Hipotesis Hubungan antara pengawasan pemimpin dengan kedisiplinan kerja karyawan pada perusahaan mikro, kecil dan menengah.

Disribusi atau penyebaran aitem pada skala tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Blue Print Skala Kedisiplian Kerja diisi karyawan No Aspek Komponen Aitem Total Presentase Favorable Unfavorable 1. Kepatuhan pada peraturan 4, 8, 10 15, 18, 21 6 25 2. Ketepatan waktu 1, 5, 11 13, 19, 22 6 25 3. Tanggung jawab 2, 6, 12 16, 20, 23 6 25 4. Cara berpakaian dan penggunaan alat kerja dengan hati-hati 3, 7, 9 14, 17, 24 6 25 Total 12 12 24 100 Tabel 4 Blue Print Skala Kedisiplinan Kerja diisi pengawas T a No Aspek Komponen Aitem Total Presentase Favorable Unfavorable 1. Kepatuhan pada peraturan 1, 5 9, 13 4 25 2. Ketepatan waktu 2, 6 10, 14 4 25 3. Tanggung jawab 3, 7 11, 15 4 25 4. Cara berpakaian dan penggunaan alat kerja dengan hati-hati 4, 8 12, 16 4 25 Total 8 8 16 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5 Penilaian Skala Kedisiplinan Kerja Respon Favorable Unfavorable Selalu 4 1 Sering 3 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak Pernah 1 4

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya. Pengertian yang paling lazim tentang validitas adalah sebagai berikut. Pertama, validitas dipandang sebagai kualitas atau ciri yang melekat pada tes. Kedua, validitas bisa dibedakan dalam tiga tipe atau jenis yaitu validitas isi, validasi terkait dengan criteria serta validasi konstruk Goodwin Leech dalam Supratiknya, 2014. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu menyangkut tingkat kebenaran suatu instrument mengukur isi content dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Untuk mengetahui suatu kuisioner dapat dianggap valid secara isi dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli yang sesuai dengan bidang penelitian Kountur, 2007. Pakar yang meneliti isi tes ini adalah dosen pembimbing skripsi peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Seleksi Aitem

Parameter utama dalam seleksi item skala adalah daya diskriminasi item, yaitu sejauh mana item mampu membedakan individu yang memiliki atribut dan individu yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur oleh skala. Daya diskriminasi item tersebut diuji melalui komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada masing-masing item dengan distribusi skor keseluruhan pada skala yang menjadi kriteria. Hasil dari komputasi ini berupa koefisien korelasi item total r ix yang disebut dengan parameter daya beda item Azwar, 2009. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negative. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negative mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik Azwar, 2009 Korelasi item total digunakan sebagai kriteria pemilihan item yang memiliki batasan r ix ≥ 0,30 yang berarti bahwa item-item yang koefisien korelasinya bernilai minimal 0,30, daya diskriminasinya dianggap memuaskan . Sebaliknya, apabila nilai r ix kurang dari 0,30, maka item tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0,30 dan jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tinggi. Namun, jika jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas criteria 0,30 menjadi 0,25 Azwar, 2009. Uji coba terhadap aitem-aitem dalam skala telah dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015 hingga tanggal 3 Oktober 2015 pada toko elektronik dan Café di Purwokerto. Dari 35 kuesioner yang dibagikan, terdapat 34 kuesioner yang kembali dan ada 6 kuisioner yang dianggap gugur karena tidak memenuhi criteria yaitu minimal bekerja selama 3 bulan. Setelah 28 kuisioner dipastikan dapat terpakai, peneliti kembali membagikan skala yang ketiga yang diberikan kepada setiap pengawas untuk menilai kedisiplinan kerja para karyawannya pada tanggal 4 Oktober 2015. Peneliti memberikan kepada tiga pengawas dimana setiap kuisioner yang dibagikan telah tercantum nama karyawan yang sesuai dengan nama-nama yang mengisi kuisioner sebelumnya. Dikerenakan jumlah subjek dalam uji coba skala belum mencukupi, tanggal 21 Oktober 2015 peneliti kembali membagikan skala-skala tersebut kepada 6 karyawan dan seorang pengawas pada sebuah salon di Yogyakarta. Jumlah seluruh responden pada uji coba skala ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI