Karyawan yang dimiliki oleh PT. Biofarindo terdiri dari 3 orang karyawan di bagian produksi, 2 orang di bagian administrasi dan keuangan dan 5 orang di bagian
pemasaran sebagai tenaga penjual serta medical repersentative untuk konsultasi pasien. Karyawan bagian produksi bertugas untuk menyimpan stok bahan baku,
menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi dan memelihara kebersihan gudang dan ruangan produksi.
5.5 Operasional Kegiatan Perusahaan
Kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT. Biofarindo saat ini dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan adalah pengadaan bahan baku dan proses produksi.
5.5.1 Pengadaan Bahan Baku
Dalam menghasilkan produknya PT. Biofarindo memerlukan bahan baku yang berasal dari pemasok utama dan pemasok lain. Pemasok utama adalah Pusat Studi
Biofarmaka PSB IPB yang mempunyai kebun budidaya tanaman obat di kebun percobaan Cikabayan milik IPB dan di daerah Kalimantan. Sedangkan pemasok lain
berasal dari daerah Solo dan Semarang. PT. Biofarindo tidak terikat dengan para pemasoknya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan PT. Biofarindo berdasarkan
pertimbangan kualitas dan harga. Pemasok yang dipilih oleh PT. Biofarindo pada saat melakukan pembelian bahan baku adalah pemasok yang menawarkan kualitas sesuai
dengan standar bahan baku PT. Biofarindo dan menawarkan harga yang bersaing. Pembelian bahan baku dari pemasok dilakukan setiap satu bulan sekali dengan sistem
pembayaran tunai dan sebagian dengan cicilan.
5.5.2 Proses Produksi
Simplisia yang diterima dari pemasok sebelum disimpan di gudang dan digunakan dalam proses produksi diperiksa terlebih dahulu untuk mengontrol kualitas bahan baku
apakah sudah sesuai dengan standar. Sebelum menjadi produk jadi simplisia akan melalui tahapan-tahapan dalam proses produksi yang meliputi sortasi, pencucian, pengeringan,
penggilingan, dan pencampuran. a. Sortasi
Simplisia yang akan digunakan disortir terlebih dahulu untuk menghindari terdapatnya benda atau bahan asing yang tidak diinginkan masuk dalam proses
produksi misalnya batu, paku, plastik dan kotoran lainnya. b. Pencucian
Simplisia yang sudah disortir dicuci dengan air bersih, pencucian dilakukan dengan tujuan menghilangkan pencemaran pada simplisia.
c. Pengeringan Setelah dilakukan pencucian simplisia dikeringkan dalam dua tahap. Tahap pertama
simplisia dijemur di bawah sinar matahari dan tahap kedua dikeringkan dalam oven pengering. Proses pengeringan dalam dua tahap ini bertujuan untuk menjaga agar
simplisia tetap berada dalam keadaan kering atau tidak lembab sehingga terhindar dari perkembangbiakan mikroorganisme yang dapat merusak mutu simplisia. Setelah
dilakukan pengeringan, dilakukan quality control di laboratorium PSB untuk mengetahui kadar air simplisia, apabila kadar air masih berlebih dilakukan
pengeringan di oven kembali. Simplisia yang sudah melalui proses pengeringan dikategorikan sebagai bahan baku bersih.
d. Penggilingan Bahan baku bersih yang akan diolah menjadi produk jadi sebelum diracik
akanmelalui proses penggilingan dengan mesin giling. Setelah digiling bahan baku tersebut diayak menjadi serbuk halus sesuai standar yang ditentukan untuk digunakan
dalam pembuatan obat herbal kemasan kapsul. e. Pencampuran
Bahan baku yang sudah berupa serbuk halus akan ditimbnag dan diracik dengan bahan lain sesuai dengan formulasi produk. Setelah diracik bahan-bahan tersebut
diaduk dengan mesin pengaduk sehingga tercampur rata. f. Pengemasan
Serbuk simplisia sebelum diekstrak akan diayak kembali sehingga diperoleh serbuk yang lebih halus. Setelah diektrak bahan tersebut dipanaskan untuk mencegah
kontaminasi mikroorganisme. Ektrak jamu yang sudah dipanaskan diuji kembali di laboratorium untuk mengetahui masih adanya kontaminasi. Setelah dinyatakan
hygienis, ektrak diaduk dalam mixer dan ditimbang untuk dimasukkan ke dalam kapsul yang sudah dicetak. Ekstrak kapsul disortasi terlebih dahulu untuk menjaga
kualitas kapsul agar tetap bersih dan bagus bentuknya. Kapsul dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan jumlah yang ditentukan, kemudian botol tersebut disegel dan
disterilisasi untuk menjamin mutu produk tersebut.
5.6 Layanan dan Produk Perusahaan