Koefisien Determinasi Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t

91 bahwa pada model regresi ini terjadi gejala heteroskedastisitas karena Sig. variable Kepemimpinan terdapat absolute residual sebesar 0,002 0,05.

E. Analisi Regresi Berganda

1. Koefisien Determinasi

Ghozali 2011: 97 menyatakan bahwa koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Jika nilai R2 mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya,jika R2 mendekati 0 nol maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen. Penggunaan R 2 memiliki kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan R 2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya Suliyanto, 59. Maka beberapa peneliti menyarankan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 karna nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. 92 Tabel 4.43 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .333 a .111 .070 2.953 a. Predictors: Constant, KK, KP, PK sumber : Data diolah SPSS Dari tabel 4.43 diatas dapat diketahui Adjusted R 2 sebesar 0.070 , hal ini berarti 7. Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel dependen yaitu kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yang terdiri dari Kepemimpinan, Pengembangan Karier, dan Kepuasan Kerja dengan nilai sebesar 7 sedangkan sisanya 0,93 atau 93 dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

2. Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011: 98. Tabel 4.44 Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 23.674 5.204 4.549 .000 KP .014 .112 .015 .129 .898 PK .290 .105 .335 2.772 .007 KK -.026 .101 -.031 -.260 .796 a. Dependent Variable: K Sumber: data primer yang diolah 93 Dari tiga variabel independen yang dimasukan kedalam model regresi variable kepemimpinan dan kepuasan kerja tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikan untuk kepemimpinan sebesar 0,898 dan kepuasan kerja sebesar 0,796 dan keduanya jauh di atas 0,05. Sedangkan untuk variabel kepemimpinan signifikan pada 0,007. Dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja dipengaruhi oleh pengembangan karier dengan persamaan matematis : Y = 23,674 + 0,014 X 1 + 0,290 X 2 - 0,026 X 3 Keterangan: Y : Kinerja Pegawai 23,674 : Konstanta 0,014 0,290 -0,026: Koefisien X 1 : Kepemimpinan X 2 : Pengembangan Karier X 3 : Kepuasan Kerja Melihat output SPSS hasil coefficients pada uji-t diatas dan membandingkan t hitung dengan t tabel sebesar 1,668 yang diperoleh dari tabel t dengan df= n-k 69-4 yaitu 65 dan alpha 0,05. Berikut pembahasan uji parsial antara kepemimpinan, pengembangan karier dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta : 94 a. Kepemimpinan X 1 Terhadap Kinerja Y Hasil uji t untuk kepemimpinan X 1 terhadap kinerja Y menunjukkan nilai sig 0.898 dan t hitung menunjukkan nilai 0,129 artinya nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 0,898 0,05 dan t hitung lebih kecil dari t tabel 0,129 ˂ 1,668, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah H 01 diterima dan H 1 ditolak. Ini berarti kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta. Dalam penelitian ini berbeda dengan hasil peneltian sebelumnya yang dilakukan M. Wahyudi dan Djumino, Biatna Dulbert Tampubolon 2007, Rosari 2005 menyatakan kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai dikarenakan pimpinan kurang bisa memahami bawahannya dengan pandangan- pandangan yang disampaikan oleh bawahan, pimpinan dalam menyelesaikan masalah tidak melibatkan bawahannya dan bagaimana mengambil solusi terbaik dengan cara-cara yang baru dan kurangnya sumber daya manusia pegawai yang ahli di masing-masing bidang penempatannya. Kondisi demikian yang dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan bawahan terhadap kemauan pimpinan yang mengakibatkan dalam penelitian ini kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai b. Pengembangan Karier X 2 Terhadap Kinerja Y. Hasil uji t untuk pengembangan karier X 2 terhadap kinerja Y menunjukkan nilai sig 0,007 dan t hitung menunjukkan nilai 2,772 artinya nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 0,007 0,05 dan t hitung lebih besar 95 dari t tabel 2,772 1,668, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah H 02 ditolak dan H 2 diterima. Ini berarti pengembangan karier berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, menurut penelitian M. Harlie 2010 Pengembangan Karier berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai. c Kepuasan Kerja X 3 Terhadap Kinerja Y Hasil uji t untuk kepuasan kerja X 3 terhadap kinerja Y menunjukkan nilai sig 0,796 dan t hitung menunjukkan nilai -0,260 artinya nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 0,796 0,05 dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel -0,260 1,668, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah H 03 diterima dan H 3 ditolak. Ini berarti kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta. Dalam penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Djumadi 2006 menyatakan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai dikarenakan mayoritas pegawai badan penghubung provinsi riau di Jakarta berstatus PNS, pegawai beranggapan, bahwa tidak semua pegawai mendapatkan kesempatan atau diberi kesempatan yang sama, kebijakan badan yang tidak diterapkan dalam praktiknya, tidak semua pegawai yang memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan. Kondisi yang demikian yang membuat kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta. 96

3. Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya kepemimpinan, Fasilitas Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

20 191 135

Pengaruh self efficacy dan aspek-aspek demografi terhadap motivasi kerja pegawai badan penghubung provinsi Riau

1 7 125

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating ( Studi Kasus Pada Dinas Kehutanan Kabupat

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating ( Studi Kasus Pada Din

0 1 14

ANALISIS PENGARUH DISIPLIN, MOTIVASI, PENGEMBANGAN KARIER DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Disiplin, Motivasi, Pengembangan Karier Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan RSU Di Banjarnegara.

0 1 14

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

0 0 60

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI Arum Sari

0 0 6

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI JAWA BARAT

0 0 11

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI BADAN PERTANAHAN NASIONAL SE- PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

0 0 30

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 4 116