Hasil Observasi Awal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi Awal

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 dan Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan pada hari Jumat tanggal 1 Juni 2012. Sebelum mengadakan penelitian, Guru mengadakan observasi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas VIIA. Adapun hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2012 dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Observasi Guru Guru mengawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa. Guru mengecek kehadiran siswa presensi kemudian langsung menanyakan tugas berupa soal-soal yang pernah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sambil menunggu kesiapan seluruh siswa, guru melihat hasil pekerjaan siswa. Selama kegiatan pembelajaran ini, terlihat bahwa guru berusaha membimbing dan memperhatikan siswa, hal itu ditunjukkan dengan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal. 56 Siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal juga menanyakan pada temannya yang dianggap mampu. Namun demikian, sebagian besar siswa ternyata tidak mengerjakan soal. Mereka lebih asyik mengobrol dengan temannya. Tidak memperhatikan, melamun. Hal ini dikarenakan guru kurang memberikan pemahaman yang cukup kepada siswa sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal. Interaksi guru dengan siswa juga tampak masih sangat terbatas, karena hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas menjadi kaku. Interaksi guru dengan siswa hanya terbatas untuk memberikan penjelasan atau jawaban dari pertanyaan siswa. Selain hanya mengerjakan soal latihan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, guru juga tidak memberikan penghargaan yang tentunya akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Guru juga kadang-kadang menegur siswa yang ramai. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, guru menutup pembelajaran mengucapkan salam. 2. Observasi siswa Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Dari 37 siswa, hanya 15 siswa atau 41 yang antusias mengerjakan soal dan berusaha untuk menanyakan pada guru maupun siswa lain jika mengalami kesulitan pengerjaan soal, sedangkan siswa yang lain sibuk 57 mengobrol dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang tidur atau melamun. Hal tersebut meunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar, karena dalam diri siswa tidak ada dorongan untuk berhasil dan tidak adanya persaingan dalam diri siswa. Guru menduga kondisi seperti ini karena siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka yang selalu mengerjakan soal-soal latihan dan tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. 3. Observasi kelas Secara fisik ruang kelas cukup memadai dan kurang nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena satu kelas jumlah siswanya 37 orang. Di dalam kelas terdapat satu whiteboard , satu papan pengumuman, satu papan absensi siswa, satu meja dan kursi guru, meja dan kursi, ventilasi yang memadai dan pencahayaan yang cukup. Pada saat itu semua siswa hadir yaitu sebanyak 37 siswa. Berdasarkan observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas, berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kedua metode di atas sesungguhnya merupakan metode belajar yang baik. Namun, jika metode tersebut dilakukan secara rutin dan monoton maka akan menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan. 58 Selain itu, guru juga menggunakan metode lain yakni diskusi kecil. Metode diskusi ini dilakukan dengan teman yang duduknya berdekatan. Metode ini tampaknya juga tidak efektif, sebab beberapa siswa cenderung bekerja sendiri secara individu, sebagian besar siswa lain cenderung bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar meteri pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, guru menemukan permasalahan pembelajaran, salah satunya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Namun demikian, tampaknya ketidak pahaman siswa juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini tampak pada kurangnya antusiasme diri siswa dalam mengerjakan soal. Guru menduga akar permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya: a. Interaksi guru dan siswa yang kurang terjalin dengan baik. b. Kebosanan siswa terhadap metode yang dipergunakan guru selama ini yang monoton dan tidak bervariasi. c. Tidak adanya penghargaan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas hasil kerja mereka dan rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Dari permasalahan itu pula, guru berkolaborasi dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternative di samping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran koopeatif 59 tipe Student Teams Achievement Division. Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, tugas kelompok, tes individual dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan adanya tugas dalam kelompok diharapkan akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tinggi nantinya juga akan mendorong siswa untuk berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainya. Dengan metode ini, pembelajaran terpusat kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran.

B. Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP NEGERI 2 BINJAI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 31

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 8 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI CAHAYA.

0 6 34

Penerapan model pembelajaran Students Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VII/A SMP Kartika Magelang.

0 0 109