Penelitian Terkait TINJAUAN PUSTAKA

skala Likert 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 = sering, 5 = selalu. Koefisien alpha untuk 12 subskala berkisar dari 0,50 sampai 0,75 McCubbin Thompson, 1991 dalam Rew, 2005. c. Adolescent Coping Scale ACS, dikembangkan oleh Frydenberg Lewis 1993, digunakan untuk remaja antara 12-18 tahun. Terdapat 2 versi, yaitu long form 80 item dan short form 19 item Rew, 2005.

D. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian terkait yang ditemukan menyangkut hubungan stres dan koping dengan perilaku agresif remaja di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Ridhwan 2006; Hubungan Antara Stres dan Perilaku Agresif Pada Remaja Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa-siswi kelas I dan II SMAN 16 Surabaya yang berjumlah 285 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling, Cluster adalah kelas-kelas I dan II yang ada, dan random dilakukan dengan sistem undian. Instrumen yang digunakan adalah skala pengukuran psikologi yang terdiri dari skala stres dan skala perilaku agresif. Analisa data menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan r = 0,141 ; p = 0,017 antara stres dan perilaku agresif pada remaja, dalam arti semakin tinggi stres, maka semakin tinggi perilaku agresif; sebaliknya, semakin rendah stres, maka semakin rendah pula perilaku agresif. Sedangkan sumbangan efektif penelitian sebesar 2, berarti ada 98 faktor lain yang menyebabkan perilaku agresif. 2. Yusnelly 2006; Hubungan Antara Stres dengan Agresivitas pada Remaja Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres dengan agresivitas pada remaja. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil UMM angkatan 2002. Data diperoleh dengan menyebarkan skala stres dan skala agresivitas. Uji validitas kedua skala menggunakan product moment dari Karl Pearson dan uji reliabilitas menggunakan teknik alpha, sedangkan analisa data yang digunakan Product Moment. Hasil analisa data dalam penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara stres dengan agresivitas pada remaja r = 0,717 dan p = 0,001 serta koefisien korelasi variabel stres dengan agresivitas r 2 – 0,514. 3. Anggaraningtyas , et al 2013; Hubungan antara Koping Stres dan Persepsi Pola Asuh Otoriter dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Remaja yang dimoderasi oleh Konformitas Teman Sebaya pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping stres dan persepsi pola asuh otoriter dengan kecenderungan perilaku agresi pada remaja yang dimoderasi oleh konformitas teman sebaya pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan empat skala, yaitu skala kecenderungan perilaku agresi, skala koping stres, skala persepsi pola asuh otoriter dan skala konformitas teman sebaya. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F = 9,108, p 0,05, dan nilai R = 0,395. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara koping stres dan persepsi pola asuh otoriter dengan kecenderungan perilaku agresi pada remaja yang dimoderasi oleh konformitas teman sebaya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai F sesudah dimoderasi lebih besar dari nilai F sebelum dimoderasi 9,108 8,411. Ini berarti bahwa konformitas teman sebaya sebagai variabel moderasi memperkuat hubungan koping stres dan persepsi pola asuh otoriter dengan kecenderungan perilaku agresi. Kontribusi koping stress, persepsi pola asuh otoriter terhadap kecendrungan perilaku agresi sebesar 15,6. 4. Siddiqah 2010; Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah Anger Management Studi ini menguji efektifitas program manajemen amarah untuk mereduksi risiko agresi remaja. Melalui pendekatan cognitive- behavioural, program dirancang untuk mengolah aspek kognitif, afektif, dan perilaku bersamaan untuk mengatur amarah dan menghadapi situasi provokatif tanpa agresi. 40 partisipan dalam grup eksperimen mengikuti 8 sesi program manajemen amarah dalam 4 minggu, dan 14 partisipan dalam grup kontrol tidak mendapatkan tindakan apapun. Pengukuran agresi dilaksanakan sebelum program dimulai dan seminggu setelah program berakhir. Dengan Anova Mixed Design, hasil menunjukkan bahwa program manajemen amarah memiliki efek signifikan dalam perubahan agresi partisipan [F1, 22=6.300, p0.05, ŋ 2 =0.06]. Perubahan agresi pada grup eksperimen membuktikan bahwa program manajemen amarah memiliki arti dan berguna dalam mereduksi agresi pada remaja. Di sisi lain, agresi lebih tinggi pada post-test grup kontrol membuktikan bahwa agresi akan meningkat jika tidak ada perlakuan untuk remaja dengan agresi tingkat tinggi. Studi selanjutnya dengan sampel yang lebih banyak akan mampu mendeteksi kontribusi signifikan program manajemen amarah untuk mereduksi perilaku agresif pada remaja.

E. Kerangka Teori