dewasa mengekspresikan berbagai bentuk perilaku agresif terhadap sebuah boneka Yosep, 2007
Budaya dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif
mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekpresikan marah dengan
cara yang asertif.
3 Situasional
Alkohol, kondisi cuaca, dan pergantian musim dapat menimbulkan perilaku agresif. Kebanyakan hasil penelitian
yang terkait dengan konsumsi alcohol menunjukkan kenaikan agresivitas Hull dan Bond, dalam Sarwono, 2011. Selain itu,
penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa ketidaknyamanan akibat panas menyebabkan kerusuhan
dan bentuk-bentuk agresi lainnya Harries K, 1983 dalam Sarwono, 2011.
C. Konsep Koping
1. Definisi Koping
Saat individu mengalami stres diperlukan suatu tindakan untuk menyelesaikannya agar tidak timbul respon yang maladaptif, seperti
kemarahan yang berlebihan, perilaku agresif, depresi, bahkan bunuh diri. Usaha penyelesaian tersebut merupakan bagian dari koping. Menurut
Nasir 2011, koping merupakan suatu tindakan mengubah kognitif secara konstan dan usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal
atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Sedangkan menurut Stuart 2007, mekanisme koping
adalah tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego
yang digunakan untuk melindungi diri. Koping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi
tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun, koping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi
menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Maka, koping yang efektif untuk dilakukan adalah koping yang
membantu seseorang untuk menoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya Lazarus dan
Folkman, 1984 dalam Nasir, 2011.
2. Strategi Koping Stres
Menurut Lazarus dan Folkman 1984 dalam Nasir 2011, dalam melakukan koping, ada dua strategi yang bisa digunakan.
a. Koping yang berfokus pada masalah problem focused coping
Problem focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan
sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan.
1 Confrontative coping: usaha untuk mengubah keadaan yang
dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko.
2 Seeking social support: usaha untuk mendapatkan kenyamanan
emosional dan bantuan informasi dari orang lain. 3
Planful problem solving: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan
analitis. b.
Emotion Focused Coping Emotion focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara
mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
dianggap penuh tekanan. 1
Self-control: usaha untuk mengatur perasaan ketiika menghadapi situasi yang menekan.
2 Distancing: usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan
3 Positive reappraisal: usaha mencari makna postif dari
permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri, biasanaya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religious.
4 Accepting responsibility: usaha untuk menyadari tanggung jawab
diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.
5 Escapeavoidance: usaha untuk mengatasi situasi menekan
dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain.
3. Hasil Koping Coping Outcome