Faktor Eksternal Penyebab Perilaku Agresif

b. Faktor Eksternal

1 Provokasi Provokasi adalah perkataan atau tindakan yang dianggap menghina atau mengancam keselamatan individu yang melakukan agresi. Provokasi dianggap sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agresif. Selain itu, berdasarkan penelitian Green 1968, jika seseorang mendapat provokasi penghinaan terhadap harga dirinya maka ia akan cenderung bersikap agresif kepada provokator Luthfi, 2009. 2 Sosial Budaya Social-Learning Theory; teori yang dikembangkan oleh Bandura 1977 mengemukakan bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresif dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Pembelajaran ini bisa internal atau eksternal. Contoh internal: seorang anak yang marah karena tidak boleh beli es kemudian ibunya memberinya es agar si anak berhenti marah. Anak tersebut akan belajar bahwa bila ia marah maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Contoh ekternal: seorang anak menunjukkan perilaku agresif setelah melihat seorang dewasa mengekspresikan berbagai bentuk perilaku agresif terhadap sebuah boneka Yosep, 2007 Budaya dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekpresikan marah dengan cara yang asertif. 3 Situasional Alkohol, kondisi cuaca, dan pergantian musim dapat menimbulkan perilaku agresif. Kebanyakan hasil penelitian yang terkait dengan konsumsi alcohol menunjukkan kenaikan agresivitas Hull dan Bond, dalam Sarwono, 2011. Selain itu, penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa ketidaknyamanan akibat panas menyebabkan kerusuhan dan bentuk-bentuk agresi lainnya Harries K, 1983 dalam Sarwono, 2011.

C. Konsep Koping