seni melipat kertas, chanoyu seni meminum teh, dan shodo kalografi Jepang. Acara-acara seperti itu selalu dimeriahkan oleh penampilan band-band Indonesia beraliran J-Rock atau J-pop, dan memberikan kesempatan bagi mereka menunjukkan eksistensinya. Dalam waktu dekat ini akan diadakan event seperti Animation Industry Japan Scholarship di Bina Nusantara, YOCCHIKOI di ITB, serta Gelar Jepang UI 2010. Dibawah ini adalah daftar event-event yang pernah diselenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia : Table 2: Event “jejepangan” yang pernah diselenggarakan di kota-kota besar di Indonesia Nama Acara Pertunjukan -Animaku No Hibi -Anti Love Japanese Fest -Band Battle Tamagochi -Battle Of Harajuku -Bunkasai di banyak Universitas -Bonenkai 2 Japan Fest -Bandung Hamamatsu, PERSADA -Danjiki No Matsuri -Festival Budaya Indonesia-Jepang -Gelar Jepang UI -Honnoukai Star -Harajuku Nite Ohayou -Himawari UNPAD -Harajuku NITE -Indonesia Japan Expo -Ibiza JBand Competition -Japanese Rock Day -Japan Karnival -Japan Festival Univ. Indo Nusa Esa Unggul -Japan Pop Culture Fest, PERSADA -Japanzuki UPI -Japan Festival Revolution -Japan Fest, Dufan -Japan Expo -Japan Magic Day -Live Audition J-Rencarnation -Noir, J-Gothic Paradise -Nihon no Matsuri STT Telkom -Ngabuburit Jepang YKBI -Old and New Japanese Culture Fest -Sashimi, Universitas Widyatama -Sanjyuuichi No Arts Of Nihon “Kultur” SAKU -Teru-Teru Bozu SMU 20 -Terubozu -Urban Fest -Yamato Damshii STBA Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.4 Trend Visual Kei Dalam Konteks Pertunjukan

Selain mengikuti Trend dalam bermusik, remaja kita juga mengikuti gaya berpakaian dari para musisi Jepang meskipun mereka tidak berdandan “serumit” seperti yang ada disana. Buat beberapa band cover Visual Kei pada awalnya mereka memang berdandan. Julia Rock Band juga sekitar tahun 2005-2007-an juga masih berdandan ketika tampil. Namun sekarang mereka mencoba lebih segmented dan mulai merubah dandanannya menjadi lebih kasual. Penampilan band Rev De Kei juga agak simple dan tidak terlalu sama dengan band Visual Kei yang ada di Jepang. Selain tampil dengan Visual Kei-nya, Rev De Kei juga kerap tampil dengan cosplay tokoh anime. Berkat dandanan mereka yang dianggap Japanese, merekapun mendapat kesempatan mengisi acara di JIExpo Kemayoran-Jakarta dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan Indonesia-Jepang. 40 Selain itu ada juga Melody Maker yang konsisten tampil dengan kostum ala Visual Kei, Harajuku, Industrial dan juga make up pucat ala Cradle Of Filth dan Malize Mizer, serta mengedepankan aksi panggung yang freak dengan tema Atractive Provocative ala Dir En Grey. Lain lagi dengan band Soudjiro. Menurut Yudhie informan penulis yang merupakan gitaris band Soudjiro beraliran Techno Japanese Rock, mereka juga tidak terlalu mengusung tema Visual Kei atau Harajuku saat tampil, karena untuk masalah kostum sendiri mereka sudah di kontrak oleh sebuah distro di Jogjakarta yang mengharuskan mereka memakai produk distro tersebut. Kalaupun ingin berekspresi hanya melalui rambut lah mereka tunjukkan. 41 40 www.Japanesia.com JRS J-Rocks sekilas dilihat berusaha menjiplak band Laruku yang dulunya adalah band V-Kei. Justru orang-orang di 41 MELODYMAKERMUSIC2yahoo.com Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Indonesia menganggap dandanan mereka sebagai gaya Harajuku. Istilah V-Kei memang masih sangat asing ditelinga orang Indonesia. Hanya orang-orang yang mengikuti perkembangan band Jepang sajalah yang mengenal istilah V-Kei. Pada album pertama, mereka menampilkan tampilan yang “ceria” dimana beberapa personilnya mewarnai rambutnya dengan warna pink dan pirang seperti orang barat. Namun sepengamatan saya, semakin terkenal mereka di masyarakat, perlahan-lahan gaya seperti itupun mereka tinggalkan. Kini mereka kerap tampil kompak dengan mengenakan kostum yang seragam, justru pada salah satu kostum mereka terdapat motif batik yang mencirikan budaya Indonesia. Beberapa personil Rosemary Marian juga kerap memakai Rock dan kaos kaki warna warni yang lazim digunakan oleh perempuan. Dari segi visual, kostum band Suicide Maya memang tidak terlalu Japanese, namun mereka lebih menonjolkan aksi panggung, dimana sang vokalis menirukan aksi panggung Kyo vokalis Dir en Grey yang mensayat-sayat bagian tubuhnya. Menurut Arya informan penulis, beberapa band lain juga mulai lebih kasual, namun bukan berarti tidak memperhatikan fashion sama sekali. Hal ini terutama berlaku untuk band-band yang sudah cukup lama bermusik karena mereka kini lebih fokus pada musikalitasnya. Sedangkan band-band baru masih mengandalkan fashion sebagai “senjata utama”, baru kemudian musikalitas.

3.5 Band Japanese Rock Dalam Industri Rekaman