Scene 6 Paradigma Pada Level Realitas, Level Representasi, Dan Level

Kesimpulan Kesimpulan dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tokoh pemuda sebagai ikon, sedangkan indeksnya adalah perilaku nonconform yang dilakukan oleh tokoh pemuda. Perilaku nonconform ini juga termasuk tindakan kriminal karena melanggar aturan hukum yang berlaku dan membahayakan lingkungan. Seperti yang digambarkan scene 1 dan 2, perilaku antisosial ini melanggar Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 dengan hukuman kurungan maksimal 2 bulan atau denda maksimal Rp.500.000.

4.2.1.6 Scene 6

Gambar 4.11 Tampilan Visual Dalam Scene 6 Gambar 4.12 Tampilan Visual Dalam Scene 6 Ikon Icon Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motornya. Tokoh pemuda pada scene ini terlihat sedang melompati kereta yang melintas didepan menggunakan mobil bekas yang diparkir. Tindakan melompati kereta ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena sesuai dengan norma hukum yang berlaku di Indonesia bahwa setiap pengendara kendaraan wajib mengutamakan lewatnya kereta api yang melintas. Perilaku antisosial yang dilakukan tokoh pemuda pada scene ini selain membahayakan dirinya sendiri juga dapat menyebabkan kecelakaan yang memakan banyak korban. Indeks Index Indeks dalam potongan gambar diatas adalah penggambaran perilaku antisosial dalam bentuk tindakan berani yang melanggar hukum. Hal ini ditampilkan dengan tokoh pemuda dengan sepeda motornya melompati kereta yang sedang melintas. Tindakan – tindakan seperti ini biasanya hanya dilakukan oleh orang – orang pemberani yang mana merupakan gambaran umum pada iklan rokok. Simbol Symbol Simbol yang ditunjukkan dalam scene 6 diatas adalah simbol keberanian dan pelanggaran hukum. Simbol keberanian ditunjukkan melalui pakaian tokoh pemuda, sepeda motornya serta tindakan melompati kereta yang melintas. Sedangkan simbol pelanggaran hukum ditunjukkan melalui tindakan melompati kereta api yang melanggar Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian. Level Realitas a. Setting Setting yang digunakan dalam scene ini adalah di luar ruangan Out Door, yaitu di suatu jalan. Dalam scene 6 ditampilkan gambar dengan setting jalan raya yang dilewati oleh perlintasan kereta api. Di indonesia, pengendara kendaraan diwajibkan untuk mendahulukan kereta yang melintas dan bagi pelanggarnya akan mendapatkan sanksi selain itu juga akan membahayakan dirinya maupun orang lain. b. Suara dan Musik Scene ini masih tanpa suara. Musik pada scene ini memiliki tempo yang lebih pelan dari scene sebelumnya. Selain disertai suara sepeda motor, pada scene ini juga terdapat suara bel dan mesin kereta yang melintas. Tempo yang semakin pelan pada scene ini menggambarkan suatu ketegangan yang terjadi ketika seseorang melompati kereta yang melintas. Level Representasi a. Teknik Kamera Teknik kamera pada scene ini ada dua yaitu Long Shot dan Close Up. Teknik kamera Close Up terdapat pada awal scene untuk menunjukkan ekspresi kecewa tokoh pemuda yang jalannya terhalang oleh kereta yang melintas. Teknik ini biasanya digunakan pada tokoh – tokoh yang penting dalam sebuah cerita. Close Up berfungsi untuk memberikan penekanan pada ekspresi wajah, menunjukkan pentingnya objek, dan sering memiliki arti simbolik. b. Penampilan dan Kostum Tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan seperti itu diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya. c. Penataan Musik Sama seperti scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinggi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara sepeda motor. Pada akhir scene ini, volume musik menjadi sangat pelan dan hanya terdengar suara raungan sepeda motor disertai suara kereta yang melintas. Kesimpulan Tindakan melompati kereta yang direpresentasikan tokoh pemuda pada scene ini, menurut Narwoko dan Suyanto 2006:101 digolongkan sebagai tindakan kriminal karena melanggar hukum dan menggancam jiwa atau keselamatan orang lain. Menurut undang – undang yang berlaku di Indonesia, setiap pengendara yang melintasi perlintasan kereta api diwajibkan untuk mengutamakan lewatnya kereta api yang melintas. Sebaliknya dalam scene 6 ini, karena terburu – buru diperlihatkan tokoh pemuda memilih untuk melompati kereta api yang melintas.

4.2.1.7 Scene 7