Model Kualitas Layanan Kualitas Layanan

18 c. Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. d. Empati, yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan. e. Berwujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas, dan materi komunikasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka dari itu bisa dinyatakan bahwa lima dimensi kualitas layanan yang harus diperhatikan, yaitu keandalan merupakan kemampuan dalam melaksanakan jasa secara akurat. Daya tanggap merupakan kemampuan dalam memberikan jasa dengan cepat. Kepastian merupakan jaminan kemampuan dalam memberikan jasa sehingga menimbulkan kepercayaan pelanggan. Empati merupakan pemberian perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Bukti langsung yang merupakan penampilan fisik atau bukti langsung yang merupakan kemampuan terkait dengan fasilitas yang tersedia untuk pelanggan. Elemen-elemen pelayanan tersebut harus diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan karena perbedaan persepsi tentang wujud pelayanan yang diberikan mengalami perbedaaan dengan harapan pelanggan.

2.2.1.3. Model Kualitas Layanan

Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang telah dilakukan, Gronroos yang dikutip dalam Tjiptono 2005:261 mengemukakan enam kriteria kualitas layanan yang dipersepsikan baik, yakni sebagai berikut : 19 a. Profesionalism and Skills . Pelanggan mendapati bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara profesional outcome-related criteria. b. Attitudes and Behavior . Pelanggan merasa bahwa karyawan jasa customer contact personel menaruh perhatian besar pada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan dan ramah process-related criteria. c. Accesibility and Flexibility . Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam operasi, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah. Selain itu, juga dirancang dengan maksud agar dapat menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan secara luwes. process-related criteria. d. Reliability and Trustworthiness . Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pelanggan process-related criteria. e. Recovery . Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak diharapkan ada tidak diprediksi, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat process-related criteria. 20 f. Reputation and Credibility . Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai imbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan image-related criteria. Adapun Model Kualitas Jasa Gap Model tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Konseptual Service Quality Sumber : Zeithaml dalam Tjiptono 2007:263. Komunikasi Dari Mulut ke Mulut Kebutuhan Pribadi Pengalaman Yang Lalu Jasa Yang Diharapkan Jasa Yang Dipersepsikan Penyampaian Jasa Spesifikasi Kualitas Jasa Persepsi manajemen atas harapan pelanggan Komunikasi Eksternal pada pelanggan PEMASAR GAP 5 GAP 1 GAP 3 GAP 2 GAP 4 21 Dari gambar model kualitas jasa dapat dijelaskan bahwa jasa yang diharapkan pelanggan berasal dari komunikasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal. Sedangkan pemasar selalu berusaha agar dapat memberikan jasa dengan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, pihak manajemen harus bisa mempersepsikan secara tepat apa yang menjadi harapan pelanggan, selanjutnya harus bisa dijabarkan secara spesifik dan sekaligus dibutuhkan juga ketepatan dalam penyampaian jasa. Begitu juga komunikasi eksternal yang disampaikan oleh perusahaan harus sesuai dengan yang sebenarnya. Faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa itu adalah yang diharapkan dan jasa yang dirasakan. Pihak perusahaan berharap agar jasa yang dirasakan oleh pelanggan lebih tinggi dari jasa yang diharapkan oleh pelanggan, sebab dengan demikian kualitas jasa akan dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam model pada Gambar 1 antara lain : a. Identifikasi atribut kunci kualitas jasa dari sudut pandang manajemen dan konsumen. b. Penekanan pada kesenjangan Gap antara konsumen dan penyedia jasa terutama pada persepsi dan harapan. c. Pemahaman tentang implikasi teratasinya kesenjangan yang ada terhadap pengelolaan jasa. 22 Gap Model pada Gambar 2.1 kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi gambar 2.2 dan menggambarkan faktor-faktor inter- organisasional yang mempengaruhi setiap jenis kesenjangan. Dengan demikian Gap Model yang baru dapat membantu analisis apa yang menyebabkan kesenjangan dan solusinya. Gambar 2 Model Service Quality yang Diperluas Sumber : Zeithaml dalam Tjiptono 2007:264. Marketing research orientation Upward communication Levels of management GAP 1 GAP 2 Management commitment toService quality Goal setting Task standardization Perception of feasibility Teamwork Employee-job fit Technology-job fit Perceived control Supervisory Control systems Role ambiguity Role conflict Horizontal Communication Propensity to over promise GAP 3 GAP 4 Tangibles GAP 5 SERVICE QUALITY Reliability Responsiveness Assurance Empathy 23 Pada Gap 1, disebabkan oleh: Orientasi riset pemasaran yang tidak seimbang, kurangnya komunikasi ke atas, dan fokus yang kurang mencukupi. Gap 2, berupa perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas layanan standards gap yang disebabkan oleh: Tidak adanya kelebihan permintaan. Gap 3, perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dan adanya kelebihan penyampaian jasa. Gap ini disebabkan oleh: Karyawan kurang terlatih kurangnya menguasai tugasnya, beban kerja terlampau berlebihan, standar kinerja tidak dapat dipenuhi oleh karyawan, atau bahkan karyawan tidak dapat bersedia memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Gap 4, berupa perbedaan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi iklan dan pernyataan atau janji atau slogan yang dibuat perusahaan. Sedangkan, Gap 5 adalah kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara atau ukuran yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.

2.2.1.4. Strategi Peningkatan Kualitas Layanan