Tabel 2.2 Pemilihan Jenis Detektor Sesuai dengan Fungsi Ruangan
Jenis Detektor Fungsi Ruangan
Asap Ruang peralatan kontrol bangunan, Ruangan recepsionis,
Ruang tamu, Ruang mesin, Ruang lift, Ruang pompa, Ruang AC, Tangga, Koridor, Lobby, Aula, Perpustakaan dan Gudang
Gas Ruang diesel, Ruang yang berisi bahan yang mudah
menimbulkan gas yang mudah terbakar Nyala Api
Gudang material yang mudah terbakar, ruang kontrol instalasi peralatan vital
Sumber : SNI-03-6574 tahun 2000
3. Sprinkler Menurut SNI 03-3989 tahun 2000 Springkler adalah alat pemancar untuk
pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar kesemua arah secara merata.
Sedangkan menurut Kepmen PU No.10KPTS2000, sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflektor pada
ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar kesemua arah secara merata. Komponen utama sistem springkler terdiri dari:
Persediaan air Pompa
Siamese conection Jaringan pipa
Kepala springkler
Tabel 2.3 Syarat Tekanan Air dan Kapasitas Aliran Pompa pada Komponen
Pemipaan
Jenis Kebakaran Tekanan air
Kapasitas aliran Bahaya kebakaran ringan
10 bar 300 liter menit
Bahaya kebakaran sedang kel I 12 bar
375 liter menit Bahaya kebakaran sedang kel II
14 bar 725 liter menit
Bahaya kebakaran sedang kel III 16 bar
1100 liter menit Bahaya kebakaran berat
22 bar 2300-9650 liter menit
Sumber : SNI 03-3989 tahun 2000
Persyaratan untuk sprinkler menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000 sebagai berikut :
1 Setiap lantai bangunan dilindungi dengan sarana sprinkler penuh 2 Sprinkler minimal dapat menyemburkan air selama 30 menit
3 Instalasi pemipaan sprinkler dicat warna merah 4 Terdapat prosedur pemeriksaan dan uji coba
5 Kepala sprinkler dalam keadaan baik dan tidak dicat 6 Kepala sprinkler tidak menghalangi benda lain
7 Terdapat instalasi sprinkler 8 Terdapat sambungan kembar dinas kebakaran dengan ukuran 2,5 inci
9 Sumber daya sprinkler minimal berasal dari 2 sumber 10 Kapasitas aliran pompa 375 liter menit
11 Tekanan air pada kepala sprinkler 10 bar 12 Kapasitas tanki reservoir untuk bangunan bahaya sedang 12 m
2.
4. Alat Pemadam Api Ringan APAR
Referensi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per04Men1980, Alat Pemadam Api Ringan APAR direncanakan untuk
memadamkan api pada awal kebakaran, desain konstruksinya dapat dijinjing dan mudah dioperasikan oleh satu orang. Adapun syarat pemasangan-
pemasangan Alat Pemadam Api Ringan APAR menurut Permenaker No.04MEN1980 sebagai berikut:
1. Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran 2. APAR diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas
3. APAR diletakkan pada posisi yang mudah dicapai dan diambil 4. APAR dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
5. Tinggi pemberian tanda pemasangan 125 cm dari dasar lantai 6. Gambar tanda pemasangan yaitu segitiga sama sisi dengan ukuran 35 cm
7. Warna dasar tanda pemasangan APAR yaitu merah 8. Tinggi huruf 3 cm dan berwarna putih
9. Tinggi tanda panah 7,5 cm dan berwarna putih 10. Penempatan APAR yang satu dengan yang lainnya tidak boleh lebih dari
15 m, kecuali ditetapkan lain oleh ahli keselamatan kerja atau pegawai pengawas
11. APAR tidak berlubang dan tidak cacat karena karat 12. APAR dipasang menggantung pada dinding dengan penggunaan selang
atau ditempatkan dalam lemari atau peti box yang tidak dikunci 13. Selang tidak boleh dikunci atau diikat mati
14. Bagian paling atas APAR berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
15. APAR tidak dipasang dalam ruangan dimana suhu melebihi 49 C atau
turun sampai minus 44 C
16. APAR diperiksa 2 kali dalam setahun 17. Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk andel dan label
harus selalu dalam keadaan baik 18. Mulut mancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar tidak boleh retak
19. Terdapat keterangan petunjuk penggunaan APAR yang dapat dibaca dengan jelas
20. Terdapat label catatan pemeriksaan Setiap jenis APAR memiliki daya kemampuan untuk
memadamkan api jenis dan ukuran tertentu. Untuk menilai kemampuan pemadaman dilakukan pengujian secara labratoris dengan mengacu Standar
pengujian lasifikasi dan rating. Pengujian rating A, digunakan standar uji kayu dengan kubikasi
tertentu hasil pengujian kelas A dinyatakan dengan notasi: 1A, 2A, 3A, 4A, 6A, 10A, 20A, dan 40A. Nilai 1 A setara dengan 5 liter air, 2A setara dengan
10 liter air dan seterusnya. Pengujian rating B, digunakan standar uji cairan dengan ukuran luasan tertentu. Hasil pengujian kelas B dinyatakan dengan
notasi: 1B, 2B, 3B. 4B, 6B, 10B, 20B, dan 40B. Nilai 1B dengan ukuran luas bujur sangkar 475 mm x 475mm. Nilai 2B, 3B seterusnya adalah perkalian
dari luasan 1A. Pengujian rating C, adalah pengujian produktivitas listrik
dengan standar uji disemprotkan pada sasaran yang bertegangan 10.000 Volt dengan jarak 10 mm tidak terindikasi adanya arus listrik, pada pengujian kelas
C, tidak diberikan angka rating. Hal yang harus diperhatikan adalah jenis, dan tipe konstruksinya
yaitu tipe stored pressure atau type gas cartridge. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per 04Men1980 terdapat petunjuk
pemeriksaan dan pengujian yang dapat menyesatkan, yaitu tidak semua jenis APAR dapat diperiksa dengan membuka tutup kepalanya, yang dapat
dilakukan dengan cara ini adalah jenis tabung tipe gas cartridge. Menurut Zaini 1998, faktor yang menjadi dasar dalam memilih Alat
Pemadam Api Ringan APAR adalah : 1 Memilih APAR sesuai dengan kelas kebakaran yang akan dipadamkan
2 Harus memperhatikan keparahan yang mungkin terjadi 3 APAR disesuaikan dengan pekerjaannya
4 Memperhatikan kondisi daerah yang dilindungi.
Tabel 2.4 Jenis APAR dan kelas kebakaran
KELAS BAHAN YANG
TERBAKAR APAR
A Kayu, kertas, teks, plastik. Karet,
busa, styrofoam, file Tepung kimia serba guna,
Air, CO2 B
Bahan bakar minyak oli, aspal, cat, alkohol, elpiji, gemuk, karbit
Tepung kimia biasa, CO2
C Pembangkit listrik, travo, panel listrik, Tepung kimia bias
sentral telepon D
Logam, magnesium, sodium, titanium, potasium, aluminium
Tepung kimia khusus logam
Sumber: Gempur Santoso, 2004
5. Hidran