28
=
Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh, terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:
a. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15, sebagai kelompok BAIK.
b. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20, sebagai kelompok HEBAT.
c. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok SUPER.
2.2.8 Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Menurut Sadulloh 2004: 43 istilah sains merupakan alih bahasa dari “science”, yang berasal dari bahasa latin, “scire”, artinya “to know”. Dalam arti
sempit, sains diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
Nokes dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh melalui metode khusus Aly 2001:18.
Wahyana dalam Trianto 2011: 136 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui
langkah-langkah ilmiah dan penerapannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam. Sedangkan Fowler dalam Trianto 2011: 136 menyebutkan bahwa
IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan
deduksi. Dari beberapa pengertian IPA di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah dan penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam atau kebendaan, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah.
29 Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan
sikap ilmiah. Donosepoetro dalam Trianto 2011 : 137 mengatakan bahwa IPA dipandang sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Sementara itu,
Prihantoro dalam Trianto 2011: 137 mengatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan
kumpulan pengetahuan, konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan
dan mengembangkan produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan
manusia. Depdiknas secara khusus menjelaskan tentang fungsi dan tujuan IPA
berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi Trianto 2011 : 138 sebagai berikut: 1 Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME. Dengan mengetahui tentang
hakikat IPA, manusia akan tahu bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan YME sehingga akan menambah keyakinan mereka terhadap kekuatan dan
kekuasaan Tuhan YME; 2 Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. Manusia akan bisa mengembangkan kemampuannya dalam hal ilmiah dan
mengembangkan sikap ilmiah terhadap suatu permasalahan yang dihadapi setelah mengetahui tentang hakikat IPA yang sebenarnya; 3 Mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi. Dengan mempelajari IPA, siswa akan diajak untuk lebih mengenal tentang sains serta teknologi yang tercipta
berkat sains; 4 Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Dari fungsi dan tujuan tersebut semakin jelas bahwa hakikat IPA semata- mata tidaklah pada dimensi pengetahuan keilmuan, tetapi lebih dari itu, IPA
30 menekankan pada dimensi nilai ukhrawi, dimanadengan memperhatikan
keteraturan di alam semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang Maha dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah
SWT Trianto 2011: 138.
2.2.9 Pembelajaran IPA