19
kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti
Student Team Achievement Division
STAD
.
4.
Team Accelerated Instruction
Dalam penerapan penelitian kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 sampai 6 siswa yang heterogen.
Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam dan mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam Penelitian Kelompok
yaitu pemilihan
topik, perencanaan
kooperatif, implementasi, analisis, sintesis, dan presentasi hasil final.
C. Pendekatan Kooperatif Tipe STAD
1.
Student Team Achievement Divisions
STAD Pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division
STAD. Tim Siswa Kelompok Prestasi yang dikembangkan oleh
Slavin 1995, dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru
yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru
20
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe
pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi di SMP Kartika.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning
yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan tipe STAD mengajukan informasi akademik
baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD, Slavin 1995.
a. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-
kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 5 orang, aturan
heterogenitas dapat berdasarkan pada : 1
Kemampuan akademik pandai, sedang, dan rendah yang didapat dari hasil akademik skor awal sebelumnya. Perlu
21
diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
2 Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaansifat
pendiam dan aktif, dll. b.
Penyajian Materi Pelajaran 1
Pendahuluan Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang
akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah.
Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.
2 Pengembangan
Pengembangan materi dilakukan sesuai dengan yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk
memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah
memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain. 3
Praktik terkendali Praktik terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan
cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa
22
secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap. Hal ini dimaksudkan agar waktu digunakan
tidak terlalu lama. c.
Kegiatan kelompok Guru membagikan kuislembar soal kepada setiap kelompok
sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari kuislembar soal selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif.
Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini,
para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan
jawaban, atau
memperbaiki miskonsepsi.
Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama 30 –35 menit secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan
kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
23
e. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan
skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan
penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super. f.
Penghitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok Satu periode penilaian 3
–4 minggu dilakukan penghitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian
dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
3. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut: Slavin 1995:17
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok. b.
Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
24
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat. Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD
juga memiliki kekurangan-kekurangan, yaitu: Slavin 1995:19 a.
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. c.
Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja
sama.
D. Aktivitas Belajar