PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.
SKRIPSI
Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI
1013010043/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2014
(2)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI
1013010043/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2014
(3)
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Mengetahui Ketua Program Studi
DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001
(4)
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Mengetahui Ketua Program Studi
DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001
(5)
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
DRS.H.RAHMAN A.SUWAIDI, MS NIP. 196003301986031003
(6)
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Disusun oleh : Ratna Kartika Dewi 1013010043/FEB/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Sekertaris
Dra. Ec. Siti Sundari, Msi Anggota
Rina Moestika, SE, MM Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. H . Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 19630924 198903 1001
(7)
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Minat Belajar, Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Mahasiswa
Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
(8)
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Para Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pengajar yang pernah memberikan ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang bermanfaat kepada penulis selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
6. Untuk kedua orangtua terima kasih telah membesarkan, merawat dan menyekolahkan penulis hingga lulus sarjana. Terima kasih atas doa dan dukungan kalian, sungguh kasih sayang kalian tidak dapat dibalas oleh apapun. Kelak insyALLAH penulis akan membahagiakan kalian.
7. Untuk kedua adikku terima kasih atas motivasi dan dukungannya.
8. Seluruh keluarga besar penulis yang telah mendukung, mendoakan, dan menyayangi penulis selama ini.
9. Ibu Rochani,SE,MM selaku pembina dan Bapak Ignatius Irwan selaku pelatih Gita Widya Giri Choir terima kasih atas doa dan bimbingannya selama menjadi anggota paduan suara.
10. Keluarga Besar Gita Widya Giri Choir yang telah memberikan banyak inspirasi dalam kehidupan penulis.
11. Sahabat-sahabatku Emak, Opreet, Dilla, Ipin, Dewi, Tety, Gosong dan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas
(9)
Song Yi, Ila, Ayu, Novita dan kawan lainnya. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
12. Mas Defri dan Juju terima kasih atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk sekecil apapun doa dan dukungan yang kalian berikan. .
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, 14 April 2014
(10)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 13
2.2.1 Belajar ... 13
2.2.1.1 Teori – Teori Belajar ... 14
2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 15
2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 16
2.2.1.4 Sarana – Sarana Untuk Membiasakan Belajar Yang Efektif ... 19
2.2.2 Minat Belajar ... 20
2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar ... 20
(11)
2.2.4 Lingkungan Belajar ... 26
2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar ... 26
2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar ... 28
2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 36
2.2.5 Prestasi Belajar ... 36
2.3 Kerangka Pemikiran ... 39
2.4 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 41
3.2.2 Pengukuran Variabel ... 46
3.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 47
3.3.1 Populasi ... 47
3.3.2 Sampel ... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1 Jenis Data ... 49
3.4.2 Sumber Data ... 49
3.4.3 Pengumpulan Data ... 49
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50
3.5.1 Teknik Analisis ... 50
(12)
4.1.2 Deskripsi Variabel ... 58
4.2 Hasil Penelitian ... 67
4.2.1 Goodness Of Fit Outer Model ... 68
4.2.1.1 Uji Convergent Validity ... 68
4.2.1.2 Uji Composite Reliability ... 73
4.2.1.3 Uji Discriminant Validity... 74
4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 75
4.2.2.1 Goodness Of Fit Inner Model ... 75
4.2.2.2 Uji Inner Weight ... 76
4.3 Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 81
5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 82
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 82
5.3.2 Implikasi Penelitian ... 83 DAFTAR PUSTAKA
(13)
Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 ... 4
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 4.2 Daftar IPK Mahasiswa Ankuntansi Angkatan 2010 ... 57
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Minat Belajar ... 58
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarka Perilaku Belajar ... 60
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan Belajar ... 63
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkaan Prestasi Belajar ... 65
Tabel 4.7 Outer Loading 1 ... 69
Tabel 4.8 Outer Loading 2 ... 72
Tabel 4.9 Composite Reliability ... 73
Tabel 4.10 Average Variance Extracted (AVE) ... 74
Tabel 4.11 Goodness Of Fit ... 75
(14)
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar ... 16
Gambar 2.2 Faktor – Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 18
Gambar 2.3 Kerangka Pikir ... 39
Gambar 4.1 Koefisien Model Penelitian Putaran 1 ... 67
(15)
Lampiran 1 Tabulasi Putaran 1
Lampiran 2 Model Penelitian Putaran 1 Lampiran 3 Outer Loading 1
Lampiran 4 Tabulasi Putaran 2
Lampiran 5 Model Penelitian Putaran 2 Lampiran 6 Outer Loading 2
Lampiran 7 Composite Reliability
Lampiran 8 Average Variance Extracted (AVE) Lampiran 9 Goodness Of Fit
Lampiran 10 Result For Inner Weight
(16)
Ratna Kartika Dewi
ABSTRAK
Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani oleh seseorang. Dengan penerapan strategi yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal (intelegensi, bakat, minat, perilaku dan motivasi) maupun faktor eksternal (prasarana dikampus, keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini di lihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Penilitian ini menggunakan data primer yang di peroleh dari penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis diuji dengan Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar dan lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar, sedangkan perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Kata Kunci : Minat Belajar, Perilaku Belajar, Lingkungan Belajar, Prestasi Belajar
(17)
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik. Pendidikan dipandang sebagai suatu aspek moral dan ilmu untuk mengubah manusia menjadi makhluk yang berkompeten, mandiri dan dapat berpikir kritis dalam menyikapi suatu hal. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani oleh seseorang. Karena pendidikan dapat menjadi modal atau bekal untuk hidup dan bisa menghadapi tantangan zaman dan di era persaingan yang ketat sekarang ini, banyak orang tua berharap agar anaknya memperoleh prestasi akademik yang tinggi, menguasai ilmu yang menyeluruh, sehingga terjamin sukses dalam kehidupannya.
Lembaga penyelenggara pendidikan mengharapkan siswa dapat mengerti dan memahami setiap pelajaran yang diterimanya, wujud dari itu berupa prestasi belajar yang dicapai siswa setelah menerima pelajaran. Salah
(18)
satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menerapkan strategi belajar yang baik bagi siswanya dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah perguruan tinggi. Dengan penerapan strategi yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, didalam pendidikan mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus maupun orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain berbeda dalam pencapaian prestasi belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individual seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, perilaku dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti sarana dan prasarana sekolah, kurikulum, guru, materi pelajaran dan lingkungan.
Minat belajar mahasiswa merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh pengelola pendidikan. Jika peserta didik tidak mempunyai minat untuk
(19)
belajar pada salah satu mata pelajaran, dapat dilihat hasil dari proses kegiatan belajar menjadi kurang maksimal. Mahasiswa yang mempunyai minat belajar yang cukup tinggi akan cukup tertarik dan menyukai pelajaran tersebut sehingga secara tidak sengaja mahasiswa tersebut akan berusaha untuk fokus dan berusaha untuk mendapat nilai yang bagus. Sebagaimana dikatakan oleh Hamalik (2005:118) bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.
Hal ini tentu saja harus didukung oleh perilaku/kebiasaan belajar mahasiswa itu sendiri. Perilaku belajar merupakan cara-cara yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar dan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Seorang mahasiswa memiliki kebiasaan yang baik apabila mahasiswa tersebut mampu memilih cara-cara belajar yang baik dan menerapkan dalam kehidupannya. Mahasiswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik, kemungkinan akan dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, karena dengan pola belajar yang baik, dimungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah dan teratur.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan belajar. Menurut Imam Gunawan (2011:3) “Sepanjang kehidupannya manusia selalu memperoleh pengaruh atau pendidikan dari tiga tempat, yaitu keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Ketiga lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan ini disebut dengan tri pusat pendidikan.
Akuntansi perilaku dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, moral dan produktivitas mahasiswa akuntansi. Dan
(20)
dalam peningkatan prestasi akademik mahasiswa akuntansi dapat dilihat dari beberapa faktor, seperti perilaku belajar, minat belajar dan lingkungan belajar.
Mahasiswa yang memahami kecenderungan gaya belajarnya akan memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi atau strategi belajar kelompok memungkinkan kegiatan tutorial di antara mahasiswa sendiri, sehingga diharapkan mengurangi rasa malu untuk bertanya (Pujiningsih, 2009: 230).
Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) %
< 2,50 13%
2,50 – 3,00 33%
3,00 – 3,50 48%
> 3,50 7%
Sumber : Biro Admik UPN “Veteran” Jawa Timur
Dari hasil survey di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 13% mahasiswa mendapatkan IPK < 2,50. Sebanyak 33% mahasiswa mendapatkan IPK antara 2,50 - 3,00. Kemudian sebanyak 48% mahasiswa mendapatkan IPK antara 3,00 - 3,50. Dan yang terakhir 7% mahasiswa mendapatkan IPK > 3,50. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa masih belum mencapai tingkat prestasi yang maksimal, oleh karena itu sangat penting bagi para mahasiswa untuk bisa lebih meningkatkan prestasi belajar mereka dengan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar mahasiswa tersebut.
(21)
Pada penelitian ini akan menguji pengaruh minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu prestasi belajar mahasiswa yang dinilai dengan hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Minat Belajar, Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
1. Apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(22)
3. Apakah lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan mengetahui apakah minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunana Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar individu terhadap prestasi belajar masing-masing individu.
b. Bagi Praktisi
Diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal. Dan sebagai sumbangan pikiran serta untuk menambah perbendaharaan
(23)
perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data orientik tentang masalah yang di kehendaki.
c. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagaimana cara belajar yang baik dan tepat untuk meningkatkan prestasi belajar yang memuaskan.
(24)
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut :
1. Lenny Sandra Purwanti (2009) a. Judul
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
b. Rumusan masalah
Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. c. Kesimpulan
1) Berdasarkan hipotesis mengenai motivasi mempengaruhi secara nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II tidak terbukti kebenarannya. Semakin tinggi atau semakin rendah motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Hal ini disebabkan karena faktor intelegensi yang dimiliki mahasiswa dan kurangnya minat mahasiswa dalam mata kuliah ini serta kurangnya penguasaan penuh terhadap lima mata
(25)
kuliah dasar menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dalam mata kulah ini. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh lingkungan mempengaruhi secara nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terbukti kebenarannya. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh gaya belajar mempengaruhi secara nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terpaksa tidak dapat tidak dapat dilanjutkan dan harus dihapuskan, karena variabel ini mempunyai gejala multikolinieritas yaitu mendekati dua. Agar uji asumsi klasik bersifat BLUE maka variabel ini harus dihapuskan dan melanjutkan pengujian dengan variabel yang tersisa.
2) Gaya belajar merupakan variabel yang paling dominan. 2. Firman Budi Santoso, dkk
a. Judul
Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura).
b. Rumusan masalah
1) Apakah kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa 2) Apakah kompetensi dosen merupakan faktor yang memberikan
(26)
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi terhadap prestasi belajar mahasiswa yang parameternya menggunakan metode regresi linear berganda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hasil analisis regresi dan uji hipotesis secara individu menunjukkan bahwa :
a) Kompetensi dosen (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa.
b) Media pembelajaran (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa.
c) Asistensi (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa
2) Kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh positif dan tidak signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar mahasiswa.
3. Ardy Firansyah Lubis (2013) a. Judul
Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa
(27)
b. Rumusan Masalah
Apakah motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim).
c. Kesimpulan
1) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap motivasi yang ada cukup baik sebagai fasilitas penunjang untuk meningkatkan prestasi belajar.
2) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap kebiasaan belajar yang di miliki mahasiswa cukup mempengaruhi dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki masing-masing mahasiswa.
3) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap lingkungan belajar yang timbul dari diri mahasiswa masih belum memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan prestasi belajar mereka.
(28)
Penelitian yang sekarang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain :
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Teknik Analisis 1. Lenny Sandra
Purwanti (2009)
Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
Motivasi (X1) Lingkungan Belajar (X2)
Gaya Belajar (X3) Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
2. Firman Budi Santoso, dkk
Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura).
Kompetensi Dosen (X1)
Media
Pembelajaran (X2) Asistensi (X3) Prestasi Belajar (Y)
Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
3. Ardy Firansyah Lubis (2013)
Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim).
Motivasi (X1) Kebiasaan Belajar (X2)
Lingkungan Belajar (X3)
Prestasi Belajar (Y)
Partial Least Square (PLS)
1. Mustofa Setyo Ariwibowo (2012)
Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.
Lingkungan Belajar (X)
Prestasi Belajar (Y)
Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
2. Galih Ariwaseso W.N
Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk.
Minat (X1)
Kebiasaan Belajar (X2)
Prestasi Belajar (Y)
Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
3. Ratna Kartika Dewi (2013)
Pengaruh minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Minat Belajar (X1) Perilaku Belajar (X2)
Lingkungan Belajar (X3)
Prestasi Belajar (Y)
Partial Least Square (PLS)
(29)
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Belajar
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini, seakan-akan orang telah mengetahui dengan sendirinya, apakah yang dimaksud dengan belajar itu. Tetapi kalau ditanya kepada diri sendiri, maka akan termenunglah untuk mencari jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan besar-besar jawaban atas pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang bermacam-macam, demikian pula para ahli.
Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang berkat adanya pengalaman dan latihan yang dilakukan secara terus-menerus.
Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
(30)
Dengan adanya kegiatan belajar, maka setiap individu memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda. Rendahnya motivasi yang ada dalam diri mahasiswa akan memiliki dampak yang besar bagi sebuah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
2.2.1.1 Teori - Teori Belajar
Teori – teori yang membahas tentang belajar adalah sebagai berikut : 1. Teori Belajar Gesalt
Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian (inisight) merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organism memegang peranan sangat sentral, belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2000:101).
2. Teori Belajar Classical Conditioning (Pavlon dan Watson)
Menurut teori ini, belajar adalah sesuatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang kontinyu, yang lebih diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Kelemahan dalam teori ini adalah teori ini menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis, kekuatan dan penentuan pribadi tidak
(31)
dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar tertentu saja (Purwanto, 2000:91).
3. Teori Belajar Connectionism (Thorndike)
Menurut teori ini, setiap organism jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika ada usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian di “pegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efesien.
2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakan perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat kita bedakan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri atau yang biasa disebut faktor intern/individual (faktor kematangan/pertumbuhan, perilaku/kebiasaan, kecerdasan, latihan, motivasi, minat).
b. Faktor yang ada di luar individu atau biasa disebut faktor eksternal/sosial (faktor keluarga/rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lengkungan, dan motivasi sosial).
(32)
2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis untuk menemukan personal-personal apa yang terlibat didalam kegiatan belajar itu. Sudah diterangkan bahwa belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah tentu harus ada yang di proses (masukan atau input) dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar
Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006
Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) merupakan bahan baku yang perlu di olah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process) didalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki
INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT TEACHING – LEARNING
PROCESS OUTPUT
ENVIRONMENTAL INPUT
(33)
(output). Berbagai faktor tersebut terinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.
Didalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi, maka yang dimaksud dengan raw input (masukan mentah) adalah mahasiswa. Sebagai raw input mahasiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis (bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya) maupun psikologis (minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya) semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.
Yang dimaksud instrumen input adalah kurikulum/bahan pelajaran, dosen yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan. Didalam keseluruhan sistem maka instrumen input merupakan faktor yang sangat penting dan yang paling menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi didalam diri si pelajar.
Disamping itu masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang dapat di ikhtisarkan sebagai berikut :
(34)
Gambar 2.2 Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006
Alam
Faktor
Luar
Dalam
Lingkungan
Sosial
Instrumental
Kurikulum
Dosen Sarana dan fasilitas
Administrasi
Fisiologi
Psikologi
Kondisi Fisik
Konsisi Panca Indera
Bakat Minat Kecerdasan
Motivasi Kemampuan
(35)
2.2.1.4 Sasaran – sasaran untuk Membiasakan Belajar yang Efektif
Berikut ini adalah saran-saran yang dikemukakan Crow dengan singkat dan terinci untuk mencapai hasil belajar yang lebih efesien.
1) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti.
2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai.
3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental.
4) Rencakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.
5) Selingilah waktu-waktu belajar tersebut dengan istirahat teratur 6) Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf
7) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation). 8) Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin
9) Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat.
10) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi.
11) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut. 12) Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan untuk
menemukan jawabannya.
13) Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar.
14) Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya. 15) Biasakanlah membuat kesimpulan atau rangkuman.
16) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu.
17) Pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang dikemukakan oleh pengarang dan tentanglah jika diragukan kebenarannya.
(36)
18) Telitilah pendapat beberapa pengarang.
19) Belajarlah menggunakan kamus sebaik-baiknya.
20) Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
2.2.2 Minat Belajar
2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar
Terdapat beberapa pengertian minat yang dipaparkan oleh beberapa para ahli diantaranya :
1. Eysenck dkk (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya.
2. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat ialah kesadaran seseorang pada sesuatu, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
3. Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut.
4. Dalam kamus psikologi Chaplin (1989) menyebutkan bahwa minat dapat diartikan sebagai :
(37)
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.
c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku. 5. Sedangkan menurut Kamus Besar Indonesia (1990:583), minat atau keinginan
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.
Minat belajar dapat diartikan juga sebagai suatu rasa ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2003:2 dalam Hidayat,dkk 2010). Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari obyek yang diinginkan itu sebagai wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat disebut juga keinginan seseorang terhadap sesuatu yang ia cita-citakan, merupakan hasil kesesuaian antara kondisi dan situasi dengan kebutuhan yang ia
(38)
harapkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat di kemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.
b. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
c. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Minat belajar merupakan faktor phsikis yang bersifat non intelektual. Pada dunia pendidikan, mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka akan mempunyai energi lebih untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan melakukan kegiatan belajar mahasiswa akan mampu menguasai materi. Mahasiswa yang mampu menguasai materi akan mampu mendongkrak prestasi belajar mahasiswa tersebut. Faktor – faktor timbulnya minat menurut Crow (2009) terdiri dari : a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah atau aktivitas lain yang menantang.
b. Faktor motivasi sosial, yaitu minat dalam upaya mengimbangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat
(39)
meningkatkan minat sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
2.2.2.2 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Minat pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Minat akan menimbulkan kesenangan dalam belajar sehingga mendongkrak prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1990:118) berpendapat bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.
Dengan didasari oleh minat, seseorang akan dapat melakukan aktivitas dengan penuh perhatian, dan memudahkan terciptanya konsentrasi sehingga gangguan dapat dihindari. Dengan konsentrasi yang baik daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran akan baik pula. Daya serap yang baik akan membuahkan prestasi peserta didik sesuai yang diharapkan yaitu tingkat prestasi yang optimum.
2.2.3 Perilaku Belajar
2.2.3.1 Pengertian Perilaku Belajar
Seseorang yang ingin berhasil dalam belajarnya hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang baik. Cara-cara belajar ini yang disebut dengan kebiasaan/perilaku belajar. Perilaku belajar seseorang akan menentukan keberhasilan belajarnya.
Surya (2004: 28) dalam Ariwaseso mengemukakan bahwa “Kebiasaan itu merupakan suatu cara individu bertindak yang sifatnya otomatis untuk masa
(40)
tertentu.” Kebiasaan dapat diartikan sebagai cara-cara atau teknik yang menetap yang dilakukan seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2010: 82) dalam Rahmi (2008) yang mengemukakan “kebiasaan belajar diperoleh dengan cara - cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar”.
Gie (2002: 61) dalam Ariwaseso bahwa “suatu kebiasaan adalah perilaku seseorang yang dilakukannya secara tetap atau sama dari waktu ke waktu tanpa pemakaian banyak pikiran sadar”. Oleh karena sifat dasarnya yang spontan dan otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Burghard dalam Syah (2008: 121) “Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang”. Oleh karena adanya proses pengurangan maka muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Berdasarkan pengertian di atas kemudian dihubungkan dengan belajar, maka kebiasaan belajar/perilaku dapat diartikan sebagai cara-cara yang ditempuh mahasiswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Suwardjono (1992:153-162) menyatakan terdapat aspek dalam belajar diperguruan tinggi, yakni: makna kuliah, pengalaman belajar atau nilai, konsepsi dosen, kemandirian dalam belajar, konsep memiliki buku, dan kemampuan berbahas dalam semua aspek ini, pengukuran prestasi akademik merupakan hal hal yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai mahasiswa dalam belajar.
Kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya kuliah saja, akan tetapi juga meliputi: diskusi, seminar, dan praktikum. Sebagai kegiatan akademik,
(41)
kuliah adalah ceramah tentang suatu topik yang disampaikan di depan kelas sebagai metode pengajaran di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 18 dalam Sudaryono dan Bharata, 2004). Dalam kegiatan ini terjadi interaksi langsung antara mahasiswa dan dosen yang memungkinkan mahasiswa menangkap antusiasme dosen dalam menjelaskan suatu topik dan mahasiswa dapat langsung bertanya apabila ada sesuatu hal yang belum dimengerti. Dalam konteks perilaku belajar, mempersiapkan diri mengikuti kuliah merupakan salah satu komponen perilaku belajar di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 20 dalam Sudaryono dan Bharata, 2004). Berikut adalah penjelasan singkat tentang komponen-komponen perilaku belajar mahasiswa di perguruan tinggi (Sudaryono dan Bharata, 2004): a) Mempersiapkan diri mengikuti kuliah,
b) Mengikuti kuliah dengan efektif, c) Membuat catatan,
d) Belajar setelah kuliah,
e) Belajar untuk menghadapi ujian, f) Pola membaca,
g) Kemampuan menggunakan waktu secara efektif.
2.2.3.2 Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Perilaku belajar biasanya dikaitkan dengan cara belajar dan salah satu cara belajar yang baik dilihat dari jangka waktu belajar serta belajar membaca dengan baik. Perilaku belajar jelas mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa yang mempunyai jadwal belajar yang teratur akan lebih bisa menguasai mata pelajaran dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya belajar
(42)
menjelang ujian. Dengan kebiasaan belajar yang baik, yakni belajar terjadwal, mengerjakan tugas dengan benar, belajar berkelompok, atau memperbanyak membaca, maka seorang mahasiswa diharapkan akan meningkat prestasi belajarnya.
Kebiasaan belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa adalah kebiasaan belajar yang dimiliki siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Gie (2002: 193) merumuskan bahwa “kebiasaan belajar yang baik akan
membantu siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi,
dan akhirnya sukses di sekolah”. Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti
membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.
2.2.4 Lingkungan belajar
2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Lingkungan disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi disisi yang lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
(43)
Menurut Rohani (2004:19) dikutip Johari (2006:40) dalam Setiawan (2012) perkembangan seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik dan reaksi inderawi. Sementara itu faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap dan nilai.” Lingkungan diartikan sebagai “kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme” (Imam Gunawan, 2011:2). Pada penelitian ini lingkungan yang dijadikan penelitian adalah lingkungan belajar atau biasa disebut dengan lingkungan pendidikan.
Lingkungan belajar dapat diartikan berupa “benda-benda, orang-orang, keadaan-keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar peserta didik yang bisa memberikan pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung ataupun langsung, baik secara sengaja maupun tidak disengaja” (Imam Gunawan, 2011:2). Lingkungan belajar dapat diartikan pula sebagai tempat dimana mahasiswa melakukan kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam lingkungan tersebut. Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo, 1996:74 dalam Partono dan Tri M). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut
(44)
Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) dalam Partono dan Tri Madalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar penting pengaruhnya terhadap berhasilnya belajar. Lingkungan belajar yang kondusif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Hutabarat E.P (1995: 203) membagi lingkungan belajar menjadi:
1) Lingkungan belajar fisik adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat kita belajar, seperti penerangan, kursi kerja, dan ruangan tempat belajar.
2) Lingkungan sosial yang memerlukan kehadiran teman suatu program studi dan orang lain yang mendorong atau menghambat mahasiswa untuk belajar serta suasana yang ada. Lingkungan sosial terdiri dari:
a. Lingkungan Keluarga
Pengertian lingkungan keluarga berasal dari dua kata, yaitu lingkungan dan keluarga. J. P. Chaplin (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa “lingkungan merupakan keseluruhan aspek atau fenomena fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan individu. Sementara, Joe Kathena
(Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa “lingkungan merupakan
segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik dan sosial budaya”. Lingkungan ini merupakan sumber seluruh informasi yang
(45)
diterima individu melalui alat inderanya yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran dan rasa.
Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah lingkungan keluarga.
Sudardja Adiwikarya, Sigelman dan Shaffer (Syamsu Yusuf, 2000)
berpendapat bahwa “keluarga merupakan unit terkecil yang bersifat
universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang
lebih besar”.
Hal tersebut hampir senada dengan pendapat Vebrianto (Sadjaah,
2002) yang mengemukakan bahwa “keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat memiliki nuclear family maupun extended family, yang secara nyata mendidik kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya
melalui interaksi sesame anggota dalam mencapai tujuan”.
Sedangkan F. J. Brown (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa
“ditinjau dari sudut sosiologis, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam,
yaitu:
1. Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan klan atau marga
(46)
Dari semua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil yang terdapat dalam masyarakat di dunia yang memiliki peranan penting dalam upaya mendidik seorang anak serta memiliki keluarga batih (nuclear family) maupun keluarga luas (extended family) yang ditandai dengan adanya hubungan darah atau satu garis keturunan. Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan sehari-hari seseorang karena sejatinya keluarga merupakan orang terdekat yang sehari-hari nya berada disekitar orang tersebut. Keluarga merupakan tempat dimana kita bisa menceritakan segala sesuatunya apa yang sedang kita alami. Keluarga terkadang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan karena dengan keluargalah orang yang terdekat dengan kita, mereka mengetahui apa yang terbaik untuk kita, begitu juga dalam hal pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian
(47)
dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada kebudayaan lingkungan setempat.
2. Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga dimulai dari manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal.
Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuannya adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup.
Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena
(48)
kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri. Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkepribadian unggul.
b. Lingkungan Kampus
Menurut Hamalik O (2001), bahwa hambatan terdapat kemajuan seorang siswa tidak hanya bersumber dari lingkungan itu sendiri, melainkan kemungkinan besar dari lingkungan kampus. Penyebabnya dikarenakan cara memberikan bahan pelajaran, kurangnya bahan pelajaran, alat – alat praktek, bahan pelajaran yang tidak sesuai, guru tidak menguasai bahan pelajaran yang akan diberikan, dan tidak ada saling menghargai serta menghormati antara siswa dengan guru hambatan bagi kemajuan dalam kegiatan belajar, dan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab kampus untuk memperbaikinya. Menurut Slameto (2003) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar siswa ini mencakup metode mengajar yang tidak optimal, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
(49)
kedisiplinan dalam belajar, kualitas belajar siswa, penguasaan yang baik dan metode belajar siswa tersebut.
Tulus Tu’u (2004:1) menyatakan lingkungan kampus dipahami
sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan kampus diartikan sebagai lingkungan dimana para mahasiswa dibiasakan dengan nilai tata tertib kampus dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya (Tulus Tu’u, 2004:11). Berdasarkan 2 (dua) definisi tentang lingkungan kampus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kampus adalah lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi. c. Lingkungan Masyarakat
Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik dari masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan ini mengitari sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dengan manusia ada pengaruh yang
(50)
timbal balik. Artinya lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Henry E Garret mengemukakan, “Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Di samping itu lingkungan juga difungsikan sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar”.
Sedangkan istilah masyarakat dalam istilah bahasa Inggris disebut society, dalam bahasa Arab disebut musyarakah artinya bersama-sama kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Istilah sosiologinya di sebut berinteraksi.
Masyarakat suatu sistem sosial atau kesatuan hidup yang mempunyai banyak faktor dalam pembentukannya, sehingga banyak definisi masyarakat yang dikemukakan oleh Hartono sebagai berikut:
1. Linton (seorang ahli antropologi) mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama , sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2. M.J. Haeskovitas menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. Gilin mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
(51)
4. S.R. Steimentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.
5. Lebih terperinci dikemukakan oleh Mac Iver, bahwa masyarakat adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan-jaringan dari relasi sosial.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dideskripsikan ciri-ciri masyarakat sebagai berikut:
1. Manusia hidup bersama.
2. Bergaul dalam jangka waktu yang lama.
3. Setiap anggotanya menyadari dirinya sebagai satu kesatuan.
4. Bersama-sama membangun suatu kebudayaan yang menjadi pedoman dalam hidup bersama.
Jadi, lingkungan masyarakat adalah tempat terjadinya sebuah interaksi suatu sistem dalam menghasilkan sebuah kebudayaan yang terikat oleh norma-norma dan adat istiadat yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
(52)
2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada saat suasana yang tepat. Lingkungan kerja yang efektif adalah sebuah lingkungan yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi tersebut (Deporter and Hernacki, 2001:81 dalam Rizkie 2013).
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan faktor-faktor lingkungan.
2.2.5 Prestasi Belajar
Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan atau di kerjakan dan sebagainya). Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh W.J.S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha memperoleh suatu kepandaian.
(53)
Prestasi belajar menurut para ahli pada intinya adalah pencapaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Terkait pencapaian itu dalam aspek apa dan bagaimana, masing-masing ahli memiliki pandangan tersendiri. Selain itu prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah hasil yang telah dicapai dari pembelajaran pengetahuan yang dapat di amati dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Arifin (1990), kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari fungsinya prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
3. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan bahwa prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di masyarakat.
(54)
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan peserta didik).
Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar yang diterima di kampus, yang dinyatakan dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).
Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil dari sebuah proses belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didik biasanya melakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan. Seberapa besar peserta didik maupun memberikan timbal balik dari setiap evaluasi yang diberikan. Menurut Winkel (2001) bahwa prestasi belajar merupakan prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotif.
(55)
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
Uji Partial Least Square (PLS) Minat Belajar
(X1)
Perilaku Belajar (X2)
Lingkungan Belajar (X3)
Prestasi Belajar (Y)
(56)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori yang telah dijelaskan maka disimpulkan hipotesis adalah :
H1 = Diduga bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. H2 = Diduga bahwa perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. H3 = Diduga bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
(57)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang menjadi variabel independen yaitu minat belajar (X1), perilaku belajar (X2) dan lingkungan belajar (X3). Sedangkan variabel dependen adalah prestasi belajar (Y). Penilitian ini di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2010.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menurut Nasir (2005:126) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Apapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(58)
1. Variabel bebas (X)
Variabel dalam penelitian ini antara lain :
a. Minat Belajar (X1)
Minat belajar adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadaptasi dari Febrianti Dwi Cahyani (2013) dengan 4 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :
1. Adanya rasa ketertarikan terhadap mata kuliah akuntansi.
2. Selalu mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh dosen. 3. Adanya semangat ketika dosen mengajarkan mata kuliah akuntansi. 4. Selalu mengerjakan soal latihan dirumah meskipun tidak ada tugas dari
dosen.
b. Perilaku Belajar (X2)
Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Variabel ini diukur dengan 18 item pertanyaan yang diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 5 indikator untuk dimensi kebiasaan mengikuti perkuliahan, 5 indikator untuk dimensi kebiasaan membaca buku, 4 indikator untuk dimensi kunjungan ke perpustakaan dan 4 indikator untuk dimensi kebiasaan menghadapi ujian.
(59)
1. Kebiasaan mengikuti perkuliahan, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Berusaha memusatkan perhatian pada materi yang sedang di diajarkan.
b. Bekerjasama dengan teman pada saat mengerjakan soal latihan. c. Tidak mudah mengantuk pada saat kuliah berlangsung.
d. Tidak suka menunda tugas yang diberikan dosen. e. Apabila dikelas diadakan diskusi, saya memilih aktif.
2. Kebiasaan membaca buku, yang terdiri dari indikator sebagai berikut: a. Melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai. b. Membaca buku selain buku akuntansi untuk menambah wawasan. c. Berusaha memahami bacaan pada setiap buku yang dibaca. d. Berusaha untuk mengisi waktu luang dengan membaca.
e. Memberi tanda bagian penting pada setiap buku yang saya baca. 3. Kunjungan perpustakaan, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Senang membaca buku di perpustakaan.
b. Memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan. c. Saya meminjam buku setiap berkunjung ke perpustakaan.
d. Bila ada tugas, saya pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi. 4. Kebiasaan menghadapi ujian, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Selalu belajar dengan teratur, baik dan disiplin. b. Selalu belajar setiap hari.
(60)
c. Selalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi dan mengerjakan soal ujian.
d. Berusaha tidak bertanya pada teman saat ujian berlangsung. c. Lingkungan Belajar (X3)
Lingkungan belajar merupakan tempat dimana mahasiswa melakukan kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam lingkungan tersebut. Variabel ini diukur dengan 8 item pertanyaan yang diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 4 indikator untuk dimensi lingkungan belajar dikampus dan 5 indikator untuk dimensi lingkungan belajar di luar kampus.
1. Lingkungan belajar dikampus, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Suasana kelas nyaman pada saat perkuliahan berlangsung.
b. Jumlah siswa dalam satu kelas cukup untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif.
c. Universitas menyediakan sarana prasarana yang cukup mendukung dalam proses belajar.
d. Ruang kelas pada saat perkuliahan rapi dan bersih.
2. Lingkungan belajar diluar kampus, yang terdiri dari indikator sebagai berikut :
a. Lingkungan tempat tinggal saya mendukung untuk belajar. b. Suasana rumah saya nyaman untuk kegiatan belajar.
(61)
c. Orang tua saya selalau menyediakan fasilitas belajar yang saya butuhkan.
d. Orang tua saya berusaha membuat saya nyaman saat belajar dirumah.
e. Teman-teman sebaya saya nyaman untuk kegiatan belajar secara kelompok.
2. Variabel terikat (Y)
Prestasi Belajar (Y) merupakan hasil belajar yang diraih seorang mahasiswa yang berupa nilai, dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa yang telah dicapai dari usaha belajar yang diterima di kampus, yang dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Variabel prestasi belajar diukur dengan instrumen kuesioner yang merupakan pengembangan dari Suryo Sudikdo (2011) terdiri dari 4 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut:
1. Saya mendalami pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan prestasi, serta selalu mengikuti perkembangan IPTEK sebagai pengembangan dalam kegiatan perkuliahan.
2. Saya merasa malu pada diri saya apabila saya mendapatkan nilai yang jelek. 3. Saya memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugas-tugas
(62)
4. Saya senantiasa membuat rencana studi untuk tiap semester sebagai sebuah rencana untuk meningkatkan prestasi saya.
3.2.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran untuk variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval (interval scale), sedangkan teknik pengukurannya menggunakan skala likert dalam bentuk checklist. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan (Sugiyono,2006: 107 dalam Defri 2013).
Skala likert (Likert scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut (Sekaran, 2006: 31 dalam Defri 2013) :
STS TS N S SS
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
(63)
Sedangkan skala pengukuran untuk variabel dependen (Y) juga menggunakan skala interval (interval scale), dengan teknik pengukurannya menggunakan skala Likert. Polanya adalah sebagai berikut :
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.3 Teknik Pengumpulan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Supomo dan Indriantoro, 1999:115). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah IPK mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2010 UPN “Veteran” Jatim. Jumlah populasi sebanyak 189 mahasiswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:44). Dalam penelitian ini penarikan sampel menggunakan metode Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata dan setiap anggota
(64)
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel ( Riduwan, 2004:58 ). Rumus teknik pengambilan sampel :
n = N
N(d)2+1 (Riduwan, 2004:65) = 189
189(10%)2+1 = 189 189(0,01)+1 = 189 1,89+1 = 189 2,89 = 65,40
= 65 responden Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah ukuran populasi d2 = Presisi yang ditetapkan (10%)
(65)
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer yang didapat dengan cara membagikan kuesioner yang akan diisikan oleh sampel dari populasi yang telah ditentukan.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Biro Admik Rektorat UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.4.3 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi: a. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006: 82). Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan sebagainya. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data nilai prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010.
(66)
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Metode Partial Least Square (PLS) merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala ukuran variabel tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Ghozali, 2011:18-19).
1. Inner Model
Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model dan substantive theory). Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory (Ghozali, 2011:23). Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
Persamaan Model Struktural:
(67)
Keterangan:
= Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat) ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)
γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen = Galat model structural
( Sofyan Yamin, 2011: 38) 2. Outer Model
Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model). Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya (Ghozali, 2011:23). Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten (Sofyan Yamin, 2011:10)
Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas): X1 = X11 + 1
X2 = X21+ 2 X3 = X31 + 3 X4 = X41 + 4 X5 = X51 + 5 X6 = X61 + 6 X7 = X71 + 7
(68)
Keterangan:
X adalahvaribel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen adalah variabel laten eksogen
X adalah loading faktor variabel eksogen adalah galat pengukuran pada variabel eksogen
(Sofyan Yamin, 2011: 37)
Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat) Y1 = Y11 + 1
Y2 = Y21 + 2 Y3 = Y31 + 3 Y4 = Y41 + 4 Keterangan:
Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen adalah variabel laten endogen
Y adalah loading faktor variabel endogen adalah galat pengukuran pada variabel endogen
(Sofyan Yamin, 2011:38)
3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model
Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi:
a. Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan
(69)
construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Ghozali, 2011:25).
b. Discriminant Validity
Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011:25).
c. Composite Reliability
Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah
(1)
82
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menambahi atau menggunakan variabel lain sebagai variabel yang telah ada yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar, misalnya motivasi, kompetensi dosen, ketrampilan sosial.
2. Bagi Universitas
Diharapkan pihak universitas lebih dapat menumbuhkan rasa minat belajar dan perilaku belajar mahasiswa serta menciptakan lingkungan belajar yang baik agar dapat meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa.
3. Bagi Akademik
a. Hendaknya lebih meningkatkan minat belajar terhadap akuntansi agar tidak merasa jenuh saat mempelajari akuntansi.
b. Hendaknya menyadari preferensi perilaku belajar untuk memilih cara belajar yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan.
c. Membuat lingkungan belajar disekeliling kita senyaman mungkin untuk mendukung kegiatan belajar.
5.3 Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun batasan-batasan tersebut :
(2)
83
a. Adanya perbedaan persepsi yang dimiliki antara masing-masing responden (mahasiswa) dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.
b. Jawaban responden yang berikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
c. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang di rasakan responden pada saat pengisian kuesioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.
d. Populasi yang diambil hanya berasal dari satu universitas saja, yang juga akan mempengaruhi pengambilan sampel, sehingga jumlahnya sedikit.
5.3.2 Implikasi Penelitian
Semakin tinggi minat belajar seseorang maka akan tinggi pula prestasi belajarnya. Mahasiswa yang menaruh minat besar terhadap mata kuliah tertentu maka akan memusatkan perhatiannya, karena memusatkan perhatian yang intensif terhadap materi memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Dalam penelitian ini, Minat Belajar tidak mempengaruhi kontribusi terhadap Prestasi Belajar. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang kurang mempunyai rasa
(3)
84
Hasil pengujian variabel kedua bahwa Perilaku Belajar mempunyai kontribusi terhadap Prestasi Belajar. Dengan kata lain Perilaku Belajar yang maksimal atau optimal seperti jadwal belajar yang tidak teratur, aktif pada saat perkuliahan, rutin membaca buku, mereview atau mengulangi bahan kuliah yang telah di dapat di kampus, memperhatikan materi perkuliahan yang diberikan dalam proses perkuliahan dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa tersebut.
Hasil pengujian ketiga bahwa variabel Lingkungan Belajar tidak mempunyai kontribusi terhadap Prestasi Belajar. Kurang baiknya lingkungan belajar mahasiswa akuntansi disebabkan suasana lingkungan kampus yang kurang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, suasana dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung dalam kegiatan belajar serta adanya pengaruh dari teman sebaya sehingga prestasi belajar mahasiswa akuntansi menjadi kurang baik karena tidak didukung oleh lingkungan belajar yang baik pula.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks :Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Program Studi Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Surabaya.
Arifin, 1990, Perilaku Dalam Organisasi, BPFE UNDIP, Semarang. Dalyono, M, 2005, Psikologi Pendidikan Cetakan Ketiga, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat, BPFE UNDIP, Semarang. Gie, The Liang, 2002, Cara Belajar Efesien I, Penerbit PUBI, Yogyakarta. Hamdikusumo, Kunaryo dkk, 1996, Pengantar Pendidikan, Penerbit IKIP
Semarang, Semarang.
Hamzah B, 2005, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Penerbit Bumi Angkasa, Jakarta.
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.
Purwanto, Ngalim, 2006, Psikologi Penelitian, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Robbin, Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi Edisi Kedelapan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Suraba ya. Surya, Mohammad, 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Penerbit
(5)
Skripsi :
Lubis, Andy Firansyah, 2013, Pengaruh Motivasi, Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa akuntansi (Studi Kasus Pada mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim), Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Purwanti, Lenny Sandra, 2009, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, Skripsi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
Sari, Rizhi Ika Purnama, 2013, Analisis Pengaruh Proses Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Belajar Kampus Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang),Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Setiawan, Riza Dwi,2012, Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Rachman, Rizkie Ainur, 2013, Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, dan Lingkungan Belajar Terhadap Stres Kuliah Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Rosyidah, Ainun, 2010, Motivasi, Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I (studi empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jatim), Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Triwantoro, Defri, 2013, Pengaruh Media Pendidikan, Minat Belajar dan Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.
(6)
Jurnal:
Ariwaseso, Galih, Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk,Surabaya
Ariwibowo, Mustofa Setyo, 2012, Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011,Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012.
Santoso, Firman Budi, Junaidi, Fitri Ahmad Kurniawan, Pengaruh Kompetensi Dosen, Media Pembelajaran dan Asistensi Terhadap Prestasi Belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura).