Sarana Penyelamatan Jiwa Jalan Keluar

hal ini sesuai dengan Kepmen PU No.10KPTS2000 dan hidran di cat berwarna merah, selangnya dalam keadaan baik tidak melilit, Nozzle terpasang pada selang dan dilakukannya uji kelayakan hidran setiap 1 tahun sekali Berdasarkan Kepmen PU No.10KPTS2000 hidran area pabrik PT. Sentrafood Indonusa mendapatkan nilai skoring 92 . Nilai ini didapatkan dari hasil penjumlahan item data yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan item data. Bila penilaian dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada sarana proteksi dengan ketentuan bila ≥ rata-rata maka tingkat pemenuhan dianggap baik dan bila dari rata-rata dianggap kurang. Maka, Hidran di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa memiliki tingkat pemenuhan adalah baik. Sedangkan bila penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et al 2005, Hidran di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa memiliki tingkat pemenuhan adalah baik artinya sesuai dengan peryaratan perundangan.

6.4 Sarana Penyelamatan Jiwa

Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000 tentang ketentuan tekhnis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, Sarana penyelamatan adalah sarana yang dipersiapkan untuk dipergunakan oleh penghuni maupun petugas pemadam kebakaran dalam upaya penyelamatan jiwa manusia maupun harta-benda bila terjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan. Sarana penyelamatan jiwa terdiri dari sarana jalan keluar, pintu darurat, tangga darurat, tempat berhimpun, lampu penerangan darurat dan sistem pengendali asap.

a. Jalan Keluar

Menurut Perda DKI Jakarta No.03 tahun 1992, salah satu dari jalan keluar adalah koridor jalan penghubung. Koridor adalah ruang sirkulasi horizontal pada bangunan yang digunakan sebagai salah satu sarana menuju jalan keluar. Koridor yang berfungsi sebagai jalan keluar harus memenuhi lebar minimum 120 cm berhubungan langsung dengan tempat terbuka. Sarana jalan keluar terbagi menjadi tiga tipe, yaitu langsung menuju tempat terbuka, melalui koridor atau gang, dan melalui terowongan atau tangga kedap asapapi. Faktor yang dapat dijadikan pedoman dalam perencanaan sarana jalan keluar adalah klasifikasi hunian, lamanya waktu keluar, panjang jarak tempuh, dan lebar pintu exit Depnaker-UNDP, 1987. Jalan keluar di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa tidak diberi lapisan kasar dengan bahan anti slip sehingga menyulitkan pekerja saat melewati jalan keluar. Hal ini tidak sesuai dengan Kepmen PU No.10KPTS tahun 2000, dimana jalan keluar harus diberi lapisan kasar dengan bahan anti slip. Berdasarkan Kepmen PU No.10KPTS2000 sarana jalan keluar di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa mendapatkan nilai skoring 80. Nilai ini didapatkan dari hasil penjumlahan item data yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan item data. Bila penilaian dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada sarana proteksi dengan ketentuan bila ≥ rata-rata maka tingkat pemenuhan dianggap baik dan bila dari rata-rata dianggap kurang. Maka, Jalan keluar di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa memiliki tingkat pemenuhan adalah baik. Sedangkan bila penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et al 2005, Jalan keluar di area pabrik PT. Sentrafood Indonusa memiliki tingkat pemenuhan adalah baik artinya sesuai dengan peryaratan perundangan. Saran yang diberikan untuk tingkat pemenuhan sarana jalan keluar adalah sebaiknya bebas hambatan sehingga apabila trjadi keadaan darurat kebakaran maka pekerja atau karyawan dapat keluar dengan mudah menuju jalan keluar dan tidak terhalang oleh benda apapun, sarana jalan keluar diberi lapisan kasar dengan bahan anti slip tujuanya untuk mencegah agar saat mengevakuasi tidak tergelincir.

b. Pintu Darurat