berpakaian. Selain itu aksi panggung yang menarik juga mereka tampilkan. Misalkan saja band Dir En Grey. Vokalisnya kerap melakukan tindakan-tindakan
menyakiti diri sendiri, seperti mencakar-cakar dadanya hingga berdarah, mensayat-sayat bagian dari tubuhnya, dan mencabut gigi tanpa bius dalam suatu
pertunjukan.
2.3 Visual Kei Sebagai Identitas Musisi Japanese Rock
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II terjadi perubahan besar-besaran di Jepang. Saat itu ada komunitas yang “terbuang” dari masyarakat yang berbicara
tidak hanya melalui mulut dan tulisan, tetapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas adalah kaum laki-laki ini tampil dengan mengenakan berbagai
macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku seperti seorang perempuan. Melalui apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal, mulai dari
hal politik, segala sesuatu yang under pressure dibawah tekanan, hingga masalah yang menyangkut psikologis. Cara berdandan dan berperilaku mereka
seperti itu yang kabarnya melahirkan visual kei. Saat itu visual kei mengacu pada cara berdandan dan berperilaku komunitas tersebut dalam kesehariannya. Seiring
dengan perubahan jaman, perlahan-lahan komunitas ini mengalami “mati suri” dikarenakan banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk
menyelesaikan masalah, daripada harus tenggelam dalam penderitaannya sendiri.
21
21
Namun Pada masa sekarang, Visual Kei vijuaru kei mengacu pada sebuah gerakan yang dilakukan musisi Jepang yang ditandai dengan penggunaan
http:id.wikipedia.orgwikivisual_kei
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tata rias, gaya rambut yang aneh, kostum dan asesoris yang “ribet” yang mulai popular sekitar tahun 1990-an.
22
X-Japan merupakan band yang benar-benar mengangkat trend “Visual Shock” penampilan yang nyentrik saat bermusik sampai akhirnya gaya ini
menjadi populer. Hal itu bersamaan dengan kemunculan band dari belahan dunia barat, KISS, yang sedang populer di Jepang tahun ‘80-an. Hide
23
Visual Kei merupakan hasil kreatifitas dari band-band Jepang yang mengutamakan penampilan visual untuk menarik perhatian penikmat musik
Jepang. Anggota band V-Kei senang memakai make-up yang mencolok, unik, dan kostum yang rumit dalam setiap performance mereka. Umumnya anggota band
Visual Kei adalah pria. Keunikannya adalah mereka suka memakai make-up dan gitaris X-Japan
adalah orang yang menggagas Visual Kei ala Japanese Rock dan konsep “Visual Shock” yang kini diikuti oleh banyak musisi-musisi Japanese Rock.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Sumarwan 2002:170 , salah satu sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya adalah pakaian dan
penampilan. Melalui pakaian dan penampilan inilah para anggota band menjadikan Visual Kei sebagai identitas mereka untuk memperoleh perhatian.
Identitas secara psikologis selalu dilekatkan dengan eksistensi diri, yang melihat seseorang menggambarkan dirinya dalam lingkup dunia sosial, sebagai orang
yang berada di tengah orang banyak Sulhan dalam Prajarto, 2004:237. Jadi Visual Kei mereka gunakan dengan tujuan untuk menunjukkan eksistensi mereka
kepada masyarakat. Fashion dan make-up bagi band Japanese Rock sendiri sama pentingnya dengan jenis lagu yang mereka bawakan.
23
Sejak mengenal musik dari group Rock seperti Kiss dan Bow Wow, sejak saat itu pula Hide begitu tertarik dengan karakter band yang memiliki penampilan visual yang nyentrik dan bergaya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kostum yang terkesan feminin atau androgynous meskipun mereka adalah laki- laki. Di Jepang sendiri hal itu disebut Bishounen atau pria cantik karena dikatakan
sebagai wanita bukan, dikatakan pria juga bukan. Musik dari band V-Kei dikenal luas dikalangan pendengar musik underground atau indie yang terdiri dari banyak
genre seperti heavy metal, elektronika, dan lain-lain. Memasuki tahun 2000-an, banyak band-band Visual Kei yang mulai bereksplorasi dengan musik dan
penampilan mereka. Sebelumnya Visual Kei identik dengan penampilan gothicdark. Sesuai dengan sifat budaya yang selalu berubah seiring
perkembangan zamannya, Visual Kei kemudian terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya Angura Kei, Eroguro, dan Oshare Kei.
Angura Kei Underground Style digunakan oleh perkumpulan teater independen di Jepang dengan niat untuk membuat sesuatu yang original asli dan
bersifat “Japanese”. Angura diambil dari kata “Andaruguraundo” yaitu pelafalan orang Jepang untuk menyebut Underground.
Gambar 1: Contoh Angura Kei
Eroguro memfokuskan pada nuansa horor dan imej cross-gender. Umumnya anggota band menggunakan visual shock tidak hanya dari segi visual
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dan pertunjukan live-nya saja, tetapi juga pada lirik lagu yang memiliki kesan humor.
Gambar 2: Contoh Eroguro
Sedangkan Oshare Kei pertama kali muncul di Jepang sekitar tahun 2001. Secara harafiah, Oshare artinya pesolek atau peraga. Seiring perkembangan
zaman istilah ini berubah dan lebih sering digunakan untuk menunjukkan sesuatu atau seseorang yang fashionable dan stylish. Anggota band Oshare Kei cenderung
berpenampilan ceria, memakai kostum dengan warna-warna yang terangcerah, terkesan remaja dan trendy seperti fashion anak-anak muda Harajuku pada
umumnya.
Gambar 3: Contoh Oshare Kei
Seiring dengan perkembangnnya, semakin banyak band yang muncul dengan inovasi baru dalam berpenampilan. Dandanan menjadi hal yang sangat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
penting bagi mereka karena itulah ciri khas mereka sebagai band Visual Kei. Namun, semakin terkenalnya band-band Visual Kei di masyarakat, lambat laun
beberapa band tersebut juga meninggalkan dandanan Visual mereka dan lebih fokus bermusik, contohnya Laruku dan Dir En Grey. Alasannya tidak begitu jelas,
melalui media massa opini publik dibiarkan tergiring begitu saja. Jadi ada yang menganggap bahwa band-band tersebut tidak perlu bersusah payah lagi untuk
berdandan yang aneh-aneh dan menghabiskan banyak uang untuk kostum dan make up. Tanpa harus melakukan hal itupun, pada kenyataannya masyarakat
sudah mengenal mereka. Yang mereka lakukan kini hanyalah memikirkan bagaimana membuat musik yang bagus dan disukai orang banyak. Hal seperti ini
memang lazim terjadi disana, walaupun masih banyak juga yang setia dengan dandanan mereka.
2.4 Keberadaan Japanese Rock dan Visual Kei dalam Industri Musik di