Definisi Toksikologi Landasan Teori

terdapat aktivitas antioksidan, sedangkan ekstrak n-heksan dan etil asetat tidak memiliki aktivitas antioksidan. 2

2.1.5 Definisi Toksikologi

Definisi toksin atau racun adalah zat yang jika masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang cukup dan bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian atau kerusakan berat pada orang yang sehat. 18 Efek toksik atau keracunan dapat berakibat fatal dan mengancam kehidupan. Adanya interaksi dari zat kimia yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksik. Jumlah zat kimia atau metabolitnya di sel sasaran akan berpengaruh dalam menentukan efek toksik. 19 Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering berinteraksi dengan zat kimia disekitarnya. Zat kimia tersebut ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif. Apabila terjadi interaksi dari zat kimia atau metabolitnya yang berlebihan, maka dapat menimbulkan efek toksik. Pada beberapa spesies atau individu yang homogen, adanya peningkatan dosis zat toksik yang diberikan maka akan sebanding dengan peningkatan respon toksik. 20 Toksikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi. Definisi ketoksikan atau toksisitas adalah kapasitas suatu zat kimiaberacun xenobiotics untuk dapat menimbulkan efek toksik tertentu pada makhluk hidup. 19 Lamanya paparan zat toksik berhubungan erat dengan efek toksik yang ditimbulkan. Taraf toksisitas dipengaruhi berbagai faktor antara lain : 20 a Spesies uji b Cara racun masuk ke dalam tubuh c Frekuensi dan lamanya paparan d Konsentrasi zat pemapar e Bentuk, sifat kimiafisika zat pencemar f Kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar Kehidupan manusia sangat bergantung dengan keadaan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, salah satu manfaat penentuan LC Lethal Concentration yaitu agar dapat menentukan konsentrasi zat yang boleh atau aman ada di lingkungan. 20 11 Umumnya, penelitian toksikologi dibagi menjadi tiga kategori : a Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. Takaran konsentrasi yang dianjurkan yaitu dari konsentrasi terendah yang tidak atau hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan konsentrasi tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji. 21 b Uji toksisitas jangka pendek, dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji secara berulang-ulang. Umumnya setiap hari atau lima kali seminggu selama jangka waktu sekitar 10 dari masa hidup hewan uji. 21 Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh paparan suatu zat yang berulang-ulang dengan dosis yang tidak mematikan atau dosis yang kemungkinan akan diberikan pada manusia. 19 Uji ini terbagi menjadi dua macam :  Uji toksisitas subakut adalah uji untuk menentukan besarnya dosis pada penelitian toksisitas subkronik, menentukan dosis atau kadar tanpa efek, dan lama uji 14 hari. 19  Uji toksisitas subkronik adalah uji yang menggunakan minimal 3 dosis uji dan 1 kontrol, menggunakan 2 spesies hewan uji, dan lama uji 90 hari. 19 c Uji toksisitas jangka panjang kronik, dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji secara berulang-ulang selama masa hidup hewan uji atau sebagian besar masa hidupnya. 21 Wujud efek toksik yaitu adanya perubahan atau gangguan biokimiawi, fungsional atau struktural suatu sel. Dapat pula kerusakan sel akibat gabungan dua atau ketiga gangguan di atas. Terdapat dua jenis efek toksik : 19 a Ciri efek toksik reversible terbalikan :  Reseptor dapat kembali seperti keadaan semula ketika jumlah zat toksik dalam tempat kerjanya atau reseptornya telah habis.  Efek toksik yang ditimbulkan akan cepat hilang atau kembali normal.  Taraf toksisitas tergantung dari dosis, kecepatan absorpsi, distribusi, dan eliminasi zat toksik. b Ciri efek toksik irreversible tidak terbalikan :  Kerusakan yang ditimbulkan bersifat permanen. 12  Dapat terjadi akumulasi efek toksik apabila ada paparan berikutnya yang menimbulkan kerusakan dengan sifat sama.  menimbulkan zat racun yang sangat sukar dieliminasi.  paparan dengan takaran sangat kecil dalam jangka panjang akan menimbulkan efek toksik yang sama efektifnya dengan efek pada paparan dosis besar jangka pendek.

2.1.6 Uji Toksisitas Akut

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Plantago lanceolata L. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

0 0 14

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 1 70