4. Data CMORPH CPC MORPHing Technique

2. 4. Data CMORPH CPC MORPHing Technique

Ketersediaan data iklim, khususnya curah hujan sangat bergantung pada stasiun pengamatan. Namun, jaringan stasiun pengamatan di Indonesia masih belum mencakup seluruh wilayah. Hal ini akan menyebabkan terbatasnya ketersediaan data untuk berbagai aplikasi penggunaan. Pendugaan curah hujan menggunakan data satelit dapat menjadi salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut. Pemanfaatan kanal infra merah untuk estimasi curah hujan telah dilakukan sejak 1960 dan estimasi menggunakan gelombang pasif mikro passive microwave telah dimulai sejak 1987, namun penggabungan kedua produk ini baru dilakukan sekitar tahun 2002. CMORPH merupakan salah satu teknik estimasi curah hujan yang mengkombinasikan antara hujan estimasi yang dihasilkan oleh passive microwave dan pergerakan awan dari satelit geostationary yang berupa infrared 10.7 mikron saat ketinggian awan 4 m Joyce et al. 2004. Proses penggabungan kedua data tersebut berupa: 1 CMORPH periode 30 menitan resolusi 0,0727 lintangbujur di atas ekuator, cakupan 60N-60S. 2 CMORPH periode 3 jam-an resolusi 0,25 lintangbujur dengan cakupan global 60N-60S, dan 3 CMORPH periode harian dengan resolusi 0,25 lintangbujur mencakup skala global. Selain CMORPH terdapat pula Turk Algorithm, Persiann dan CMAP yang dapat digunakan untuk menghasilkan hujan estimasi hasil gabungan infrared dan microwave. Menurut Janowiak et al. 2007, TRMM Tropical Rainfall Measuring Mission TMI TRMM Microwave Image yang digunakan CMORPH untuk estimasi distribusi hujan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam estimasi hujan dengan tingkat kesalahan kecil. Kondisi sebaliknya dikemukakan oleh Dinku 2007, berdasarkan proses validasi di daerah Afrika, dari sebelas model estimasi curah hujan menunjukkan bahwa CMORPH memang bagus untuk mendeteksi kejadian hujan namun tidak untuk estimasi besarnya hujan yang digambarkan oleh tiap pikselnya. Keluaran estimasi curah hujan dari CMORPH yang berskala global membuat data ini kurang kompatibel digunakan langsung dalam skala regional untuk menduga hujan lokal. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik downscaling.

2. 5. Statistical Downscaling