18 Rusman 2011: 132 metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dilakukan seorang guru untuk melaksanakan strategi
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik menurut Raka Joni dalam Abimanyu 2008: 2-5 adalah ragam khas
penerapan suatu metode dengan latar penerapan tertentu. Sedangkan menurut Sudrajat 2008 teknik dapat diartikansebagai upaya yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Jadi bisa disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk
mengimplementasikan suatu metode yang akan diterapkannya didalam kelas secara spesifik.
Model pembelajaran menurut Joice dan Weil, seperti yang dikutip Sugandi 2007: 103 diartikan sebagai suatu rencana pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam pengaturanpembelajaran ataupun pengaturan lainnya. Suatu pola
berarti model mengajar, dalam pengembangannya di kelas membutuhkan unsur metode, teknik-teknik mengajar dan media sebagai penunjang dalam
pembelajaran. Jadi, bisa dikatakan model pembelajaran adalah kesatuan dari metode, teknik
dan taktik, model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru yang menggambarkan kegiatan pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran.
2.2.5 Model Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifmenurut Panitz dalam Suprijono 2011: 54 adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-
19 bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru. Sedangkan Roger
dalam Huda 2011: 29 mengatakan bahwa pembelajaran kooperatifmerupakan aktivitas pembelajaran berkelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pebelajar yang didalamnya setiap pebelajar bertanggung
jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Emmer dan Gerwels 2002 dalam bukunya Cooperative Learningin elementary classrooms: teaching practices and lesson characteristics.
Mengemukakan pendapat tentang kegunaan Pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Cooperative LearningCL provides an alternative to competitive or individualistic classroom activities by encouraging collaboration
among students in small groups. The use of CL alters the structure of classroom activities and roles: the class organization changes to a
multigroup structure, the teachers role as an information transmitter is reduced, and the students role shifts toward that of group
participant and decision maker.
Pendapat Emmer dan Gerwels dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan sebuah alternatif aktivitas kelas baik yang bersifat
kompetitif ataupun perseorangan untuk mendorong kerjasama diantara para siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif berperan untuk
mengubah bentuk aktivitas dan peranan ruang kelas. Organisasi kelas berubah menjadi sebuah susunan multigroup, peranan guru sebagai sumber belajar
dikurangi dan lebih banyak sebagai fasilitator bagi siswa, dan peran siswa dalam pembelajaran menjadi peserta dalam kelompok dan pengambil keputusan.
20 Menurut Slavin 2010: 4pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai
macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan bisa saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing- masing.
Wiliam 1996 dalam bukunya “Cooperative Learning: a new direction.
mengatakan bahwa: A new approach to Cooperative Learning has been designed that takes
the norm ideology of teaching life skills through group activities as its base. However, it uses a different method in allowing students to
receive, understand, and develop an interest in the content material. All students have different talents and abilities. These individual traits
could be a factor in determining why a student performs well in one class and poorly in another. This design allows students to utilize their
strongest talents across the curriculum and it also promotes ways of improving their weaknesses.
Pendapat Kimberly dapat diartikan bahwa sebuah pendekatan baru dalam pembelajaran kooperatif telah di desain untuk menjadikan ideologi norma dari
pengajaran keterampilan hidup melalui aktifitas kelompok sebagai dasarnya. Bagaimanapun juga, metode ini menggunakan metode yang berbeda dalam
memperlakukan para siswa untuk menerima, memahami dan mengembangkan ketertarikan mereka terhadap isi materi. Semua siswa memiliki kemampuan dan
bakat yang berbeda. Ciri perseorangan ini dapat menjadi faktor dalam menentukan mengapa seorang siswa tampil baik dalam sebuah kelas dan buruk di kelas yang
lain. Pola ini membuat siswa memanfaatkan bakat terkuat mereka melebihi
21 kurikulum dan juga sebagai cara menaikan dalam mengembangkan kelemahan
mereka. Bagaimanapun juga, pembelajaran kooperatif akan membantu siswa
mengembangkan bakat serta memberikan siswa pengetahuan dan kemampuan berinteraksi. Tujuan utama pembelajaran kooperatifmenurut Slavin 2010: 4 yaitu
untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
bermanfaat.
2.2.6 Keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif