Scene 3 Paradigma Pada Level Realitas, Level Representasi, Dan Level

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penggambaran scene 2 adalah tokoh pemuda melakukan tindakan yang melanggar norma hukum dengan memberhentikan sepeda motornya secara tiba – tiba lalu memutarbalik arah sepeda motornya dijalan satu arah karena didepannya ada kemacetan. Tindakan memberhentikan kendaraan secara tiba – tiba dan melawan arah di jalan yang satu arah dapat merupakan perbuatan yang melanggar norma hukum. Sama seperti scene sebelumnya, norma hukum yang dilanggar adalah UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas pasal 285 ayat 1 dan juga pasal 287.

4.2.1.3 Scene 3

Gambar 4.5 Tampilan Visual Dalam Scene 3 Gambar 4.6 Tampilan Visual Dalam Scene 3 Ikon Icon Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motor dan orang – orang yang sedang beraktivitas. Tokoh pemuda pada scene ini melakukan perilaku antisosial, yaitu melompati beberapa orang dengan mengendari sepeda motornya untuk menghindari keramaian pasar. Perilaku antisosial yang dilakukan tokoh pemuda itu merupakan perilaku yang nonconform dan memancing perhatian orang – orang disekitarnya. Perilaku itu memancing perhatian orang lain karena perilaku tokoh pemuda sangat mengganggu dan memberikan rasa kekhawatiran meskipun perilaku – perilaku antisosial itu cenderung diterima masyarakat karena dianggap sebagai perilaku menyimpang ringan dari tatanan sosial. Indeks Index Indeks yang dapat diambil dari potongan gambar diatas adalah tindakan tokoh pemuda yang melompati beberapa orang untuk dapat menghindari keramaian pasar. Didalam gambar terlihat bahwa orang – orang yang tokoh pemuda lompati adalah orang tua, sehingga perilaku tokoh pemuda ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena perilaku itu menyimpang dari norma – norma dan nilai – nilai yang terdapat dimasyarakat. Di Indonesia, sejak kecil kita sudah dididik untuk berperilaku sopan, kita diajarkan untuk mengucapkan kata “tolong” ketika akan meminta pertolongan kepada orang lain apalagi orang yang lebih tua, begitu juga saat akan melewati kerumunan orang kita mengucapkan kata “permisi”. Simbol Symbol Perilaku yang dilakukan oleh tokoh pemuda dalam scene diatas merupakan simbol ketidaksopanan. Dikatakan tidak sopan karena orang yang berada dibawah tokoh pemuda adalah orang yang lebih tua dan seharusnya lebih dihormati tanpa melihat status sosialnya. Level Realitas a. Setting Berbeda dengan scene sebelumnya, setting pada scene 3 ini menampilkan suatu pasar di jalan yang sempit yang dipenuhi para penjual dan pembeli yang saling bertransaksi. Setting latar ini memberikan kesan kotor dan kumuh yang biasanya terdapat pada pasar di tempat seperti itu. Selain itu orang – orang yang biasanya berada pada tempat seperti itu merupkan orang orang dengan kelas sosial menengah kebawah. Yang mana hal ini mampu mendorong tokoh pemuda untuk melakukan perilaku antisosial karena menganggap orang – orang ini memiliki status sosial yang lebih rendah. b. Suara dan Musik Masih meneruskan musik sebelumnya dengan nada dan tempo yang cepat. Namun pada scene ini, selain terdapat suara kendaraan bermotor juga terdapat suara keramaian yang biasanya ada di suatu pasar yang ramai. Tempo yang berkesan terburu – buru ini mampu menggambarkan secara lebih detail alasan tokoh pemuda melakukan perilaku antisosial. Salah satu hal yang mendorong seseorang melakukan perilaku antisosial adalah keadaan terburu – buru karena adanya hal – hal yang mendesak. Suara keramaian digunakan untuk menunjukkan keadaan pasar yang ramai. Level Representasi a. Teknik Kamera Teknik kamera yang digunakan masih sama dengan sebelumnya yaitu Long Shot LS. Pengambilan gambar Long Shot ini mampu menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk pada body language, ekspresi tubuh, gerakan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi kondisi yang sedang terjadi pada scene tersebut. Long Shot diambil dari bawah dan memperlihatkan bagian bawah sepeda motor. b. Penampilan dan Kostum Tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan seperti itu diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya. c. Penataan Musik Melanjutkan scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinngi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara – suara kendaraan bermotor dan keramaian pasar. Volume suara kendaraan bermotor pada scene ini sedikit lebih pelan daripada scene sebelumnya. Kesimpulan Perilaku yang nonconform yang dilakukan tokoh pemuda dalam scene ini merupakan suatu bentuk perilaku antisosial. Menurut Narwoko dan Suyanto 2006:101, secara umum perilaku yang nonconform ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena perilaku ini tidak sesuai dengan nilai – nilai dan norma – norma yang ada. Perilaku tokoh pemuda merupakan perilaku yang nonconform karena perilaku itu tidak sesuai dengan norma kesopanan yang beredar didalam masyarakat. Seperti yang diketahui, kebudayaan di Indonesia mendorong orang yang lebih muda untuk menghormati dan berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua. Merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi, tokoh pemuda dengan mudahnya melakukan perilaku yang nonconform, khususnya perilaku tidak sopan kepada orang lain. Iklan ini mengkonstruksikan bahwa orang yang berstatus sosial lebih tinggi dapat berperilaku secara lebih bebas karena kecenderungan untuk “dipersalahkan” lebih kecil.

4.2.1.4 Scene 4