Proses Persepsi dan Faktor yang Mempengaruhinya

terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, tiap orang akan memberi arti pada stimulus dengan cara yang berbeda meskipun obyeknya sama. Abdurrahman 1999 mengatakan bahwa hal terpenting untuk memahami persepsi adalah mengakui adanya interpretasi individual yang unik terhadap situasi, dan bukan rekaman nyata suatu situasi. Oleh karena itu, bisa terjadi stimulus yang sama akan diartikan secara berbeda-beda oleh individu yang berbeda. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses kognitif pemberian arti yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan dan memahami lingkungan. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya.

2.2.2 Proses Persepsi dan Faktor yang Mempengaruhinya

Untuk memahami persepsi secara lebih baik, kita perlu mengetahui bagaimana proses persepsi itu berlangsung dalam diri manusia. Gambar 2.1 menjelaskan terjadinya proses persepsi tersebut. Gambar tersebut menunjukkan tiga tahap kejadian, yaitu: Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi Sumber: Gibson, et.al., Organization: Behavior, Structure, Process. Tenth edition. McGraw-Hill: New York. 1. Kenyataan dalam Organisasi atau Pekerjaan sebagai stimulus, misalnya sistem imbalan, gaya kepemimpinan, beban pekerjaan, penilaian kinerja, dan sebagainya. Semua stimulus ini berkaitan dengan manusia sebagai objeknya. 2. Pengolahan Persepsi, stimuli tersebut diolah didalam proses kognitif internal yang tidak bisa diamati, kemudian diorganisasikan dan ditafsirkan dengan perangkat-perangkat yang ada. Terdapat tiga bagian dalam pengolahan ini, yaitu: a Pengamatan Stimulus; tahap ini disebut juga sensasi, yang melibatkan panca indrawi sebagai pintu-pintu masuk stimuli ke dalam proses kognisi individu. Jadi, sensasi merupakan bagian dari persepsi. b Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap stimuli yang diterimanya. c Bagian terakhir dari tahap pengolahan ini adalah evaluasi dan penafsiran kenyataan. Dalam hal ini kenyataan-kenyataan sebagai stimuli tadi sudah diolah dalam suatu mekanisme kognitif yang rumit dan tidak bisa diamati. 3. Hasil proses persepsi adalah perilaku tanggapan dan sikap yang terbentuk. Dua bentuk hasil tersebut bisa keduanya bersifat positif, atau negatif, atau bisa salah satunya negatif atau positif. Selanjutnya, dua bentuk hasil persepsi tadi akan memberikan umpan balik terhadap stimuli, pengamatan stimuli dan faktor-faktor yang berpengaruh sehingga mungkin terjadi perubahan yang bersifat korektif atau mengukuhkan persepsi awal. Sebagaimana telah disebutkan bahwa proses persepsi akan menghasilkan interpretasi individual yang unik terhadap stimulus tertentu. Terdapat kemungkinan setiap individu berbeda atau sama persepsinya terhadap suatu hal yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya sejumlah faktor yang berperan dalam membentuk persepsi individu tersebut. Faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi menurut Robbins Judge 2009, diantaranya adalah karakteristik pribadi dari pelaku persepsi yaitu: 1. Sikap, merupakan suatu bentuk evaluasi individu terhadap berbagai aspek yang meliputi objek, orang atau kegiatan serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. 2. Motif, merupakan suatu kebutuhan yang bila tidak dipuaskan akan menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap persepsi individu. 3. Minat, adalah suatu kecenderungan atau keinginan individu yang dapat mempengaruhi fokus perhatian individu sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antara satu individu dengan individu lain. 4. Pengalaman masa lalu, adalah suatu kejadian di masa lalu yang dapat mengarahkan individu pada hal-hal tertentu sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda. 5. Harapan, adalah suatu keinginan untuk menjadikan sesuatu menjadi kenyataan. Harapan dapat mempengaruhi persepsi dalam hal individu akan melihat pada apa yang mereka harapkan untuk mereka lihat. Faktor kedua adalah faktor situasi unsur dalam lingkungan sekitar yang merupakan suatu faktor yang berkaitan dengan konteks dimana individu melihat obyek ataupun peristiwa. Faktor ini meliputi: 1. Waktu, yaitu suatu rangkaian saat ketika suatu keadaan berlangsung. 2. Keadaantempat kerja, yang merupakan suatu kondisi ataupun keadaan di ruang tempat individu melakukan sesuatu. 3. Keadaan sosial, yang merupakan lingkungan sosial individu. yang mana semua faktor tersebut dapat menimbulkan perbedaan persepsi terhadap individu. Dalam hal ini, faktor dominan yang dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap Penilaian Kinerja adalah pengalaman masa lalu dan harapan. Dengan alasan pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman karyawan mengenai hasil Penilaian Kinerja yang baik, akan cenderung mempersepsikan Penilaian Kinerja memiliki manfaat secara positif bagi dirinya. Begitu pula sebaliknya, karyawan yang memiliki pengalaman buruk mengenai hasil Penilaian Kinerjanya akan cenderung mempersepsikan Penilaian Kinerja sebagai formalitas belaka tanpa manfaat yang berarti. Perilaku yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan organisasi, timbul karena mengharapkan adanya kepuasan yang dapat dinikmati.

2.3 Penilaian Kinerja Performance Appraisal