Konseptualisasi Berita 1. Pengertian Berita

ungkapan dan metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu yang dapat dipakai untuk memperkuat pesan utama.

C. Konseptualisasi Berita 1. Pengertian Berita

Setiap hari, setiap jam bahkan tiap menit kita dapat mendengar ataupun melihat cuplikan berita lewat media massa. Tidak hanya lewat TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, atau bahkan Internet. Berita bahkan menjadi primadona di pelosok bumi. Berita bersifat relatif. Dalam pengertian rinci, berita memiliki rentang hidup yang singkat. Tak ada yang lebih tua selain berita hari kemarin, sebuah ungkapan mengatakan begitu. Guna menjaga supaya produk tersebut tetap segar, kantor berita berusaha menyampaikan informasi kepada khalayak sesegera mungkin, dan media siaran sangat cocok dengan pemberitaan segera dari peristiwa berita atau isu berita. 63 Herbert juga berpendapat bahwa berita news merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views opini. Mencari bahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers media massa. 64 Begitu banyak definisi berita yang dapat diketahui dari berbagai literature, yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut pandang yang berbeda. 63 Herbert Strentz, Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas dan Menyesatkan Berita, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 46. 64 Ibid. h. 47. Beberapa tahun yang lalu, para ahli mendefinisikan berita dengan pandangan dari sudut surat kabar saja. Kini media elektronik yang juga menyiarkan berita harus diperhitungkan. Dan kenyataan menunjukkan bahwa penyiaran berita oleh stasiun radio dan televisi sangat berpengaruh terhadap jurnalistik surat kabar. Dengan kecepatan sampainya berita kepada khalayak. Akan tetapi, karena ketiga media massa itu surat kabar, radio, dan televisi masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka pada akhirnya terjadi upaya saling mengisi. Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita. Bahkan, “News is difficult to define, because it involves many variable factors,” kata Earl English dan Clrarence Hach. Berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup banyak faktor variabel. “Berita lebih mudah dikenali daripada diberi batasannya,” timpal Irving Resenthall dan Marton Yarmen. 65 Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan definisi batasan pengertian berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang dikandung sebuah berita. Nothclife misalnya, menekankan pengertian berita pada unsur “keanehan” atau ketidaklaziman, sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu curiosity. 66 Pakar lain seperti Dean M. Lyle Spencer, Willard C. Bleyer, William S. Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutip oleh Dja’far Assegaff, sama-sama menekankan unsur “menarik perhatian” dalam definisi berita yang mereka buat. 65 Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 3. 66 Ibid, h. 4. “Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca,” kata mereka. 67 Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih lengkap dan – untuk keperluan praktis – layak kita jadikan acuan. Ia mengatakan: “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”. 68 Dari pengertian tersebut, kita melihat ada empat unsur yang harus dipenuhi sebuah berita, sekaligus menjadi “karakteristik utama” sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa layak muat. Keempat unsur ini yang dikenal dengan nilai-nilai berita news values atau nilai-nilai jurnalistik.

1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung

makna harfiah berita news, yakni sesuatu yang baru new.

2. Nyata factuality, yakni informasi tentang sebuah fakta fact, bukan fiksi

atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata real event, pendapat opinion, dan pernyataan statement sumber berita. Dalam unsur ini terkandung pula pengertian, sebuah berita harus merupakan informasi tentang sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.

3. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya

peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, 67 Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 4. 68 Ibid. h. 5. atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada banyak orang, seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.

4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita

tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang bersifat menghibur lucu, mengandung keganjilan atau keanehan, atau berita human interest menyentuh emosi, menggugah perasaan. 69 Secara ringkas dan praktis dapat disimpulkan, berita adalah peristiwa yang memenuhi keempat unsur tersebut – karena tidak semua peristiwa layak untuk dilaporkan. Dalam bukunya, Herbert Strentz mengutip pemikiran Ben Bagdikian tentang sifat rasional dari sebuah berita. “Sebagian dari kita yang mengamati pemerintahan dari luar menganggap bahwa kebijakan adalah produk dari pembuatan keputusan rasional oleh sekelompok kecil orang, seperti halnya mereka yang mengamati surat kabar dari luar menganggap bahwa berita adalah produk pembuatan keputusan rasional oleh sekelompok kecil orang” 70 . Berita mengimplikasikan bahwa sesuatu itu baru dan berbeda. Berita bisa berupa: 71 • Suatu produk baru • Sebuah kontrak baru yang penting 69 Ibid. h. 5-6. 70 Herbert Strentz, Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas dan Menyesatkan Berita, h. 48. 71 Michael Bland, Alison Theaker, David Wragg, Seri Praktik PR Hubungan Media Yang Efektif, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001, Edisi Kedua, h. 64. • Penunjukkan senior • Hasil yang lebih baik • Investasi-investasi penting • Kampanye atau proyek penting • Kesimpulan penelitian • Akuisisi atau merger • Keberhasilan staf penting, mungkin pengumpulan dana untuk amal. Tidak semua memiliki bobot yang sama. Yang terpenting adalah daya tarik untuk pembaca. Kategori berita: Hard News berita keras, Soft News berita ringan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa akan menikmatinya seringan menyentuh balon gas 72 , Spot News, Developing News,dan Continuing News dan Pembagian nilai berita: Tabel 3 Nilai-nilai Berita 73 No Nilai Berita Keterangan 1. Prominance Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang dipandang penting. Kecelakaan yang menewaskan satu orang buat berita, tetapi kecelakaan yang menewaskan penumpang satu bus baru berita. 2. Human Interest Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan menguras emosi khalayak. 72 Drs. AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia; menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 150. 73 Ibid, h. 80. 3. Conflict Controversy Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasa-biasa saja. 4. Unusual Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa yang jarang terjadi. 5. Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan dibandingkan dengan peristiwa yang jauh. Baik dari fisik maupun emosional dengan khalayak.

2. Jenis Berita

Dalam dunia kursus bahasa asing, terutama kursus bahasa Inggris, kita mengenal jenjang kemampuan penguasaan materi. Orang yang termasuk pemula, harus masuk kelas dasar elementary, setelah itu naik ke kelas lanjutan intermediate. Setelah beberapa lama dan ia lulus tes, barulah dia diizinkan masuk kelas mahir advance. Peserta yang masuk kelas mahir, diasumsikan sudah mampu menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris yang masuk kategori sangat baik dan sangat memuaskan. Dalam dunia jurnalistik tidak jauh berbeda. Seorang wartawan pemula misalnya, tidak akan mampu menuliskan pelaporan investigasi. Jenis pelaporan seperti itu hanya bisa dikuasai dan dilakukan oleh wartawan senior tingkat advance. Kebanyakan jurnalis hanya menguasai tingkat elementary dan tingkat intermediate . Sedikit sekali yang menguasai tingkat advance. Dalam dunia jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi ke dalam tiga kelompok itu: elementary, intermediate, advance. Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung straight news, berita mendalam depth news report, dan berita menyeluruh comprehensive news report. Berita intermediate meliputi pelaporan berita interpretative interpretative news report dan pelaporan karangan-khas feature story report. Sedangkan untuk kelompok advance menunjuk pada pelaporan mendalam depth reporting, pelaporan penyelidikan investigative reporting, dan penulisan tajuk rencana editorial writing. Berikut ini penjelasan tentang straight news report, depth news report, interpretative report, investigative report, dan feature seperti di tulis Rivers. 74 Sedangkan penjelasan tentang comprehensive news, depth reporting berasal dari Sumadiria. 75 Yang terangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4 Jenis-jenis Berita No. JENIS BERITA PENGERTIAN 1 Straight News Laporan langsung mengenai peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta- fakta yang dapat dibuktikan. Di dalamnya terkandung unsur 5W+1H. 2 Depth News Report Berita mendalam. Reporter wartawan menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Fakta-fakta yang nyata masih tetap besar. 74 William L Rivers, Bryce Mcintyre, Alison Work, Editorial, Penyunting: Dedy Djamaluddin Malik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994, Cetakan Pertama, h. 6-7. 75 Drs. AS Haris Sumadiria, M.Si, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-2, h. 69-70. 3 Comprehensive News Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat jelas. 4 Interpretative Report Biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun demikian, fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini. Pendeknya, berita interpretative bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut. 5 Feature Story Penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu pengalaman pembaca reading experience yang lebih bergantung pada gaya style penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. 6 Depth Reporting Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu beberapa hari atau minggu, dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar. 7 Investigative Reporting Berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretative. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun, pada laporan ini, para wartawan melakukan penyelidikan dari berbagai sumber untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan, pelaksanaannya sering ilegal dan tidak etis. 8 Editorial Writing Pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.

3. Struktur Berita

Struktur berita, khususnya berita langsung straight news, pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik inverted pyramid, yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan fakta atau data yang dianggap paling penting, kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya. Bagian paling penting ini dituangkan ke dalam lead – bagian kepala atau alinea pertama berita. “sudah menjadi hukum jurnalistik,” kata Al Hester, “bagi sebagian besar berita yang akan ditulis dengan menampilkan lebih dulu fakta- fakta yang paling penting.” 76 Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan pembaca dalam hal efisiensi waktu karena langsung mengetahui berita paling penting. Karenanya, bentuk ini bisa lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, bentuk ini pun memudahkan kerja redaktur atau editor atau penyunting untuk melakukan pemotongan naskah cutting jika kolom atau ruang yang tersedia terbatas atau tidak cukup untuk memuat seluruh bagian berita. Struktur berita selengkapnya adalah sebagai berikut: 1. Judul head 76 Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 12. 2. Dateline, yakni tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun. Contoh: Jakarta, Kompas; Jakarta Republika, Senin, “PR”, 3. Teras berita Lead 4. Isi berita Body. Perhatikan gambar piramida terbalik berikut ini. 77 Paragraf Pertama Rangkuman berita: biasanya meliputi pertanyaan- Pertanyaan Siapa, apa, kapan, dimana Paragraf Kedua Deskripsi agak lengkap tentang Pertanyaan-pertanyaan di atas Paragraf Ketiga Uraian yang kurang Penting Paragraf Keempat Masih uraian yang Kurang penting Dst… Gambar 1. Struktur Piramida Terbalik. Keterangan gambar: Gaya piramida terbalik ini merupakan desain dasar yang banyak digunakan oleh wartawan, terutama dalam penulisan berita langsung straight news stories. Penempatan fakta-fakta yang dimulai dari fakta yang paling penting sampai fakta yang kurang dan bahkan tidak penting seperti pada gambar di atas, dapat memberikan peluang kepada pembaca untuk mengetahui pesan utama sesuatu berita dalam waktu yang lebih cepat. 77 Asep Saeful Muhtadi, M. A, Drs, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999,Cetakan Ke-2, h. 182. Fakta-fakta yang dianggap penting ditempatkan pada paragraf pertama yang biasa disebut lead. Sedangkan fakta-fakta lainnya ditempatkan pada paragraf-paragraf berikutnya sesuai dengan urutan tingkat kepentingannya mulai dari yang penting, kurang penting, sampai yang tidak penting. Pembaca yang tidak memiliki waktu lebih banyak tetapi merasa perlu mendapatkan informasi aktual tentang berbagai peristiwa yang terjadi, masih bisa memenuhi hasratnya dengan cara membaca setiap lead dari berita-berita yang tersedia. Sedangkan paragraf-paragraf berikutnya hanya akan terus dibaca oleh pembaca yang punya waktu panjang dan merasa perlu. Dan, tidak ada seorang pun yang dapat menduga-duga siapa yang akan membaca keseluruhan kolom, sebagiannya, atau bahkan tidak membacanya sama sekali. Dengan cara penulisan seperti itu, para pembaca tidak akan kehilangan informasi utamanya meskipun tidak sempat membaca isi keseluruhan berita; dan bagi penulisnya sendiri, juga tidak akan kehilangan informasi yang menurutnya paling penting ketika berita yang ditulisnya dipotong oleh redaktur karena dianggap terlalu panjang. Jadi, penulisan berita dengan gaya piramida terbalik ini merupakan teknik penulisan yang disesuaikan baik dengan sifat khalayak pembaca maupun dengan cara kerja reporter. Sedangkan anatomi berita secara keseluruhan meliputi judul berita atau biasa juga disebut headline, baris tanggal dateline atau hanya dengan menyebutkan tempat kejadian, teras berita lead, dan tubuh berita.

BAB III GAMBARAN UMUM MEDIA CETAK