Dir En Grey yang unik tersebut berusaha diimitasi oleh band Suicide Maya yang berasal dari kota Bandung. Sang vokalis mencoba mengikuti apa yang dilakukan
oleh Kyo dengan mensayat tubuhnya, namun porsinya lebih sedikit dan tidak se- ekstrim vokalis Dir En Grey tersebut. Aksi panggung seperti itu tidak hanya
diikuti oleh vokalis Suicide Maya saja, tetapi vokalis band dari kota Medan juga mengikuti hal serupa. Vokalis Azumi beberapa kali melakukan aksi panggung
dengan melukai diri sendiri, seperti mencongkel-congkel gusi hingga berdarah dan mensayat bagian tubuhnya. Sama halnya seperti vokalis Suicide Maya,
tindakan mensayat bagian tubuh yang dilakukan vokalis Azumi juga tidak se- ekstrim idola mereka tersebut. Aksi panggung dari band Medan lainnya masih
dalam tahap yang wajar, seperti menunduk dan memutar-mutar kepala mengikuti beat musik, menjatuhkan badan, dan menghentak-hentakkan kaki. Tetapi ada juga
anggota band yang hanya fokus memainkan instrumennya dan tidak melakukan aksi panggung tertentu.
4.5 Konteks dan Penyajian Musik Dalam Pertunjukan
Berikut akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah waktu dan tempat pertunjukan, penyajian musiknya, serta hal-lainnya yang
berhubungan dengan pertunjukan.
4.5.1 Waktu dan Tempat Pertunjukan
Kapan dan dimana penyajian atau pertunjukan musik popular dilakukan sangatlah bervariasi. Aspek waktu juga cukup fleksibel dalam musik popular.
Tergantung kebutuhan dan pengaturan pihak pelaksananya Purba dan Pasaribu,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2006:130. Karena Japanese Rock merupakan musik popular, maka hal tersebut berlaku terhadap pertunjukan-pertunjukan yang menampilkan band beraliran
Japanese Rock di Medan. Tempat pertunjukan terbagi menjadi dua yaitu di dalam gedung in door dan alam terbuka open air. Beberapa tempat yang pernah
dijadikan lokasi pertunjukan tersebut antara lain Joko Solo Citra Garden, Terminal Futsal di jalan dr. Mansyur, lapangan parkir Fakultas Sastra USU, serta pendopo
USU. Tomato Studio adalah pihak penyelenggara pertunjukan yang bertempat di
Joko Solo Citra Garden ketika itu. Pihak pelaksana telah menetapkan waktunya yaitu pukul 19.00 – 22.00 WIB. Di tempat tersebut panggungnya dibuat dengan
sangat sederhana. Posisi pemusik berada satu lantai dengan para penonton. Karena umumnya posisi pemain drum selalu berada dibelakang pemain lainnya dan
kurang menjadi perhatian, maka posisi pemain drum ditempatkan diatas panggung yang dibuat sedikit lebih tinggi dari pemain lainnya. Hal tersebut memungkinkan
para penonton yang jaraknya jauh dari panggung bisa menyaksikan permainan drumnya.
Pertunjukan lain yang dibuat oleh penyelenggara yang sama adalah pertunjukan yang dilaksanakan di Terminal Futsal. Waktunya sudah mereka
tetapkan yaitu pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Gedung tersebut memiliki dua lantai. Lantai pertama adalah area yang dijadikan tempat penjualan karcis,
sedangkan pertunjukan berlangsung didalam ruangan di lantai dua. Panggungnya juga dibuat dengan sederhana. Berbeda dengan panggung pertunjukan yang di
Joko Solo, kali ini agar semua pemain terlihat oleh seluruh penonton maka panggung dibuat kurang lebih setinggi 2 meter.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga ada pertunjukan yang dilaksanakan di alam terbuka, seperti acara bunkasai Festival Budaya Jepang yang dilaksanakan di lapangan parkir
Fakultas Sastra USU. Acaranya dilaksanakan dari pagi hari hingga sore hari, tetapi waktu untuk pertunjukan para band yang membawakan lagu-lagu Jepang
baru ditampilkan siang hari sampai sore hari. Panggungnya dibuat sangat sederhana dan agak sempit, namun didekorasi dengan nuansa Jepang yang sesuai
dengan konsep acara bunkasai. Beberapa tempat lagi dimana band Japanese rock kota Medan pernah tampil seperti pendopo USU, lapangan merdeka, dan
lapangan benteng.
4.5.2 Penyajian Musik