Pendekatan dan Jenis Penelitian Pengumpulan Data .1 Teknik Instrumen Pengumpulan Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana suatu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metoda statistika Azwar, 2005. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial dalam rangka pengujian hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Desain penelitian yang digunakan adalah non-eksperimen dengan jenis penelitian korelasional, korelasi adalah hubungan statistik berdasarkan ukuran kuantitatif menyangkut dua parameter atau lebih Basuki, 2006. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi Suryabrata, 2006. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi merupakan seluruh subjek penelitian. Populasi menurut Gay seperti dikutip dalam Sevilla, 1993 adalah kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan pelaksana yang telah mendapatkan penilaian kinerja di PT. Para Finance yang berjumlah 170 orang.

3.2.2 Sampel Teknik Pengambilan Sampel Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian pada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil representasi dari suatu populasi. Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati Sevilla, 1993. Menurut Kerlinger 2000, sebaiknya penelitian menggunakan sampel sebesar mungkin. Jika sampel kecil kemungkinan terpilihnya sampel yang menyimpang akan lebih besar dibanding jika menggunakan sampel yang besar. Gay seperti dikutip dalam Sevilla, 1993 menawarkan ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan penelitian korelasi adalah 30 Subjek. Semakin besar jumlah sampel maka kemungkinan terpilihnya sampel menyimpang akan lebih kecil. Selain itu, bila jumlah sampel cukup besar, maka distribusi frekuensi akan lebih mendekati normal. Pada penelitian ini jumlah sampel yang dilibatkan 80 orang karyawan pada PT. Para Finance. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah proses yang meliputi pengambilan satu bagian dari populasi, melakukan pengamatan atas kelompok sampel, kemudian menggeneralisasikan penemuan-penemuan pada populasi Sevilla, 1993. Guilford Frucher 1978 menyatakan bahwa teknik pengambilan sampel terbagi dalam 2 kategori, yaitu: 1. Probability Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan tahap- tahap random sampling. Random sampling adalah mengambil satu bagian populasi dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. 2. Non-Probability Sampling. Teknik ini tidak menggunakan cara random sampling untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah probability sampling, yaitu random sampling. Teknik random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Oleh karena semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama sebagai sampel, maka strategi ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik Sevilla, 1993. Karakteristik responden yang menjadi kriteria sampel penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Para Finance minimal satu tahun. Asumsi yang mendasari pemilihan sampel ini adalah bahwa karyawan tersebut telah mendapatkan Penilaian Kinerja di perusahaan Para Finance. Dengan demikian, maka diharapkan dengan memasukkan kriteria ini, individu tersebut dapat memberikan data yang lebih aktual sehubungan dengan tema penelitian. 3.3 Variabel penelitian 3.3.1 Identifikasi Variabel Kerlinger 2000, mendefinisikan variabel adalah suatu sifat yang memiliki bermacam nilai. Ia menyebutnya sebagai konstruk atau sifat properties yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel terikat DV, dan variabel bebas IV. Sevilla 1993 mendefinisikan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau hasil dari penelitian, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau mengakibatkan hasil. Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah: Variabel terikat dependent variable : Semangat kerja Variabel bebas independent variable : Persepsi terhadap penilaian kinerja

3.3.2 Definisi Konseptual Variabel

a Definisi konseptual semangat kerja: Anoraga Suyati 1995 mendefinisikan semangat kerja adalah sikap kejiwaan dan perasaan individu-individu maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya yang sikap kejiwaannya dan peranan individu tercermin dengan adanya minat, gairah, dan bekerja lebih giat terhadap pekerjaan yang dilakukan. b Definisi konseptual persepsi terhadap penilaian kinerja: Persepsi terhadap penilaian kinerja adalah bagaimana individu dalam organisasi memberi penilaian mengenai hasil penilaian kinerja berdasarkan apa yang dipersepsikan oleh penilai sebagai karakteristik positif atau negatif sesuai dengan harapan masing-masing individu.

3.3.3 Definisi Operasional

Variabel a Definisi operasional semangat kerja: Semangat kerja adalah kondisi yang mencerminkan kegairahan, keteguhan hati dan rasa persatuan dengan kelompok yang akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih cepat dan lebih baik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala semangat kerja yang berbentuk skala Likert yang disusun berdasarkan faktor-faktor untuk mengukur semangat kerja menurut Anoraga dan Suyati 1995 yang meliputi kerjasama, disiplin kerja, dan kegairahan kerja. b Definisi operasional persepsi terhadap penilaian kinerja: Persepsi terhadap penilaian kinerja adalah bagaimana individu dalam organisasi memberi penilaian mengenai hasil Penilaian Kinerja dengan mengikuti model teori harapan dari Vroom 1964 dimana pada teori ini Vroom mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih alternatif dari setiap tindakan ditunjang oleh adanya tiga aspek yaitu: expectancy, instrumentality, dan valence yang akan dituangkan dalam persepsi terhadap Penilaian Kinerja berdasarkan manfaat dari Penilaian Kinerja bagi karyawan. Hal ini bisa dilihat dari teori Penilaian Kinerja dari Schultz Schultz 2006. 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pengumpulan data primer yaitu skala. Skala berisi pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden. Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas karakteristik skala sebagai alat ukur yang dikemukakan oleh Azwar 2008, yaitu: a. Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. b. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator yang diterjemahkan dalam bentuk item-item. c. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh. Penelitian ini menggunakan skala berbentuk kuesioner sebagai alat pengumpul data yang disampaikan kepada responden penelitian melalui pernyataan tertulis. Dalam penelitian korelasional, alat ukur yang digunakan biasanya menggunakan skala dalam bentuk kuesioner dimana responden dapat mengidentifikasikan perasaan, sikap, atau opini secara self report. penggunaan skala berbentuk kuesioner sebagai alat pengumpul data memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut Kerlinger, 2000: 1. Dapat mengumpulkan banyak info dalam populasi yang besar. 2. Terdapat banyak pernyataan yang berasal dari dimensi-dimensi yang jelas dengan skor yang sama. 3. Mampu menggambarkan suatu komunitas yang akurat. 4. Jumlah dan kualitas data yang didapat lebih bagus. 5. Peneliti tidak akan pernah tahu apakah subjek penelitian menjawab sesuai dengan keadaan dirinya atau tidak. 6. Adanya kemungkinan pernyataan bersifat socially desirable dan socially undesirable sehingga responden cenderung memberi jawaban yang mengiyakan atau mengingkari pernyataan. 7. Ketika memberi jawaban, metode ini mengeluarkan seseorang dari konteks sosialnya, sehingga mungkin saja ia menjawab tidak dengan apa yang ada pada dirinya, tetapi apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kelemahan Skala berbentuk kuesioner: 1. Memberikan jaminan anonimitas bagi responden. 2. Meminta responden untuk menjawab sesuai dengan keadaan dirinya sehari-hari, dan menekankan pentingnya menjawab dengan jujur. Skala yang digunakan adalah skala semangat kerja dan skala persepsi terhadap penilaian kinerja dengan menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan tiga alasan. Pertama, kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum mempunyai jawaban atau keputusan, bisa juga diartikan netral yaitu setuju pun tidak, tidak setuju pun tidak, atau ragu-ragu. Kategori jawaban arti ganda multi interpretable ini tentu tidak diharapkan dalam suatu instrumen. Kedua, tersedianya yang di tengah ini menimbulkan kecenderungan jawaban, ke tengah central tendency effect terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawaban, ke arah setuju ataukah tidak setuju. Ketiga, maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden Hadi, 1993. Skala Semangat Kerja Skala semangat kerja disusun berdasarkan faktor-faktor untuk mengukur semangat kerja menurut Anoraga dan Suyati 1995. Skala semangat kerja dengan faktor-faktor sebagaimana dikemukakan oleh Anoraga dan Suyati digunakan dalam menyusun kuesioner dan berdasarkan pertimbangan bahwa faktor-faktor tersebut terperinci dan spesifik untuk mengukur semangat kerja karyawan. Faktor- faktor tersebut antara lain: disiplin, kerjasama dan kegairahan kerja. Faktor-faktor yang ada ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi item-item atau pernyataan. Distribusi item pada skala semangat kerja ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Sebaran Item Skala Semangat Kerja yang Digunakan untuk Tryout Nomor Item Indikator Favourable Unfavourable Jumlah 1. Kerjasama Kerja 1, 4, 9, 14, 19 11, 18, 23, 25, 29 10 2. Disiplin kerja 2, 6, 7, 10, 17 3, 12, 16, 21, 22 10 3. Kegairahan Kerja 8, 13, 15, 24, 28 5, 20, 26, 27, 30 10 Jumlah 15 15 30 Ket = valid Sistem Penilaian Skala Semangat Kerja Skala ini memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Pernyataan terdiri atas pernyataan yang favourable dan unfavourable. Untuk pemberian nilai pada item favourable dengan pilihan jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 4, jawaban Setuju S diberi skor 3, jawaban Tidak Setuju TS diberi skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1. Sedangkan untuk item unfavourable pemberian skor adalah kebalikan dari item favourable. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap menggambarkan dirinya dengan cara memberi tanda checklist √. Adapun penilaian dari skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Penilaian Pada Skala Semangat Kerja Pilihan Favourable Unfavourable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Skala semangat kerja tersebut diujikan pada 40 responden dan dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 17.0, berdasarkan uji validitas diperoleh 20 item yang valid. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0.838 yang berarti sangat reliabel. Dengan demikian skor yang dihasilkan dapat dipercaya dan konsisten dari waktu ke waktu. Skala Persepsi terhadap Penilaian Kinerja Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert untuk mengetahui persepsi terhadap penilaian kinerja yang dipergunakan untuk mengukur bagaimana individu mempersepsi penilaian kinerja yang dijalaninya. Penyusunan alat ukur persepsi terhadap penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan mengikuti model teori harapan dari Vroom 1964 yang terdiri dari dimensi expectancy, instrumentality, dan valence berdasarkan faktor dominan yang dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap penilaian kinerja yakni harapan, yang akan dituangkan dalam persepsi terhadap penilaian kinerja berdasarkan manfaat dari penilaian kinerja bagi karyawan dari Schultz Schultz 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Persepsi terhadap Penilaian Kinerja Try Out Nomor Item Domain-domain PK Favourable Unfavourable Jumlah 1. Expectancy 1, 2, 3, 4, 5 16, 17, 24, 25, 30 10 2. Instrumentality 6, 7, 8, 9, 10 21, 26, 27, 28, 29 10 3. Valence 11, 12, 13, 14, 15 18, 19, 20, 22, 23 10 Jumlah 15 15 30 Ket = valid Sistem Penilaian Skala Persepsi terhadap Penilaian Kinerja Skala ini memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Pernyataan terdiri atas pernyataan yang favourable dan unfavourable. Untuk pemberian nilai pada item favourable dengan pilihan jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 4, jawaban Setuju S diberi skor 3, jawaban Tidak Setuju TS diberi skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1. Sedangkan untuk item unfavourable pemberian skor adalah kebalikan dari item favourable. Pemberian alternatif jawaban ini disesuaikan dengan persepsi individu terhadap penilaian kinerja yang berlaku di tempat kerja. Adapun penilaian dari skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut Tabel 3.4 Penilaian Pada Skala Persepsi terhadap Penilaian Kinerja Pilihan Favourable Unfavourable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Skala persepsi terhadap penilaian kinerja tersebut diujikan pada 40 responden dan dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 17.0, berdasarkan uji validitas diperoleh 22 item yang valid. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 di atas. Sedangkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0.870 yang berarti sangat reliabel. Dengan demikian skor yang dihasilkan dapat dipercaya dan konsisten dari waktu ke waktu. 3.5 Uji Instrumen 3.5.1 Uji Validitas