Metode Analisis Baku PENELAAHAN PUSTAKA

hari United States Pharmacopeia, 2006. Presisi keterulangan dinyatakan dengan koefisien variansicoefficient of variation CV yang dapat dihitung dengan rumus: CV = 100 x SD 7 Simbol SD adalah standar deviasi dan X adalah nilai rata-rata data Gandjar dan Rohman, 2007. Linearitas adalah kemampuan dalam rentang tertentu untuk mendapatkan hasil penelitian yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Semakin mendekati -1 atau 1 nilai koefisien korelasi r, semakin baik dan linear kurva bakunya Gandjar dan Rohman, 2007. Limit of detectionbatas deteksi LOD adalah konsentrasi yang menghasilkan sinyal instrumen yang berbeda signifikan dari sinyal blanko Miller and Miller, 2010. Sensitivitas dapat ditentukan dari LOD dan slope. LOD dapat dihitung dari regresi linier y = b ± Sb x + a ± Sa dengan rumus: LOD = 3 Sab 8 Simbol b adalah slope atau kemiringan kurva baku, Sb merupakan standar deviasi slope, a adalah intersep, dan Sa merupakan standar deviasi intersep Gonzales and Herrador, 2007. Nilai slope diperoleh dari nilai b pada persamaan regresi linier y = bx + a. Slope menunjukkan respon alat.

H. Metode Analisis Baku

Sejauh penelusuran pustaka penulis, belum terdapat metode analisis baku PPD dalam pewarna rambut menggunakan instrumen KCKT. Metode analisis PPD dalam pewarna rambut menggunakan instrumen KCKT hanya terdapat dalam penelitian tertentu, sehingga merupakan suatu pengembangan metode seperti yang dilakukan oleh Rastogi et al. 2001. Terdapat metode analisis baku PPD dalam pewarna rambut pada AOAC Association of Official Analytical Chemists 1984 yang menggunakan metode gravimetri. European Commission pada tahun 1999 mengeluarkan metode analisis baku PPD dalam pewarna rambut menggunakan metode TLC Thin Layer Chromatography.

I. Landasan Teori

p-Phenylenediamine PPD merupakan salah satu komposisi utama dalam pewarna rambut permanen jenis oksidatif. Pada penggunaan jangka pendek maupun jangka panjang, PPD dapat menimbulkan efek buruk pada kesehatan seperti dermatitis, mata iritasi dan berair, serta asma pada manusia. Menurut peraturan yang berlaku, kadar PPD yang diperbolehkan dalam suatu sediaan pewarna rambut maksimal sebesar 6. Namun, pada kenyataannya, banyak sediaan pewarna rambut yang tidak mencantumkan kadar PPD dalam produknya, sehingga keamanan produk tersebut tidak dapat dipastikan. Sifat PPD yang mudah mengalami oksidasi saat terpapar oksigen dianalisis menggunakan instrumen KCKT dalam penelitian ini untuk memisahkan PPD dengan produk oksidasinya. Metode analisis baku yang tersedia adalah gravimetri dan TLC, namun kedua metode tersebut belum cukup baik untuk memisahkan PPD dan tidak memiliki sistem pendeteksi sebaik instrumen KCKT mengingat hasil dari penelitian ini akan digunakan dalam kajian keamanan dan kajian risiko yang membutuhkan hasil analisis dalam jumlah yang sangat kecil. Oleh sebab itu, metode baku tersebut tidak digunakan dan dilakukan pengembangan metode penetapan kadar menggunakan teknik KCKT. Analisis PPD yang struktur molekulnya ditentukan oleh nilai pKa sangat tergantung pada pH dan polaritas sistem KCKT, sehingga perlu dilakukan proses optimasi khususnya pada jenis fase diam dan fase gerak. Optimasi suhu oven kolom dan laju alir fase gerak juga dilakukan agar didapatkan kualitas pemisahan yang baik, kemudian sistem KCKT yang telah optimal diuji kesesuaian sistemnya sebelum digunakan untuk penetapan kadar PPD. Parameter pemisahan dengan KCKT yang menunjukkan hasil optimum yaitu resolusi ≥ 1,5 pada kromatogram, TF 2, N 2000, HETP kecil dan waktu retensi yang tidak lama 10 menit. Parameter uji kesesuaian sistem dengan KCKT ditentukan dari linearitas koefisien korelasir, presisi keterulangan koefisien variansiCV dan presisi antara signifikansi slope, serta sensitivitas slope dan batas deteksiLOD.

J. Hipotesis