Penetasan Larva Udang Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Akan Diuji

3.7.2 Penetasan Larva Udang

Wadah plastik disiapkan untuk penetasan telur udang. Wadah dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang terang dan ruang gelap. Kedua bagian tersebut dibatasi dengan sterofoam yang pada tepi bawahnya telah dilubangi sebagai tempat keluarnya telur yang telah menetas. Memasukkan 1 liter air laut ke dalam wadah hingga kedua lubang pada sterofoam terendam. Salah satu ruang dalam wadah tersebut diberi penerangan dengan cahaya lampu pijarneon untuk menghangatkan suhu dalam penetasan dan merangsang proses penetasan. Untuk penerangan, lampu dinyalakan selama 48 jam untuk menetaskan telur. Untuk ruangan yang satunya, diisi 1 gram telur udang di bagian gelap tanpa penyinaran ditutup dengan aluminium foil dan lakban hitam. Setelah 48 jam, telur akan menetas menjadi larva dan akan bergerak secara alamiah menuju ruang terang. Larva yang sehat bersifat fototropik dan dapat dijadikan hewan uji pada metode BSLT. 38 Pada proses penetasan dilakukan dalam kondisi yang sama yaitu air laut yang digunakan dengan pH sekitar 8-9 dan penerangan cahaya lampu yang sesuai untuk penetasan telur.

3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Akan Diuji

Melakukan trial atau orientasi dengan uji coba untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak yang efektif membunuh larva Artemia salina Leach, yaitu dengan menggunakan konsentrasi desimal, yaitu 1, 0,5, 0,2, 0,1, dan 0,05. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 1000 ppm, 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm. 33 Ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre ditimbang menggunakan neraca analitik hingga mencapai berat 250 mg. Melarutkan 250 mg ekstrak dengan akuades secukupnya. Setelah larut, kemudian dituangkan ke dalam labu ukur 250 mL dan menambahkan akuades hingga batas yang tertera di labu ukur. Larutan uji dihomogenkan dengan cara membolak-balik labu ukur. Larutan uji yang didapatkan yaitu larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya membuat larutan uji 31 dengan konsentrasi 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm dengan menggunakan rumus pengenceran: V 1 M 1 =V 2 M 2 keterangan : V 1 = volume awal M 1 = konsentrasi awal V 2 = volume akhir M 2 = konsentrasi akhir

3.7.4 Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT.

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Plantago lanceolata L. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

0 0 14

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 1 70