Tahap Keputusan Analisis QSPM

Tabel 16. Hasil Pemetaan Matriks SWOT pada PT. Biofarmaka Indonesia STRENGTHS S 1. Memiliki tenaga ahli dengan tingkat pendidikan tinggi. 2. Jaringan kemitraan yang kuat dengan instansi terkait. 3. Memiliki quality control dalam proses produksi. 4. Kelengkapan adaministrasi dengan adanya database 5. Harga jual produk yang kompetitf. 6. Kualitas dan khasiat produk yang baik. WEAKNESSESS W 1. Tidak ada variasi kemasan produk. 2. Kurang memanfaatkan sarana promosi. 3. Belum mempunyai distributor khusus 4. Mesin produksi terbatas. OPPORTUNITIES O 1. Jumlah penduduk usia dewasa yang besar. 2. Semakin mahalnya harga obat farmasi. 3. Adanya perdagangan bebas 4. Perubahan iklim yng mempengaruhi kesehatan. 5. Kepercayaan masyarakat terhadap obat herbal. 1. Membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja. S2,S4, O1,O2,O3 2. Menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk. S2,S6,O3,O4,05 1. Mendorong promosi dari mulut ke mulut dengan membuktikan khasiat produk yang dikonsumsi pelanggan dan melakukan promosi aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan.W2,W3,O2,O4, O5 THREATS T 1. Masuknya produk dari luar negeri 2. Menurunnya daya beli masyarakat. 3. Mahalnya biaya penelitian untuk jadi obat fitofarmaka. 4. Peraturan pemerintah belum mendukung industri obat herbal 5. Pesaing mempunyai jalur distribusi luas. 6. Keragaman kemasan produk pesaing. 1. Mempertahankan harga jual produk yang lebih murah dari para pesaing. S5,T1,T2,T5 2. Meningkatkan kualitas produk untuk meraih kepercayaan pelanggan. S1,S3,S6,T1,T3,T4 1. Membuat variasi kemasan produk berupa kemasan strip isi 10 kapsul agar harga jual produk lebih terjangkau. W1,W4,T2,T6 2. Menjalin kemitraan dengan balai pengobatan tradisional maupun toko obat sebagai agen penjualan. W3,T3,T5

7.3 Tahap Keputusan Analisis QSPM

Analisis SWOT yang telah dilakukan menghasilkan berbagai alternatif strategi yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Alternatif strategi tersebut kemudian diberikan peringkat prioritas untuk diimplementasikan dengan menggunakan analisis QSPM Quantitive Strategic Planning Matrix. QSPM ini dirancang dengan menerapkan daya tarik relatif dari alternatif strategi yang layak diimplementasikan. Analisis SWOT menghasilkan tujuh strategi yang dapat diimplementasikan. Alternatif strategi tersebut adalah: 1. Membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja. 2. Menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk. 3. Mempertahankan harga jual produk yang lebih murah dari para pesaing. 4. Meningkatkan kualitas produk untuk meraih kepercayaan pelanggan. 5. Mendorong promosi dari mulut ke mulut dengan membuktikan khasiat produk yang dikonsumsi pelanggan dan melakukan promosi aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan 6. Membuat variasi kemasan produk berupa kemasan strip isi 10 kapsul agar harga jual produk lebih terjangkau.

7. Menjalin kemitraan dengan balai pengobatan tradisional dan toko obat sebagai agen

penjualan. Kuisioner penentuan prioritas strategi berdasarkan matrks QSPM diberikan kepada responden yang sama yaitu General Manager PT. Biofarindo. Prioritas strategi yang dimaksudkan adalah urutan pelaksanaan strategi yang dapat dilakukan PT. Biofarindo dalam jangka waktu tertentu dengan hasilnya sebagai berikut: Tabel 17. Prioritas Strategi PT. Biofarindo Berdasarkan QSPM Alternatif Strategi Total TAS Prioritas Mempertahankan harga jual produk yang lebih murah dari para pesaing. 7,99 I Membuat variasi kemasan produk berupa kemasan strip isi 10 kapsul agar harga jual produk lebih terjangkau. 7,743 II Meningkatkan kualitas produk untuk meraih kepercayaan pelanggan 7,629 III Mendorong promosi dari mulut ke mulut dengan membuktikan khasiat produk yang dikonsumsi pelanggan dan melakukan promosi aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan 7,604 IV Menjalin kemitraan dengan balai pengobatan tradisional dan toko obat sebagai agen penjualan. 7,604 V Membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja 7,51 VI Menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk. 6,803 VII Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa strategi yang memiliki peringkat pertama adalah mempertahankan harga jual produk yang lebih murah dari para pesaing. Ini merupakan strategi utama yang harus tetap dilakukan untuk penetrasi pasar dengan strategi harga jual murah. Prioritas kedua adalah membuat variasi kemasan produk berupa kemasan strip isi 10 kapsul agar harga jual produk lebih terjangkau. Untuk meningkatkan penjualan di tengah situasi penurunan daya beli masyarakat diperlukan produk yang lebih terjangkau, sehingga PT. Biofarindo perlu membuat variasi produk dengan harga jual lebih murah. Prioritas ketiga adalah meningkatkan kualitas produk untuk meraih kepercayaan pelanggan. Prioritas keempat adalah mendorong promosi dari mulut ke mulut dengan membuktikan khasiat produk yang dikonsumsi pelanggan dan melakukan promosi aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan. Promosi sangat diperlukan untuk memperkenalkan dan meyakinkan khasiat produk kepada konsumen. Prioritas kelima adalah menjalin kemitraan dengan balai pengobatan tradisional dan toko obat sebagai agen penjualan. Prioritas keenam adalah membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja. Prioritas terakhir adalah menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan