3. Fungsi Motivasi
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Proses Belajar Mengajar, fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Ali Imron 1996 mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran.
Keenam faktor terebut adalah sebagai berikut: a.
Cita-cita aspirasi pembelajar; b.
Kemampuan pembelajar; c.
Kondisi pembelajar; d.
Kondisi lingkungan pembelajar; e.
Unsur-unsur dinamis belajarpembelajaran; f.
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar Siregar, 2011:53. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Upaya-Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pembelajaran
Dalam kenyataannya, motivasi dalam belajar kadangkala naik begitu pesat, tetapi juga kadang turun drastis. Karena itu, perlu ada semacam upaya
untuk memotivasi pembelajar. Ali Imron 1996 mengemukakan empat upaya yang dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Empat
cara terebut adalah sebagai berikut: a.
Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar; b.
Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran; c.
Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar;
d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar Siregar, 2011:55.
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya. Misalnya dengan memberi angka atau
skor yang tinggi jika benar dan memotivasi siswa yang nilainya kurang, memberikan pujian, memberikan hadiah, memberikan tugas kerja kelompok, dan
lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai Karakter D.
1. Pengertian Nilai Karakter
Menurut pendapat pencetus pendidikan karakter pertama Jerman yaitu F.W. Foerster, karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi.
Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang Adisusilo, 2012:77.
Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang
tinggi Siregar, 2011:47. Para aktivis pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter meliputi 9 sembilan pilar yang
kait-mengait, yaitu: 1
responsibility
tanggung jawab, 2
respect
rasa hormat, 3
fairness
keadilan, 4
courage
keberanian, 5
honesty
kejujuran, 6
citizenship
kewarganegaraan, 7
self-discipline
disiplin diri, 8
caring
peduli, 9
perseverance
ketekunan Maksudin, 2013: 51. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan 18 nilai karakter
yang dianggap karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai-nilai tersebut adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan dan tanggung jawab Suparno, 2012.
2. Sumbangan Nilai Karakter dari Metode Eksperimen