4.2.1.5 Scene 5
Gambar 4.9 Tampilan Visual Dalam Scene 5
Gambar 4.10 Tampilan Visual Dalam Scene 5
Ikon Icon
Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motor. Pada scene ini, tokoh pemuda melakukan
tindakan nonconform yaitu mengangkat ban depan sepeda motornya
sehingga tokoh pemuda mampu melewati tembok yang menghalangi jalannya. Tindakan nonconform ini meskipun hanya dilakukan dijalan
yang sempit tetap saja melanggar Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 dengan hukuman kurungan maksimal 2 bulan atau denda
maksimal Rp.500.000. Selain itu, tindakan nonconform yang termasuk dalam perilaku antisosial ini dapat dikateorikan sebagai tindakan
kriminal karena secara nyata telah melanggar aturan – aturan hukum tertulis dan membahayakan orang lain karena dilakukan di sebuah
jalanan sempit yang dijadikan pasar dan dalam keadaan yang ramai oleh para penjual dan pembeli.
Indeks Index
Tindakan kriminal yang dilakukan tokoh pemuda menjadi indeks pada scene ini. Dikatakan tindakan kriminal karena perilaku antisosial
itu secara jelas dan nyata telah melanggar aturan – aturan hukum baik yang tertulis maupun tidak dan mengganggu kenyamanan maupun
keamanan orang lain
Simbol Symbol
Simbol yang ditunjukan dalam scene 5 adalah simbol keberanian. Tercermin dari tindakan nonconform yang dilakukan oleh tokoh pemuda
yang menantang bahaya. Tindakan nonconform ini bisa dikategorikan
sebagai perilaku antisosial karena dilakukan di tempat dimana norma – norma dan nilai – nilai sosial berlaku.
Level Realitas
a. Setting
Hampir sama dengan kedua scene sebelumnya, setting pada scene 5 ini menampilkan daerah paling ujung suatu pasar di jalan
yang sempit. Daerah paling ujung suatu pasar ini diperjelas dengan adanya tembok yang berwarna abu – abu dan semakin jarangnya
orang yang terlihat. Setting latar seperti ini mampu mendorong tokoh pemuda berperilaku antisosial karena tidak ada atau hanya sedikit
orang yang akan melihat perilaku antisosial sehingga rasa bersalah yang seharusnya dirasakan oleh tokoh pemuda menjadi berkurang
atau bahkan sama sekali tidak dirasakan.
b. Suara dan Musik
Masih tanpa suara dan hanya ada musik yang mengiringi disertai suara sepeda motor. Musik pada scene ini mempunyai tempo
yang lebih pelan dari scene – scene sebelumnya dan semakin akhir dari scene ini tempo menjadi lebih cepat. Tempo yang semakin cepat
ini menunjukkan semakin terburu – burunya tokoh pemuda yang mampu mendorong dirinya untuk lebih berperilaku antisosial.
Level Representasi
a. Teknik Kamera
Teknik kamera pada scene tersebut masih menggunakan Long Shot LS. Long Shot sering digunakan pada iklan rokok
karena teknik kamera ini mampu menunjukan hubungan antara objek, subjek dan latar belakang lebih jelas dari pada teknik kamera lainnya.
b. Penampilan dan Kostum
tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini
memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan tersebut diperlihatkan oleh tokoh pemuda
melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.
c. Penataan Musik
Sama seperti scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinggi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan
seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara sepeda motor. Volume suara sepeda motor pada scene ini lebih tinggi dari pada
suara background musiknya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tokoh pemuda sebagai ikon, sedangkan indeksnya adalah perilaku nonconform
yang dilakukan oleh tokoh pemuda. Perilaku nonconform ini juga termasuk tindakan kriminal karena melanggar aturan hukum yang
berlaku dan membahayakan lingkungan. Seperti yang digambarkan scene 1 dan 2, perilaku antisosial ini melanggar Undang – Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 dengan hukuman kurungan maksimal 2 bulan atau denda maksimal Rp.500.000.
4.2.1.6 Scene 6