Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Determinasi Tanaman Bahan yang Diuji Alur Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design untuk menguji toksisitas dari ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.

3.3.2 Sampel 3.3.2.1. Kriteria inklusi Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam sebagai hewan uji.

3.3.2.2. Kriteria eksklusi

Larva Artemia salina Leach yang tidak menunjukkan aktivitas pergerakan sebelum perlakuan.

3.3.2.3. Besar sampel

Jumlah larva Artemia salina Leach yang digunakan adalah 10 ekor larva untuk tiap konsentrasi ekstrak. Pada penelitian ini terdapat lima konsentrasi dan satu kontrol negatif. Kemudian dilakukan replikasi tiga kali triplo untuk tiap konsentrasi dan kontrol negatif. Jadi, jumlah sampel total yang diperlukan adalah 180 ekor larva Artemia salina Leach setiap kali perlakuan. 27

3.3.2.4. Cara pengambilan sampel

Sampel diambil secara purposive random sampling. Larva Artemia salina Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Hal ini karena anggota populasi telah bersifat homogen. 36

3.4 Determinasi Tanaman

Identifikasi atau determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor. Dengan melakukan determinasi, maka dapat menetapkan kebenaran yang berkaitan dengan struktur dan morfologi secara makroskopis tanaman daun Garcinia benthami Pierre terhadap kepustakaan.

3.5 Bahan yang Diuji

6 kg daun basah Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari Kebun Raya Bogor. Penyiapan bahan ini dilakukan dengan memisahkan daun dari tangkainya dan membersihkan daun dari sisa-sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air yang bersih dan mengalir. Kemudian daun dikeringkan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balitro,Bogor. Daun yang telah kering, dihaluskan dengan menggunakan blender sampai berbentuk serbuk halus. Didapatkan 1 kg serbuk halus simplisia kering daun Garcinia benthami Pierre yang akan digunakan untuk membuat ekstrak.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

1. Rotary evaporator 2. Batang pengaduk 3. Corong 4. Gelas ukur 10 mL 28 5. Mikropipet 6. Neraca analitik 7. Pipet tetes 8. Tabung reaksi 9. Seperangkat alat penetasan telur wadah plastik dan sterofoam 10. Cawan penguap 11. Labu ukur 12. Bejana kaca maserasi 13. Lup 14. Cawan petri 15. Kaca arloji

3.6.2 Bahan Penelitian

1. Air laut 2. Akuades 3. Aluminium foil 4. serbuk kering daun Garcinia benthami Pierre 5. Kertas saring 6. Pelarut metanol 7. Telur udang Artemia salina Leach yang diperoleh dari LIPI, Bogor

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre dengan Maserasi

Metode ekstraksi dilakukan secara maserasi. Simplisia daun yang sudah berbentuk serbuk kering dan halus sebanyak 1000 gram dimasukkan ke dalam bejana kaca maserasi. Sampel yang telah ditimbang lalu direndam dengan n-heksana dan dimaserasi. Kemudian hasil rendaman disaring untuk memisahkan filtrat dan ampasnya. Perendaman dilakukan sampai filtrat mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak n-heksana. Kemudian ampas 29 diangin-anginkan agar terbebas dari pelarut n-heksana. Ampas kering direndam dengan etil asetat. Melakukan penyaringan kembali dan filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat. 37 Ampas hasil rendaman etil asetat, diangin-anginkan kembali agar pelarut etil asetat menguap. Setelah ampas kering, lalu dituang ke bejana dan direndam dengan 6 liter pelarut metanol yang telah di destilasi. Maserasi dilakukan selama 5 hari dan terlindung dari cahaya. Dilakukan pengadukan beberapa kali sehari agar pelarut masuk ke seluruh permukaan serbuk simplisia dan meratakan konsentrasi larutan. Setelah 5 hari, maka dilakukan penyaringan dan diambil filtratnya. Selanjutnya filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 45 C hingga didapatkan ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre. Filtrat dituang dalam cawan penguap, kemudian diuapkan di dalam lemari asam. Hasil akhir didapatkan ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre sebanyak 15,5 gram. Gambar 3.1 Bagan Alur Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre 6 kg daun basah Garcinia benthami Pierre dibersihkan dan dikeringkan dihaluskan dengan blender dan disaring 1 kg serbuk kering daun Garcinia benthami Pierre maserasi dengan pelarut n-heksana, disaring dan dievaporasi ekstrak n-heksana ampas maserasi dengan pelarut etil asetat, disaring dan dievaporasi ekstrak etil asetat ampas maserasi dengan pelarut metanol, disaring dan dievaporasi ekstrak metanol uji toksisitas akut dengan metode BSLT ampas : dikerjakan oleh peneliti : dikerjakan oleh rekan peneliti keterangan bagan : 30

3.7.2 Penetasan Larva Udang

Wadah plastik disiapkan untuk penetasan telur udang. Wadah dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang terang dan ruang gelap. Kedua bagian tersebut dibatasi dengan sterofoam yang pada tepi bawahnya telah dilubangi sebagai tempat keluarnya telur yang telah menetas. Memasukkan 1 liter air laut ke dalam wadah hingga kedua lubang pada sterofoam terendam. Salah satu ruang dalam wadah tersebut diberi penerangan dengan cahaya lampu pijarneon untuk menghangatkan suhu dalam penetasan dan merangsang proses penetasan. Untuk penerangan, lampu dinyalakan selama 48 jam untuk menetaskan telur. Untuk ruangan yang satunya, diisi 1 gram telur udang di bagian gelap tanpa penyinaran ditutup dengan aluminium foil dan lakban hitam. Setelah 48 jam, telur akan menetas menjadi larva dan akan bergerak secara alamiah menuju ruang terang. Larva yang sehat bersifat fototropik dan dapat dijadikan hewan uji pada metode BSLT. 38 Pada proses penetasan dilakukan dalam kondisi yang sama yaitu air laut yang digunakan dengan pH sekitar 8-9 dan penerangan cahaya lampu yang sesuai untuk penetasan telur.

3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Akan Diuji

Melakukan trial atau orientasi dengan uji coba untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak yang efektif membunuh larva Artemia salina Leach, yaitu dengan menggunakan konsentrasi desimal, yaitu 1, 0,5, 0,2, 0,1, dan 0,05. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 1000 ppm, 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm. 33 Ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre ditimbang menggunakan neraca analitik hingga mencapai berat 250 mg. Melarutkan 250 mg ekstrak dengan akuades secukupnya. Setelah larut, kemudian dituangkan ke dalam labu ukur 250 mL dan menambahkan akuades hingga batas yang tertera di labu ukur. Larutan uji dihomogenkan dengan cara membolak-balik labu ukur. Larutan uji yang didapatkan yaitu larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya membuat larutan uji 31 dengan konsentrasi 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm dengan menggunakan rumus pengenceran: V 1 M 1 =V 2 M 2 keterangan : V 1 = volume awal M 1 = konsentrasi awal V 2 = volume akhir M 2 = konsentrasi akhir

3.7.4 Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT.

5 buah tabung reaksi disiapkan sebagai media uji. Menuangkan 5 mL air laut ke dalam masing-masing tabung reaksi. Memindahkan sebagian larva Artemia salina Leach berumur 48 jam ke dalam cawan petri untuk memudahkan pengambilan larva. Pada masing-masing tabung reaksi, dituangkan 10 larva udang menggunakan pipet tetes. Untuk memudahkan pengamatan, maka digunakan lup. Setelah itu, meneteskan 1 mL ekstrak pada tabung reaksi menggunakan mikropipet. Kemudian, menambahkan air laut sehingga volume dalam masing-masing tabung reaksi menjadi 10 mL. Tabel 3.1 Data Konsentrasi Ekstrak pada Tabung Reaksi Tabung reaksi I Tabung reaksi II Tabung reaksi III Tabung reaksi IV Tabung reaksi V 10 larva udang + 1 mL konsentrasi ekstrak 1000 ppm + 9 mL air laut 10 larva udang + 1 mL konsentrasi ekstrak 500 ppm + 9 mL air laut 10 larva udang + 1 mL konsentrasi ekstrak 200 ppm + 9 mL air laut 10 larva udang + 1 mL konsentrasi ekstrak 100 ppm + 9 mL air laut 10 larva udang + 1 mL konsentrasi ekstrak 50 ppm + 9 mL air laut Masing-masing tabung reaksi ditutup atasnya dengan alumunium foil yang sedikit dilubangi untuk aliran udara. Dilakukan 3 kali pengulangan triplo pada setiap konsentrasi. Dilakukan pengadukan agar 32 larutan menjadi homogen. Menyiapkan kontrol negatif, yaitu tabung reaksi yang berisi air laut dan 10 larva udang tanpa penambahan larutan ekstrak. Setelah itu, larutan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva yang masih hidup pada masing-masing tabung reaksi. Kriteria standar untuk mengukur kematian larva udang yaitu apabila larva udang tidak menunjukkan pergerakan selama beberapa detik pengamatan. Perhitungan larva secara manual yaitu dengan mengamati larva di dalam tabung reaksi dengan bantuan lup, kemudian diamati dalam kaca arloji dengan bantuan cahaya. Jumlah larva yang mati dihitung dengan mengurangkan jumlah total larva pada tiap konsentrasi dengan jumlah larva yang masih hidup. 33,39

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 1 gram telur Artemia salina Leach Penetasan telur Artemia salina Leach Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam Larva Artemia salina Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama dan telah bersifat homogen Pengambilan larva secara random kontrol - : 10 larva+10 mL air laut tabung reaksi I : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 1000 ppm+9 mL air laut tabung reaksi II : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 500 ppm+9 mL air laut tabung reaksi III : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 200 ppm+9 mL air laut tabung reaksi IV : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 100 ppm+9 mL air laut tabung reaksi V : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 50 ppm+9 mL air laut volume akhir pada masing-masing tabung reaksi adalah 10 mL dilakukan replikasi 3 kali pada tiap konsentrasi 24 jam setelah pemberian ekstrak, dilakukan perhitungan jumlah larva yang masih hidup diketahui jumlah larva yang mati menghitung persentase kematian larva pada tiap konsentrasi menentukan nilai LC 50 dengan metode probit 33

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Plantago lanceolata L. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

0 0 14

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 1 70