43
pengelompokannya. Siswa-siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kelompok pada siklus pertama, ditempatkan pada kelompok lain secara
acak. Selain itu, pemberian tugas kelompok dan kuis dikurangi kuantitasnya untuk menyesuaikan dengan waktu kegiatan pembelajaran.
Tindakan pada siklus kedua ini berdasarkan kekurangan pada siklus pertama dan didasarkan atas refleksi siklus pertama.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data-data pendukung penelitian. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah:
1 observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas; 2 observasi kegiatan guru di kelas; 3 observasi prestasi siswa.
Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar
pengamatan yang berupa data aktivitas belajar siswa, data kegiatan guru, dan data prestasi siswa dalam pembelajaran.
2. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kognitif yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe
Student Teams Achievement Divisions
STAD. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu
44
yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah diuji cobakan dan
dianalisis, kemudian skor diubah menjadi nilai.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya. 1.
Peningkatan aktivitas belajar siswa Pada penelitian ini diperbandingkan persentase aktivitas belajar siswa
pra-penelitian, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil aktivitas belajar siswa. Persentase keaktifan siswa
selama pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Ali, 1992:104.
Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan kategori tingkatan:
Persentase tertinggi adalah 44 x 100 = 100 dan terendah adalah 14 x 25 = 25, sehingga rentangan skor persentasenya adalah
100 - 25 = 75. Banyaknya kategori 3, jadi interval kelas
45
persentasenya 75 : 3 = 25 panjang kelas. Interval tersebut dapat dilihat pada kriteria Penilaian Deskriptif Persentase di bawah ini:
a. Persentase keaktifan 25
≤ 50 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Rendah.
b. Persentase keaktifan 50
≤ 75 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Sedang.
c. Persentase keaktifan 75
≤ 100 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Baik.
2. Peningkatan hasil belajar siswa
Pada penelitian ini perbandingan nilai post test dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
diperoleh dari tes yang dilakukan setiap akhir siklus, digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai siswa sebelum dan setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun rumus yang digunakan adalah :
a. Menghitung rata-rata nilai
Untuk menghitung rata-rata nilai secara klasikal digunakan rumus rata-rata nilai Arikunto, 2007:264
Keterangan :
∑X = jumlah seluruh nilai
46
N = jumlah siswa b.
Menghitung ketuntasan belajar Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal digunakan
rumus :
Keterangan: Persentase = Tingkat persentase yang dicapai
n = Nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh siswa
Dalam menjumlah ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas, maka “n” merupakan simbol dari jumlah siswa yang
mempunyai nilai 68 dan “N” merupakan simbol dari seluruh siswa
peserta tes. Berdasar kurikulum KTSP guru diberi kewenangan untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal KKM sendiri sesuai
dengan kondisi sekolah. Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa adalah:
1 Apabila siswa memperoleh nilai kurang dari 68 maka siswa
tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM. 2
Apabila siswa memperoleh nilai 68 maka siswa tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM.
47
3 Apabila siswa memperoleh nilai lebih dari 68 maka siswa
tersebut telah melampaui kriteria ketuntasan kinimal KKM. c.
Menghitung nilai belajar kognitif siswa Nilai belajar kognitif siswa dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut Nurkancana, 1990:99.
Keterangan: X = Skor yang dicapai
SMI = Skor Maksimal Ideal
G. Indikator Kinerja