Warna Musik Sejarah Musik Rock Jepang

2.2.1 Warna Musik

Japanese Rock menggunakan ensambel musik modern seperti instrumen gitar, bass, drum, keyboardsynthesizers, dan vokal. Instrumen tambahan seperti piano dan biola juga digunakan oleh beberapa group band pada lagu-lagu yang mendapat pengaruh musik klasik, seperti lagu Malice Mizer yang berjudul Gardenia. Musisi Jepang menyukai hal-hal yang sulit. Misalnya saja dalam penggunaan akord seperti Asus4, G6, Fdim, Cmaj7, Faug, yang terkesan sulit dimainkan oleh pemusik pemula yang belum begitu mengenal semua akord. Mereka suka menggunakan akord-akord seperti itu daripada harus menggunakan akord seperti Am, G, F, atau C. Salah satu ciri khas musik Japanese rock bisa dilihat dari pola ritem drumnya. Contoh pola ritem drum pada lagu “Dahlia” milik band X-Japan Sumber : Guitar Pro 5 Contoh pola ritem drum pada lagu “C’est La Vie” oleh band L’arc En Ciel Sumber : Guitar Pro 5 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Progresi akord gitaris Jepang kebanyakan terpengaruh progresi akord musik jazz dan musik klasik. Akord-akord minor 7 th dibawakan dengan enerjik pada saat improvisasi gitar. Selain itu yang membuat lagu-lagu Japanese Rock terdengar unik adalah pada saat progresi akord yang sering menggunakan progresi akord ascending 18 atau descending 19 setengah nada, seperti A-Ab-G-Gb atau A- A-B-C. Pogrresi akord descending pada lagu “Bravery” oleh L’arc En Ciel Sumber : Guitar Pro 5 18 Progresi akord naik 19 Progresi akord turun Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam teknik permainan bass terdapat istilah “walking bass” atau “bass jalan”. Rangkaian not bass terus bergerak cepat naik dan turun. Bass tidak hanya memainkan akord saja, tetapi juga memainkan melodi dengan improvisasi- improvisasi. Meskipun begitu, tidak semua lagu menggunakan teknik permainan bass seperti itu, tergantung kebutuhan lagunya juga. Selain itu permainan bass dan ritem gitar memainkan pola melodi dasar yang sama, hanya saja di bagian-bagian tertentu masing-masing berimprovisasi. Kabarnya improvisasi-improvisasi inilah yang menandakan kekhasan musik Japanese Rock. Contoh bass dan gitar yang memainkan pola melodi dasar yang sama Sumber : Guitar Pro 5 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Permainan bass memiliki banyak variasi akord dibandingkan akord utama lagu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika akan pindah ke nada A, bass bebas bermain berputar-putar ke E atau D atau C dan seterusnya asalkan tidak keluar dari tangga nadanya terlebih dahulu sebelum sampai ke nada A yang di tuju. Bass juga tidak harus mengikuti ketukan drum. Ketika progressi akord teknik permainan bass biasanya di slide diseret dan dimainkan dengan menggunakan pick 20 20 Piranti untuk memetik senar gitar . Birama-birama simetris seperti 44 atau 34 umum digunakan dalam musik ini. Tempo musik Japanese rock berkisar antara 100-220 bpm beat per minute. Terkadang musisi Jepang suka membuat intro yang dimulai dengan nada minor, kemudian reff-nya pindah ke nada major. Model seperti ini akrab kita dengar pada soundtrack anime. Kebanyakan Tekstur musiknya polifoni dan lagunya repetitif. Musik Japanese Rock penuh dengan variasi. Variasi bisa dalam hal penggunaan melodi, akord, dan juga variasi musik dalam satu artis. Variasi musik dalam satu artis maksudnya adalah satu artismusisi bisa memiliki berbagai jenis variasi genre dalam lagu-lagunya. Lar’c En Ciel misalnya, meskipun aliran musiknya alternative, tetapi mereka selalu memadukannya dengan genre lain seperti jazz, dance, pop, soul, bahkan klasik. Selain itu ada juga The Gazette yang menyajikan berbagai genre musik dalam tiap albumnya. Mereka suka bereksperimen dengan musik mereka, ada yang bernuansa soft ballad, punk rock, dan juga terdapat unsur hip hop. Dir en Grey sebagai band trash metal juga menciptakan lagu yang berunsur pop. Intinya band-band Jepang tersebut tidak mau membuat musik yang terdengar monoton. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Karakter Sound