c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan program SPSS for windows, maka dapat ditunjukkan ada tidaknya perbedaan jumlah keluarga miskin. Berikut
rangkuman hasil pengujian dengan menggunakan wilcoxon signed ranks t test.
Tabel 5.12 Pengujian Hipotesis Ketiga
Jumlah keluarga miskin Jumlah
Z
hitung
Sig. α = 5
Jumlah keluarga miskin_Sebelum Industri
Rambak 6
-2,236 0,025
0,05 Jumlah keluarga
miskin_Sesudah Industri Rambak
1
Sumber : Hasil olah data, 2013.
Dari Tabel 5.12 dapat ditunjukkan jumlah keluarga miskin sebelum menjadi industri rambak adalah sebanyak 6 orang dan jumlah keluarga miskin
sesudah menjadi industri rambak adalah sebanyak 1 orang. Jumlah keluarga miskin sesudah menjadi industri rambak adalah lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah keluarga miskin sebelum menjadi industri rambak. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji wilcoxon signed ranks t test
diperoleh nilai P Value sebesar 0,025. Dikarenakan nilai P Value ini lebih kecil dari 0,05; maka disimpulkan terdapat perbedaan jumlah keluarga miskin antara
sebelum menjadi industri rambak dengan sesudah menjadi industri rambak. Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ada perbedaan jumlah keluarga
miskin masyarakat Dusun Dekoro sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau terbukti atau diterima.
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemilik usaha industri rambak dari kulit kerbau dapat dilakukan oleh siapa saja baik yang berumur masih produktif maupun
sudah non produktif, terbukti masih terdapat beberapa pemilik usia yang umurnya sudah diatas 60 tahun, dalam hal ini terdapat 8 orang sebagai pengusaha rambak dari
kulit kerbau di Dusun Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan Magelang. Hal ini menjelaskan bahwa usia tidak berpengaruh pada keinginan seseorang dalam meningkatkan
kesejahteraanya dalam meningkatkan dan mencukupi kebutuhan hidup seseorang dan keluarganya. Dari penelitian juga ditemukan beberapa wanita sebagai kepala keluarga dan
memutuskan untuk memiliki usaha rambak dari kulit kerbau. Hal ini dilakukan semata- mata untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, yang mana mereka sudah tidak memiliki
suami lagi. Tanpa melihat posisi dirinya sebagai seorang perempuan, mereka memiliki jiwa dan semangat yang tinggi dalam melakukan usaha dari kulit rambak tersebut. Dan
kemudian dari para keluarga tersebut mayoritas hanya memiliki 2 anggota keluarga. Hal ini tentunya tidak menjadi beban berat mereka dalam memikul tanggung jawab untuk
mencukupi semua kebutuhan hidup keluarga. Lain halnya lagi jika mereka memiliki banyak jumlah keluarga yang bisa menjadi beban tinggi dan berdampak pada usahnya
yang kurang berkembang dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat dijelaskan
kondisi sosial ekonomi masyarakat dilihat dari tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengangguran masyarakat, dan jumlah keluarga miskin di Dusun Dekoro
sebelum dan sesudah menjadi daerah industri rambak dari kulit kerbau. Berdasarkan hasil analisis data diatas, pada kondisi sosial ekonomi masyarakat dilihat dari tingkat
pendapatannya, dapat dinyatakan bahwa tingkat pendapatan keluarga masyarakat Dusun Dekoro sesudah menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau lebih baik atau
meningkat dengan signifikan jika dibandingkan dengan tingkat pendapatan keluarga masyarakat Dusun Dekoro sebelum menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit
kerbau. Hal ini sejalan dengan pendapat Gilarso 1992:41, yang menyatakan bahwa penghasilan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri wiraswasta misalnya
berdagang, mengerjakan sawah, atau menjalankan perusahaan sendiri. Lebih lanjut Gilarso juga mengungkapkan bahwa penghasilan keluarga adalah sebagai bentuk balas karya yang
diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbagan seseorang terhadap proses produksi. Penghasilan keluarga juga dapat diterima dalam bentuk barang, misalnya
tunjangan beras, hasil dari sawah dan pekarangan atau fasilitas seperti rumah dinas dan pengobatan gratis. Kemudian pada pengujian tingkat pengangguran masyarakat
menunjukkan bahwa tingkat pengangguran masyarakat Dusun Dekoro sesudah menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau menurun dengan signifikan jika
dibandingkan dengan tingkat pengangguran masyarakat Dusun Dekoro sebelum menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau. Dan selanjutnya juga diperoleh perbedaan
yang signifikan pada jumlah keluarga miskin, yang menunjukkan bahwa jumlah keluarga miskin Dusun Dekoro sesudah menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau
menurun dengan signifikan jika dibandingkan dengan jumlah keluarga miskin Dusun Dekoro sebelum menjadi daerah sentra industri rambak dari kulit kerbau.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat yang meliputi aspek pendapatan, pengangguran, dan jumlah keluarga miskin di Dusun
Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan Magelang sebelum dan sesudah menjadi sentra industri rambak dari kulit kerbau, maka dapat disimpulkan :
1. Terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi masyarakat antara sebelum dan sesudah
menjadi sentra industri rambak dari kulit kerbau dilihat dari tingkat pendapatan keluarga pada masyarakat Dusun Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan
Magelang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin besar usaha industri rambak dari kulit kerbau maka akan semakin meningkatkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat terutama Dallam tingkat pendapatannya. 2.
Terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi masyarakat antara sebelum dan sesudah menjadi sentra industri rambak dari kulit kerbau dilihat dari tingkat pengangguran
masyarakat pada masyarakat Dusun Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan Magelang. Hal ini menjelaskan bahwa jumlah kepala keluarga yang menganggur
semakin berkurang dengan desa ini terdapat industri rambak dari kulit kerbau. 3.
Terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi masyarakat antara sebelum dan sesudah menjadi sentra industri rambak dari kulit kerbau dilihat dari jumlah keluarga miskin
pada masyarakat Dusun Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan Magelang. Hal ini menjelaskan bahwa sesudah menjadi sentra industri rambak dari kulit kerbau
jumlah keluarga yang miskin makin berkurang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:
1. Sehubungan makin baiknya tingkat pendapatan keluarga, maka bagi warga
masyarakat di Dusun Dekoro RT 01 RW 3 Banyuwangi Bandongan Magelang dapat
mengikuti jejaknya untuk membuka usaha yang sama yaitu industri rambak dari kulit kerbau.
2. Berdasarkan dari hasil pengujian pertama dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan
yang signifikan pada jumlah pendapatan masyarakat di Dusun Dekoro yang bekerja di sektor industri rambak kulit kerbau sehingga sangat diharapkan agar pemerintah
daerah untuk memberikan dukungan berupa modal dan prasarana-prasarana lainnya pada usaha industri rambak dari kulit kerbau, dikarenakan telah membantu dalam
menanggulangi pengangguran masyarakat dan jumlah keluarga miskin yang juga makin berkurang.
3. Berdasarkan dari hasil pengujian kedua dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan
yang signifikan jumlah pengangguran masyarakat Dusun Dekoro yang bekerja pada sektor industri rambak kulit kerbau, dimana jumlah pengangguran semakin menurun
setelah adanya industri rambak darai kulit kerbau ini. Untuk dapat lebih mengurangi jumlah penggagguran dapat digunakan dengan cara meningkatkan ketrampilan dan
pengalaman dalam industri rambak dari kulit kerbau. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan kepada keluarga dan anak-anak mereka cara menjalankan industri
rambak dari kulit kerbau yang lebih baik.
4. Berdasarkan dari hasil pengujian ketiga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan
yang signifikan jumlah keluarga miskin masyarakat Dusun Dekoro yang bekerja pada sektor industri rambak kulit kerbau. Dimana jumlah keluarga miskin yang
menjalankan industri rambak kulit kerbau ini semakin berkurang dan tentu saja perlu ditunjang dengan meningkatkan penjualan, perlunya para pemilik usaha tersebut
melakukan promosi seperti mengadakan pameran, atau melalui media cetak local yang menjadikan produknya dikenal oleh banyak konsumen, sehingga dalam jangka
panjangnya dapat berdampak pada meningkatnya penjualan.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan. Adapun keterbatasan tersebut adalah :
1. Penelitian seharusnya sudah dapat dilakukan pada awal bulan Maret tetapi karena di
Dusun Dekoro sedang dilangsungkan pemilihan Kepala Desa sehingga sedikit memperlambat waktu penelitian dan data yang didapat tidak begitu lengkap ,maka
penelitian baru dapat dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret.
2. Faktor cuaca yang juga mempengaruhi dalam pengambilan dokumentasi mengenai
proses – proses pembuatan rambak kulit kerbau ini.
3. Respon awal dari masyarakat Dusun Dekoro ini yang pada awalnya tidak ingin
terbuka karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian tentang industri yang mereka jalani saat ini sebagai pembuat rambak dari kulit kerbau juga sedikit
menghambat proses penelitian, tetapi setelah penulis menjelaskan tujuan dan maksud dilakukannya penelitian yang juga bertujuan untuk lebih memperluas memasarkan
industri ini, maka masyarakat Dusun Dekoro pun dapat menerima sehingga proses pembuatan skripsi ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R. Purnomo Setiady, dan Usman, Husaini. 2006. Pengantar Statistik. Jakarta : Bumi aksara
Abdurachmat, Idris dan Maryani, Enok. 1997. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.
Bayo, Ala, Andre, Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan, Liberty, Yogyakarta, 1981.
Bayo, Ala, Andre, 1991. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Yogyakarta : Liberty.
Badan Pusat Statistik .2010. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia. Jakarta-Indonesia.
Bussines News 7127 , 20 Oktober 2004. “Peta Kemiskinan Indonesia”.
Ghozali, I. 2001. Analisis Multivanate dengan program SPSS. Edisi ke 2. Universitas Diponegoro.
Gilarso,T. 1992a. Dunia Ekonomi Kita. Yogyakarta: Kanisius. Gilarso, T. 1992b. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Kanisius. Yogyakarta.
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung:
Bumi Aksara. Irawan, MBA Suparmoko, M. MA. 1992. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE
Universitas Gajahmada. Irawan, A.1996. Ayam Ayam Pedaging Unggul. CV. Aneka, Solo.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua; 2006. Jakarta: Balai Pustaka. Kantor Menteri Negara KependudukanBadan Koordinasi keluarga Berencana Nasional,
1996, Petunjuk Pelaksanaan Balai Mitra Sejahtera Dalam Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. Jakarta : Kantor Meneg KependudukanBKKBN.
Kuncoro, Mudrajat, 2007, Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.