Urgensi Pelayanan Kesehatan Haji Terhadap Calon Jama’ah Haji

untuk mengetahui kodisi kesehatan calon jama’ah haji, apakah ia dalam keadaan sehat, sakit atau memiliki keterbatasan. Dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh calon jama’ah haji ini diharapkan calon jama’ah haji dapat mencapai dan mendapatkan predikat haji yang mabrur dengan didukung oleh kesehatan yang baik, karena pemeriksaan kesehatan adalah merupakan alat untuk mencapai taraf istitho’ah dalam hal kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada calon jama’ah haji, Kementerian Agama Kabupaten Bogor tidak berdiri sendiri, akan tetapi ia berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang memang sudah lebih “akrab” dengan permasalahan-permasalahan kesehatan. Hubungan Kementerian Agama Kabupaten Bogor dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam hal permasalahan kesehatan haji ini sudah diatur dalam Surat Keputusan Bersama dan sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 396 tahun 2003 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. 2 Dalam pasal 1 nomor 16 di jelaskan bahwa “ DepartemenLembagainstansi terkait dengan Departemen Agama dalam menyelenggarakan ibadah haji adalah Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Perhubungan, 2 Drs. H. Cecep Nuryadi, wawancara pribadi, Bogor, 7 maret 2011 Departemen Kehakiman dan HAM, Departemen Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Departemen Pertahanan dan Bank Indonesia.” 3 Untuk pelayanan kesehatan memang sudah sepenuhnya menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, akan tetapi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak akan mengetahui jumlah jama’ah haji Kabupaten Bogor yang akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2010 jika tidak melalui Kementerian Agama, disinilah tugas Kementerian Agama Kabupaten Bogor yang dalam hal ini adalah seksi penyelenggaraan haji dan umroh untuk memberikan data-data jama’ah yang akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2010 ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Adapun prosedur atau mekanisme kerja dalam hal pelayanan kesehatan terhadap calon jamaa’ah haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama kabupaten bogor ialah mencatat data-data jama’ah haji yang memiliki nomor porsi pemberangkatan pada tahun 2010 , dimana data-data tersebut memang sudah memenuhi dan sesuai dengan kuota yang diberikan Pemerintah untuk wilayah Kabupaten Bogor, kemudian data-data jama’ah tersebut dikelompokkan berdasarkan domisili dari masing-masing jamaah sesuai wilayah kecamatan, selanjutnya data-data jama’ah tersebut diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk proses pelayanan kesehatan haji 3 Kementerian Agama RI, Dirjend Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Himpunan Peraturan Perundang-undangan, jakarta : 2010 yang termasuk didalamnya mengenai pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jama’ah haji. Adapun tujuan dari pengelompokkan calon jama’ah haji berdasarkan wilayah kecamatan ialah untuk mempermudah proses pemeriksaan dan pelayanan kesehatan di puskesmas domisili dari masing- masing calon jama’ah haji. Di bawah ini penulis mencantumkan data-data karyawan Kementerian Agama Kabupaten Bogor seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh serta data- data karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor pada Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan yang menangani urusan haji dalam proses pelayanan kesehatan haji terhadap calon jama’ah haji. Data Karyawan Kementerian Agama Kabupaten Bogor Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah karyawankaryawati Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor adalah 11 orang, dari jumlah karyawan tersebut diharapkan Jenis Kelamin Jumlah Dalam Angka Prosentase 9 81,81 Laki-Laki Perempuan 2 18,19 100 11 Jumlah para karyawan dapat menjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk melayani calon jama’ah haji dalam proses pelayanan kesehatan. Data Karyawan Kementerian Agama Kabupaten Bogor Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan Kementerian Agama seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh bervariasi, ada yang menamatkan pendidikan sampai jenjang S2, ada pula yang menamatkan pendidikan sampai jenjang S1, bahkan ada juga yang mengenyam pendidikan hanya pada tingkat SLTA. Meskipun demikian, perbedaan tingkat pendidikan dari masing-masing karyawan tidak dijadikan kendala, bahkan diusahakan seluruh karayawan seksi penyelenggaraan haji dan umroh mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik dan bermutu untuk calon jama’ah haji walaupun dari sebagian jama’ah haji ada yang lebih Tingkat Pendidikan Jumlah Dalam Angka Prosentase S.1 S.2 SLTA 7 1 3 63,63 9.09 27,28 Jumlah 11 100 tinggi tingkat pendidikannya dibandingkan dengan tingkat pendidikan karyawan seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Data Karyawan Kementerian Agama Kabupaten Bogor Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Berdasarkan Usia Jika dilihat berdasarkan dari segi usia, usia karyawan Kementerian Agama Kabupaten Bogor seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh terbilang cukup variatif, dari perbedaan usia tersebut diharapkan para karyawan dapat menjalin hubungan yang baik dengan saling menghormati. Data Karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Kelamin Usia Jumlah Dalam Angka Prosentase 21 - 30 1 9,09 31 - 40 41 - 50 Jumlah 3 6 11 27,28 54,54 100 51 - 60 1 9,09 Jenis Kelamin Jumlah Dalam Angka Prosentase Laki-Laki 15 62,5 Perempuan 9 37,5 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah karyawankaryawati Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor berjumlah 24 orang, 15 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Dari 24 karyawan ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada calon jama’ah haji untuk proses pelayanan kesehatan dan mampu menjalin kerja sama yang harmonis dengan karyawan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Seksi Penyelenggaraan haji dan Umroh. Data Karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan Dinas Kesehatan kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan dapat diketahui bahwa dari hasil jenjang Jumlah 24 100 Tingkat Pendidikan Jumlah Dalam Angka Prosentase D3 1 4,62 S1 S2 Jumah 21 2 24 87,5 8,33 100 pendidikan yang telah ditempuh oleh para karyawan Dinkes Bidang P2P KL dapat membantu mereka dalam mengerjakan tugas-tugas kerja mereka dengan dibekali kemampuan dan prestasi akademis yang didapat dari hasil belajar mereka selama duduk dibangku perkuliahan, ditambah pula dengan pengalaman kerja yang mereka dapat selama menjalankan tugas sebagai Karyawan dinkes, yang pada akhirnya diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada calon jama’ah haji pada proses pelayanan kesehatan. Data Karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Usia Adapun dari segi usia karyawan Dinkes Bidang P2P KL bervariasi, diharapkan faktor usia tidak menjadi penghambat dalam membina hubungan kerja yang harmonis antar sesama, juga diharapkan tetap menjaga dan mengamalkan istilah “ menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang Usia Jumlah Dalam Angka Prosentase 21-30 1 4,1 31-40 41-50 Jumah 9 14 24 37,5 58,4 100 lebih muda “, dari sini hubungan kerja yang harmonis dapat terjalin dengan baik.

B. Tahapan – Tahapan Pelayanan Kesehatan Haji 1. Pelayanan Kesehatan Di Tanah Air

Pada dasarnya urgensi dari faktor kesehatan dalam melaksanakan ibadah haji sudah dapat diketahui oleh bakal calon jama’ah haji melalui persyaratan pendaftaran haji, yaitu bahwasanya sebelum bakal calon jama’ah haji mendaftarkan diri sebagai calon jama’ah haji, disitu dapat ditemukan bahwa salah satu syarat untuk mendaftarkan haji adalah dengan membawa bukti Surat Keterangan Sehat dari puskesmas domisili. Dari surat keterangan sehat tersebut dapat di pastikan bahwa bakal calon jama’ah haji tersebut sudah melakukan pemeriksaan kesehatan yang pertama sebelum terdaftar sebagai calon haji. dari pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat inilah yang pada dasarnya adalah merupakan tahapan pelayanan kesehatan pertama yang dijalani oleh bakal calon jama’ah haji sebelum ia terdaftar sebagai calon jama’ah haji. Namun pemeriksaan kesehatan ini belum termasuk kepada tahapan pelayan kesehatan yang sesunggunhnya, pemeriksaan kesehatan yang pertama ini dimaksudkan untuk mendaftarkan diri sebagai calon jama’ah haji dengan tujuan mendapatkan nomor porsi tahun pemberangkatan. Adapun pelayanan juga pembinaan kesehatan yang sesungguhnya yang harus dijalani oleh calon jama’ah haji ialah ketika calon jama’ah haji sudah terdaftar sebagai calon jama’ah haji dengan nomor porsi pemberangkatan pada tahun 2010. 4 Pada tahapan ini bakal calon jama’ah haji diperiksa sesuai dengan standar pemeriksaan kesehatan yang meliputi : a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan fungsional bila memungkinkan dengan protokol yang ada. d. Pemeriksaan penunjang - Laboratorium klinik - Radiologi thoraks - EKG e. Tes Kebugaran. Dari hasil pemeriksaan inilah akan dikeluarkan Surat Keterangan Sehat yang selanjutnya dijadikan sebagai salah satu persyaratan yang telah dipenuhi oleh bakal calon haji. Adapun pemeriksaan kesehatan yang sesungguhnya yang akan dijalani oleh calon jama’ah haji ialah ketika calon jama’ah haji sudah mendapatkan nomor porsi tahun pemberangkatan dan sudah melunasi seluruh biaya perjalanan ibadah haji. 4 Drs. H. Cecep Nuryadi, wawancara pribadi, Bogor, 7 maret 2011. Setelah bakal calon jama’ah haji mendapatkan nomor porsi tahun pemberangkatan dan sudah melunasi seluruh biaya perjalanan ibadah haji, maka barulah ia akan menjalani proses pelayanan kesehatan yang terdiri dari tiga tahapan pelayanan kesehatan. 5 Adapun pelayanan kesehatan yang pertama dilakukan di puskesmas domisili masing-masing calon jama’ah haji. Pemeriksaan tahap pertama ini adalah merupakan upaya penilaian status kesehatan tahap pertama terhadap calon jama’ah haji sebagai persyaratan untuk mengikuti perjalanan ibadah haji. Pemeriksaan di lakukan oleh dokter yang diberi kewenangan sebagai dokter pemeriksa kesehatan, dibantu dengan perawat dan analis laboratorium. Pemeriksaan tahap pertama berfungsi sebagai alat penilaian status kesehatan dan alat pembinaan calon jama’ah haji. Dari hasil pemeriksaan tahap pertama ini akan diketahui kategori calon jama’ah haji, apakah ia temasuk dalam kategori Mandiri, Observasi, Pengawasan, atau bahkan Tunda. 6 Yang dimaksud dengan Mandiri ialah calon jama’ah haji yang bersangkutan tidak memiliki penyakit menular dan keadaan kesehatannya sudah memenuhi taraf istithoah yakni tidak ada penyakit yang dideritanya baik itu penyakit dengan kategori Resti Resiko Tinggi atau penyakit menular, atau penyakit biasa pada umumnya seperti demam dan influenza. Adapun yang di maksud dengan Observasi ialah bahwa calon jama’ah haji memiliki penyakit yang bisa diatasi 5 Drs. H. Cecep Nuryadi, wawancara pribadi, Bogor, 7 maret 2011. 6 Dr. Eulis Wulantari MPhdi. Wawancara pribadi , Bogor : 16 maret 2011