Teknik Analisis Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

50

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square PLS. Metode Partial Least Square PLS merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala ukuran variabel tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah Ghozali, 2011:18-19. 1. Inner Model Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural: 1 = γ 11 ξ 1 + γ 12 ξ 2 + γ 13 ξ 3 + Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 Keterangan: = Variabel Laten Endogen Variabel Terikat ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen = Galat model structural Sofyan Yamin, 2011: 38 2. Outer Model Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model. Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali, 2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten Sofyan Yamin, 2011:10 Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas: X 1 = X 1  1 +  1 X 2 = X 2  1 +  2 X 3 = X 3  1 +  3 X 4 = X 4  1 +  4 X 5 = X 5  1 +  5 X 6 = X 6  1 +  6 X 7 = X 7  1 +  7 dan seterusnya sampai X 31 = X 31  1 +  31 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 Keterangan: X adalahvaribel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen  adalah variabel laten eksogen X adalah loading faktor variabel eksogen  adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Sofyan Yamin, 2011: 37 Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat Y 1 = Y 1  1 +  1 Y 2 = Y 2  1 +  2 Y 3 = Y 3  1 +  3 Y 4 = Y 4  1 +  4 Keterangan: Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen  adalah variabel laten endogen Y adalah loading faktor variabel endogen  adalah galat pengukuran pada variabel endogen Sofyan Yamin, 2011:38 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25. b. Discriminant Validity Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2011:25. c. Composite Reliability Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk Ghozali, 2011:25-26. 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan diukur dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2011:26.

3.5.2 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PROGRAM Pengaruh Minat Belajar Dan Cara Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010/2011 Universitas

0 0 16

PENGARUH MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 5 100

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2010 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

3 7 85

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus : Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur).

0 2 117

PENGARUH PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 95

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 6 127

PENGARUH PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 1 21

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 23

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2010 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 20