Sebab-sebab terjadinya Kebakaran TINJAUAN PUSTAKA

4. Kelas D Kebakaran Kelas D menyangkut tepung logam yang sudah terbakar seperti: Magnesium, seng dan lain-lain. Cara memadamkannya dengan menggunakan tepung kimia kering khusus atau dengan menutup permukaan bahan yang terbakar dengan cara menimbun. Klasifikasi kebakaran menurut NFPA dibagi kedalam 4 kelas yaitu: 1 Kelas A yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, misalnya kebakaran kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dan lain-lain. 2 Kelas B yaitu kebakaran cair atau gas yang mudah terbakar, misalnya kebakaran bensin, aspal, minyak oli, alkohol, gas LPG dan lain-lain. 3 Kelas C yaitu kebakaran listrik yang bertegangan. 4 Kelas D yaitu kebakaran logam, misalnya alumunium, magnesium, kalium.

2.3. Sebab-sebab terjadinya Kebakaran

Kebakaran adalah suatu bentuk dari kecelakaan. Menuut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Nomor 158 tahun 1972, Kebakaran adalah timbulnya api yang tidak dikehendaki akibat kebakaran adalah kerugian materil dan moril, yaitu berupa harta benda atau korban jiwa dan raga. Kebakaran dapat lebih mudah dicegah jika kita mengetahui dasar-dasarnya. Kebakaran terjadi, apabila tiga unsur terdapat bersama-sama. Unsur tersebut adalah zat asam, bahan mudah terbakar dan panas, tanpa oksigen tidak terjadi pembakaran, tanpa bahan mudah terbakar, tak mungkin terjadi kebakaran dan tanpa panas tidak mungkin akan terjadi kebakaran. Suma’mur 1981 Oksigen Panas Bahan yang dapat menyala Gambar 2.1. Adanya 3 unsur penyebab kebakaran Sumber kebakaran menurut ILO 1987 adalah : a. API terbuka Penggunaan api terbuka di daerah berbahaya atau terdapat bahan-bahan yang mudah menyala sering dapat terjadi sumber penyebab terjadinya kebakaran antara lain: pengelasan, pemotongan dengan gas acetilin, dapur api dan lain-lain. b. Permukaan panas Pesawat atau instalasi pemanas, pengering, oven apabila tidak terkendali atau kontak dengan bahan hingga mencapai suhu penyalaan dapat menyebabkan kebakaran. c. Peralatan listrik Peralatan listrik juga mempunyai potensi bahaya kebakaran apabila tidak memenuhi standar keamanan dalam pemakaian misalnya; pembebanan berlebihan, tegangan melebihi kapasitas, dan bunga pada motor listrik. d. Reaksi exothermal Panas akibat reaksi bahan kimia terutama akibat reaksi yang terjadi disamping mengeluarkan panas juga menghasilkan gas yang mudah terbakar seperti: reaksi batu karbit dengan air, reaksi bahan kimia yang peka terhadap asam. e. Gesekan mekanis Akibat gerakan secara mekanis seperti pada peralatan yang bergerak bila tidak diberi pelumasan secara teratur dapat menimbulka panas. Bunga api mekanis atau bram bubutan gerinda dapat menjadi sumber nyala bila kontak dengan bahan yang mudah terbakar. f. Loncatan bunga api listrik statis Akibat pengaruh mekanis pada bahan non konduktor akan dapat terjadi penimbunan elektron akumulasi listrik statis. Misalnya minyak adalah bahan non konduktor, bila minyak dialirkan melalui selang dengan tekanan tinggi, maka elektron akan tertimbun pada minyak tersebut, dan pada keadaan tertentu dapat menjadi loncatan elektron dan dapat menjadi sumber penyebab kebakaran.

2.4 Tingkat Bahaya Kebakaran