Secara umum semangat kerja responden yang berada pada kecenderungan tinggi sebanyak 80 orang 100, sedangkan tidak ada satupun responden
yang berada pada kecenderungan rendah 0. Dari data tersebut terlihat bahwa frekuensi mayoritas responden ditemui pada kategori tinggi.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan bantuan program komputer yakni SPSS versi 17.0. Adapun hasil uji hipotesis diperoleh nilai
koefisien korelasi antara persepsi terhadap penilaian kinerja dengan semangat kerja sebesar 0,572. Korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Koefisien Korelasi Pearson
Correlations
Pearson Correlation 1
.572 Sig. 2-tailed
.000 persepsi terhadap penilaian
kinerja N
80 80
Pearson Correlation .572
1 Sig. 2-tailed
.000 semangat kerja
N 80
80 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Tabel 4.11 menunjukkan skor korelasi 0,572, taraf signifikansi pada level 0,01 2-tailed dengan menggunakan perhitungan Product Moment Pearson
yaitu 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara persepsi terhadap penilaian kinerja dengan semangat kerja yang berarti bahwa meningkatnya skor persepsi terhadap
penilaian kinerja akan diikuti dengan peningkatan skor semangat kerja, demikian pula sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa karyawan yang memiliki
persepsi positif terhadap penilaian kinerja akan diikuti oleh tingkat semangat kerja karyawan yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian
hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara persepsi terhadap penilaian kinerja dengan semangat kerja ditolak. Artinya semangat kerja dapat dipengaruhi oleh
persepsi terhadap penilaian kinerja sebesar 0,572.
4.4 Analisis Regresi Variabel X terhadap variabel Y
Setelah dihitung nilai korelasi antara semangat kerja dan persepsi terhadap penilaian kinerja, kemudian dilakukan penghitungan nilai R Square
untuk melihat seberapa besar sumbangsih variabel X terhadap variabel Y. hasil penghitungannya ditampilkan pada tabel 4.12 Model Summary:
Tabel 4.12 Model Summary
Model R R
Square 1 .572
.327 a.
Predictors: Constant, persepsi terhadap penilaian kinerja b.
Dependent Variable: semangat kerja
Hasil perhitungan nilai R Square variabel independen dihasilkan nilai R square sebesar 0,327. Hal ini bermakna bahwa variabel persepsi terhadap
penilaian kinerja memberikan sumbangan perubahan sebesar 32,7 terhadap variabel semangat kerja. Dengan demikian terdapat variabel 67,3 variabel
lain selain persepsi terhadap penilaian kinerja yang dapat memberikan sumbangan perubahan terhadap semangat kerja.
BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan diskusi, kesimpulan, dan saran dari penelitian.
5.1 Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap penilaian kinerja dengan semangat kerja
karyawan. Artinya, individu yang memiliki persepsi positif terhadap penilaian kinerja akan memiliki kecenderungan semangat kerja yang tinggi. Hasil
penelitian ini memperkuat hasil penelitian Nidia Liesdiarini 2009 yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel
tersebut. Menurutnya, tingkat semangat kerja diawali dengan persepsi karyawan terhadap penilaian kinerja yang berlaku di perusahaan tempat ia
bekerja mengenai sejauh mana harapan-harapan pribadinya akan tercapai bila karyawan menunjukkan suatu performa tertentu.
Hasil perhitungan nilai R Square variabel independen dihasilkan nilai R Square sebesar 0,327. Hal ini bermakna bahwa variabel persepsi terhadap
penilaian kinerja memberikan sumbangan perubahan sebesar 32,7 terhadap variabel semangat kerja. Dengan demikian terdapat variabel 67,3 variabel
lain selain persepsi terhadap penilaian kinerja yang dapat memberikan sumbangan perubahan terhadap semangat kerja. faktor-faktor yang tidak