4 Sugiono bin Sutardi
86 Mekah
Sistem Sirkulasi
Syara
3. Pelayanan Kesehatan Setelah Tiba Di Tanah Air Pasca Haji
Setelalah  jama’ah  haji  menunaikan  ibadah  haji,  maka  selama  14 hari setelah  tiba  di  tanah  air  ia  di  haruskan  memeriksakan  kesehatannya  kembali
ke  puskesmas  domisili,  dengan  membawa  dokumen  Buku  Kesehatan  Haji. Petugas  puskesmas  mengambil  kartu  K3JH  dari  BKJH  dan  menyerahkan  ke
Dinas  Kesehatan  Kabupaten  Bogor,  untuk  selanjutnya  di  rekapitulasi  dalam laporan KH5 dan dikirim ke provinsi.
Pengamanan  kesehatan  pasca  haji  ini  dilakukan  untuk  mengetahui sekaligus memantau apakah jama’ah haji mempunyai penyakit karantina atau
tertular penyakit setelah menunaikan ibadah haji.
C. Proses Strategi Pelayanan Kesehatan Haji
Secara  keseluruhan,  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  proses  strategi pelayanan kesehatan haji yang diterapkan ialah meliputi ;
1. Perumusan Strategi Langkah  awal  yang  dilakukan  oleh  Kementerian  Agama  Kabupaten
Bogor  ialah  merumuskan  strategi  pelayanan  kesehatan  haji,  oleh  karena  itu untuk  memberikan  pelayanan  kesehatan  haji,  maka  Kementerian  Agama
Kabupaten  Bogor  dan  Dinas  Kesehatan  Kabupaten  Bogor  mengaharuskan
calon  jama’ah  haji  untuk  menjalani  proses  pemeriksan  dan  pelayanan kesehatan  haji  melalui  tiga  tahapan,  tahapan  pertama  di  puskesmas  domisili,
tahapan kedua di RSUD sekaligus peberian Vaksin, dan tahapan ketiga adalah pemeriksaan kelengkapan dokumen di embarkasi.
2. Implementasi Strategi Pada  tahap  implementasi  strategi  ini  ialah  seluruh  calon  jama’ah  haji
wajib  menjalani  seluruh  proses  tahapan  pemeriksaan  pada  waktu  yang  telah ditentukan,  tindakan  yang  diambil  ialah  memberikan  pelayanan  kesehatan
secara  optimal  yang  selanjutnya  dari  hasil pemeriksaan  dan  pelayanan kesehatan tersebut akan diketahui sekaligus ditentukan kategori calon jama’ah
haji,  apakah  ia  termasuk  kedalam  kategori  Mandiri,  Observasi,  Pengawasan, atau bahkan Tunda. Dari hasil kategori tersebut akan diputuskan apakah calon
jama’ah haji berhak dan layak untuk menunaikan ibadah haji atau tidak. 3. Evaluasi Strategi
Setelah  di  ketahui  kategori  calon  jam’ah  haji,  maka  langkah  selanjutnya adalah  membina  kesehatan  calon  jama’ah  haji  tersebut  dengan  pertimbangan
dari  hasil  kategori  yang  telah  diketahui.  Yaitu  membina  kesehatan  calon jama’ah  haji  yang  masuk  kedalam  kategori  tunda  untuk  diusahakan
kesembuhannya  atau  minimal  masuk  kedalam  kategori  pengawasan,  jika masuk  kedalam  kategori  Pengawasan,  akan  diusahakan  masuk  kedalam
kategori  observasi,  bahkan  jika  memang  sudah  kategori  Mandiri,  calon jama’ah haji tersebut akan tetap dibina kesehatannya agar terjaga dengan baik.
Evaluasi  yang  terakhir  ialah  pada  saat  jama’ah  haji  kembali  ke  tanah  air. Selama  14  hari  pasca  haji,  jama’ah  haji diharuskan  tetap  memeriksakan
kesehatannya agar dapat diketahui apakah ia dalam keadaan sehat atau tertular penyakit.
D. Analisis SWOT
Dalam  menerapkan  strategi  tentu  tidak  akan  terlepas  dari  4  hal  yaitu Kekuatan,  Kelemahan, Peluang  dan  Ancaman,  empat  hal ini  yang  selalu  ada
dan selalu dimiliki oleh setiap instansi, lembaga atau organisasi. Maka dalam menghadapi empat hal ini, dibutuhkan kepekaan untuk mempelajari empat hal
tersebut  sehingga  strategi  yang  akan  dijalankan  dapat  dipastikan  berjalan dengan  baik.  Istilah  yang  sering  digunakan  untuk  hal  ini  ialah  Analisis
SWOT. 1. Strenght Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh Kementerian Agama Kabupaten Bogor ialah adanya  kerjasama  yang  baik  antara  Kementerian  Agama  Kabupaten  Bogor
dengan  Dinas  Kesehatan  Kabupaten  Bogor  yang  menjadi  salah  satu  faktor pendukung  demi  terlaksananya  pelayanan  kesehatan  yang  optimal. Selain itu
yang  menjadi  bagian  dari  kekuatan  untuk  mensukseskan  strategi  pelayanan