Kerangka Konsep Definisi Istilah 1. Sarana Proteksi Aktif adalah Sistem perlindungan terhadap kebakaran yang

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini elemen yang akan diperiksa adalah elemen yang sesuai dengan standar yang meliputi, Sarana proteksi aktif kebakaran: Alarm kebakaran, Detektor, Spinkler, APAR alat pemadam api ringan, Hidran dan Sarana penyelamatan jiwa: Jalan keluar, Pintu darurat, Tangga darurat, Tempat berhimpun, Lampu darurat, Pengendali asap. Secara rinci kerangka konsep dapat dilihat pada tabel 3.1 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Sistem tanggap darurat kebakaran : Membandingkan dengan menggunakan standar acuan yang digunakan yaitu : 1. Sarana proteksi aktif • Alarm Kebakaran • Detektor • Spinkler • APAR 1. KEPMEN PU No.10KPTS2000. • Hidran Kesesuaian terhadap standar 2. Sarana penyelamatan jiwa 2. Permenaker No.02MEN1983. • Jalan Keluar • Pintu Darurat 3. Permenaker No.04MEN1980. • Tangga Darurat • Tempat Berhimpun 4. Standar Nasional Indonesia SNI. • Lampu Darurat • Pengendali Asap 42

3.2. Definisi Istilah 1. Sarana Proteksi Aktif adalah Sistem perlindungan terhadap kebakaran yang

dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadaman kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman Kepmen PU No.10 tahun 2000. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran, penggaris, thermometer Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. a. Alarm Kebakaran menurut Dinas Kebakaran DKI Jakarta 1994 adalah Suatu cara untuk memberi peringatan secara dini kepada penghuni gedung atau petugas yang ditunjuk tentang adanya kejadian kebakaran di suatu bagian gedung. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. b. Detektor menurut SNI 03-6574 tahun 2000 adalah alat yang berfungsi mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Terdapat 3 macam detektor yaitu: detektor panas heat detector, detektor nyala api flame detector, dan detektor asap smoke detector Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran,thermometer Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. c. Sprinkler menurut SNI 03-3989 tahun 2000 adalah alat pemancar untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tundung berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar kesemua arah secara merata. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, thermometer Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. d. Alat Pemadam Api Ringan APAR, menurut Gempur Santoso 1994 adalah Alat pemadam api berbentuk tabung berat maksimal 16 kg yang mudah dilayani atau dioperasikan oleh satu orang untuk pemadaman api pada awal terjadi kebakaran. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran, penggaris dan thermometer Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. e. Hidran menurut Kepmen Pu No.10KPTS2000 adalah Alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar nozzle untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. 2. Sarana Penyelamatan jiwa adalah Sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari aspek artisektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran Kepmen PU No.10 tahun 2000. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran, penggaris Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. a. Jalan Keluar menurut Kepmen PU No.10 tahun 2000 adalah Salah satu sarana penyelamatan jiwa evakuasi pada saat terjdi kebakaran. Sedangkan menurut Depnaker UNDP 1987 adalah Klasifikasi hunian, lamanya waktu keluar, panjang jarak tempuh, dan lebar pintu keluar exit. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklis Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. b. Pintu Darurat menurut SNI 03-1746 tahun 2000 adalah Penempatan pintu darurat harus diatur sedemikian rupa sehingga dimana saja penghuni dapat menjangkau pintu keluar tidak melebihi jarak yang ditetapkan. Menurut Kepmen PU No.10KPTS2000 yaitu Pintu-pintu yang langsung menuju tangga kebakaran dan hanya dipergunakan apabila terjadi kebakaran. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. c. Tangga Darurat menurut Perda DKI Jakarta No.3 tahun 1992 adalah Terbuat dari bahan tidak mudah terbakar, bebas halangan dan terdapat pegangan rambat handrail sehingga membantu orang agar aman menggunakan tangga. Sedangkan menurrut SNI 03-1735 tahun 2000 adalah Tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamatan bila terjadi kebakaran. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran, penggaris Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. d. Tempat Berhimpun menurut SNI 03-6571 tahun 2001 adalah Daerah pada bangunan yang dipisahkan dari ruang lain oleh penghalang asap kebakaran dimana lingkungan yang dapat dipertahankan dijaga untuk jangka waktu selama daerah tersebut masih dibutuhkan untuk dihuni pada saat kebakaran. Sedangkn menurut Perda DKI Jakarta No.3 tahun 1992 adalah Tempat berhimpun minimal berukuran 0,3 orang m 2 orang dan mempunyai daya tahan api minimal 2 jam. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. e. Lampu Darurat menurut SNI 03-6574 tahun 2001 adalah sebuah lampu yang dirancang untuk digunakan pada sistem pencahayaan darurat. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist, meteran Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0. f. Pengendali Asap menurut Kepmen PU No.10 tahun 2000 adalah Pola atau sistim baik secara manual maupun otomatis dalam upaya membebaskan ruangan penyelamatan dari asap akibat kebakaran dengan penyediaan tekanan udara positif. Cara ukur : observasi dan wawancara Alat Ukur : checklist Hasil ukur : persentase tingkat pemenuhan berdasarkan standar yang berlaku 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 80 - 100 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian antara 60 - 80 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 60 4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisis memiliki tingkat kesesuaian 0.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN