Analisis dan Pengelolaan Risiko Kebakaran

kebakaran hutan yang telah terjadi sebelumnya atau peluang untuk sebuah titik lokasi tertentu terbakar berdasarkan pada model perilaku kebakaran atau data historis. Intensitas dari sebuah kebakaran berhubungan dengan jumlah energi kebakaran yang terkait secara langsung dengan akibatnya. Kerentanan vulnerability terkait dengan akibat yang dapat diduga dari sebuah fenomena alam dan ditentukan oleh intensitas risikonya. Oleh karena itu, kerentanan dipengaruhi oleh tiga unsur, yakni: risiko, kerusakan, dan usaha pencegahan atau pengendalian Hardy 2005. Bahaya kebakaran fire hazardmenggambarkan keadaan bahan bakar bahan yang mudah terbakar yang ditentukan oleh volume, tipe, kondisi, susunan, dan lokasi yang menentukan derajat kemudahan penyalaan dan sulitnya pengendalian kebakarannya. Sementara itu, kerentanan kebakaran menentukan tingkat ancaman terhadap properti yang berisiko pada wilayah tertentu yang bernilai risiko: pemukiman, bangunan, kehidupan. Hutan dapat dianggap sebagai penyebab kebakaran bahan bakaran sekaligus sebagai penerima akibat kebakaran, yang secara bersamaan merupakan penentu risiko dan kerentanan. Manusia dengan kegiatannya yang dapat menimbulkan kebakaran sebagai penyebab dan juga yang menderita kerugian akibat dampak negatif dari fenomena kebakaran tersebut penerima dampak Hardy 2005. 2. 2. 2. Analisis dan Pengelolaan Risiko Kebakaran Analisis risiko risk analysis merupakan analisis untuk menentukan besarnya peluang terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan yang akan menyebabkan kegagalan atau kerusakan. Jadi analisis risiko kebakaran hutan dan lahan adalah analisis untuk menentukan besarnya peluang terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Analisis risiko kebakaran secara kuantitatif tergantung pada karakterisasi dan penggabungan peluang perilaku kebakaran fire behavior probabilities dan dampaknya. Peluang perilaku kebakaran adalah berbeda berdasarkan statistik kejadian kebakaran jumlah historis atau peluang penyalaan yang ditemukan karena tergantung pada faktor-faktor yang mengendalikan perkembangan kebakaran secara spasial maupun temporal. Kebakaran yang menghanguskan sebuah area tertentu dapat dipicu oleh kondisi di luar area tersebut dan kondisi bahan bakar, topografi, cuaca dan arah kebakaran relatif, yang memungkinkan setiap kebakaran mencapai lokasi tersebut Finney 2005. Sementara itu, analisis bahaya hazard analysis dapat digunakan untuk menentukan bahaya yang terjadi pada sebuah fasilitas yang ada atau yang direncanakan dan mendesain merancang strategi yang selanjutnya dapat dievaluasi untuk menentukan apakah tujuan-tujuan pengamanan kebakaran dapat tercapai. Analisis bahaya dapat dianggap sebagai sebuah komponen dari analisis risiko. Oleh karena itu, sebuah analisis risiko merupakan sekumpulan analisis bahaya yang diboboti berdasarkan peluang kejadiannya. Risiko total merupakan jumlah dari semua nilai bahaya berdasarkan bobotnya. Nilai risiko pada suatu area bahaya adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi skenario yang memberikan sumbangan secara signifikan terhadap risiko Bukowski 1996. Sebuah bencana kebakaran dapat dianalisis dengan cara mengevaluasi semua risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat dua cara pendugaan risiko assessing risk, yakni berdasarkan peluang probability kejadiannya dan tingkat kerentanannya vulnerability. Pada setiap bahaya kebakaran Fire hazard yang telah diidentifikasi sebelumnya, sebuah keputusan akan terkait dengan peluang sebuah kebakaran yang disebabkan oleh sumber penyalaan ignition source dan keparahan severity akibat yang ditimbulkannya DeVaul 1992 dan Hau 1993 dalam Mallet dan Brnich 1999. Sementara itu, pengelolaan risiko dapat meliputi informasi dan teknik kuantitatif atau kualita tif untuk menggambarkan risiko-risiko alam. Peluang bisa diasosiasikan dengan frekuensi dan besaran dari kejadian bencana, atau frekuensi kejadian yang melewati batas toleransi. Peluang bisa dinyatakan dalam bentuk kualitatif misalnya sangat mungkin atau sangat diyakini akan terjadi atau dalam bentuk kuantitatif yaitu angka dari 0 sampai 1. Risiko kebakaran hutan dapat diprediksi dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan, sehingga dengan cara ini diharapkan dapat menurunkan frekuensi dan kerusakan kebakaran Johnson dan Gutsell 1994, Jaiswal et al. 2002. Prediksi risiko kebakaran hutan dapat dilakukan dengan menggunakan peta wilayah risiko kebakaran. Wilayah risiko kebakaran hutan merupakan lokasi dimana sebuah kebakaran berpeluang terjadi yang dimungkinkan dapat dengan mudah menyebar ke wilayah lain Jaiswal et al. 2002.Sebagian besar penelitian memetakan wilayah risiko kebakaran hutan secara langsung dengan teknologi inderaja dan sistem informasi geografi SIG menggunakan informasi topografi, vegetasi, penggunaan lahan, jumlah penduduk, dan permukiman Jaiswal et al. 2002; Chuvieco dan Congalton 1989; Chuvieco dan Salas 1996 dalam Dong et al. 2006. Umumnya wilayah risiko kebakaran didelineasi dengan penentuan bobot secara subyektif untuk kelas-kelas dari semua layer data berdasarkan sensitifitasnya terhadap kebakaran atau kemampuan mudahnya kebakaran. 2. 2. 3. Beberapa Hasil Penelitian Analisis Risiko dan Bahaya Kebakaran