Larva instar Keenam Larva
78 Tabel 22. Daur Hidup A. atlas F3 Pada Daun Teh n= 80
________________________________________________________ Lamanya waktu hari
Stadium _________________________________________________ Kisaran Rata-rata
________________________________________________________ 1. Inkubasi telur 6-8 7,10
± 0,88 2. Larva 30-38 33,00
± 3,33 a Instar 1 4-5 4.65
± 0.49 b Instar 2 4-5 4,50
± 0,51 c Instar 3 4-5 4,45
± 0,51 d Instar 4 4-5 4,45
± 0,51 e Instar 5 6-8 6,60
±0,82 f Instar 6 8-10 7,45
± 0,76 3. Munculnya Imago 20-26
• a Jantan 20-24 20,57
± 0,53 b Betina 21-26 23,60
± 0,70 ___________________________________________________________
• Lamanya umur imago jantan 2-4 hari dan imago betina 2-10 hari
Selanjutnya keberhasilan hidup A. atlas F3 yang dipelihara pada pakan daun teh, yaitu dari 80 ekor larva yang dipelihara 100 hidup dan mencapai masa pupasi.
Munculnya imago 23 ekor 28,75 . Imago jantan 8 ekor 823 = 0,35 dan imago betina 15 ekor 1523 = 0,65, sehingga sex ratio antara jantan dan betina adalah 1 :
1,65. Jumlah telur 4271 butir dari 15 ekor betina dengan rataan 284,73 ±7,93 butir.
Keberhasilan hidup
Attacus atlas F1-F3 pada pakan daun teh, yaitu dari 240 ekor larva yang dipelihara, menunjukkan hasil F1 : Inkubasi telur 11,00
±0,82 hari, periode larva 38,75
±4,29 hari, masa pupasi 23,42±2,37 hari, munculnya imago jantan 21,33
±1,53 hari, imago betina 25,00±1,41 hari. F2 : Inkubasi telur 6,75±0,96 hari, periode larva 33,80
±3,69 hari, masa pupasi 23,38±3,54 hari, munculnya imago jantan 22,20
±1,77 hari, munculnya imago betina 22,67±1,71 hari. F3 : Inkubasi telur 7,10±0,88
79 hari, periode larva 33,00
±3,33 hari, masa pupasi 22,20±1,67 hari, munculnya imago jantan 20,57 hari, imago batina 23,60
±0,70 hari. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan antara fase perkembangan pada pakan
daun sirsak dan teh. Inkubasi telur, periode larva dan masa pupasi F1 pada daun sirsak dan teh berbeda nyata dengan F2 dan F3. Munculnya imago antara F1, F2 dan F3 tidak
berbeda nyata. Terjadinya perbedaan perkembangan hidup antara generasi ini disebabkan kondisi lingkungan suhu dan kelembaban serta kualitas pakan yang tersedia.
Berdasarkan data yang ada, keberhasilan hidup Attacus atlas F1-F3 dalam ruangan lebih baik dan siklus hidupnya lebih pendek bila dibandingkan dengan di alam.
Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan di alam, yaitu Situmorang 1996 melaporkan bahwa Attacus atlas dengan pemberian pakan daun
keben, periode larva berkisar antara 35-41 hari, inkubasi telur 5-11 hari, periode pupasi 25-38 hari, dengan keberhasilan hidup 10 dari 100 ekor larva. Subagyo 2000 yang
memelihara Attacus atlas pada daun mahoni, menunjukkan periode larva 35,96 ± 2,82
hari, masa pupasi 26-32 hari, keberhasilan hidup 40 dari 100 ekor larva. Widyarto 2001 memelihara Attacus atlas pada daun gempol, menghasilkan periode larva
38.50 ±10.61 hari, kemunculan imago 6 , keberhasilan hidup 44,58 .
Terjadinya perbedaan perkembangan hidup antara dalam ruangan dengan di alam, dimana pertumbuhan dan perkembangan di alam lebih lambat dan keberhasilan hidupnya
rendah, disebabkan kondisi lingkungan suhu dan kelembaban di alam yang selalu berfluktuatif dan kualitas pakan yang tidak pasti. Cuaca di alam akan berpengaruh
terhadap proses metabolisme larva. Jika cuaca di bawah 20 C atau melebihi dari 30
C akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas ulat sutera.