Depolimerisasi Lateks Deproteinase DPNR

9 KKK sekitar 60 dan lateks skim mengandung KKK 3-8. Pemekatan dengan metode ini menyebabkan lateks pekat yang dihasilkan mengandung sedikit bahan bukan karet karena sebagian besar bahan-bahan bukan karet masuk kedalam lateks skim Goutara et al., 1985.

D. Depolimerisasi Lateks

Depolimerisasi adalah reaksi pemutusan rantai molekul suatu polimer atau degradasi polimer melalui reaksi kimia. Putusnya ikatan rantai utama makromolekul menyebabkan terjadinya perubahan fisik polimer yang ditandai dengan pemendekan panjang rantai dan penurunan bobot molekul. Reaksi ini juga terjadi pada gugus samping, namun pengaruhnya tidak sebesar bila dibandingkan dengan reaksi pada gugus utama. Perubahan sifat fisik mengakibatkan pembentukan ikatan kimia baru melalui mekanisme ikatan silang sehingga konversi molekul menjadi lebih tinggi Surdia, 2000. Degradasi polimer dapat terjadi secara mekanik, termal, kimiawi fotokimiawi dan biodegradasi. Secara mekanik, degradasi polimer disebabkan oleh gaya-gaya luar yang bekerja pada rantai polimer sehingga ikatan putus. Secara kimiawi, degradasi polimer dapat terjadi dengan bantuan senyawa pemutus rantai molekul polimer Surdia, 2000. Degradasi polimer secara kimia dapat berlangsung dengan dua cara yaitu reaksi tahap tunggal dan reaksi rantai. Reaksi tahap tunggal terjadi akibat reaksi fotokimia, misalnya degradasi polimer secara enzimatik, sedangkan reaksi rantai merupakan reaksi degradasi polimer dengan bantuan radikal bebas karena adanya bahan oksidator seperti hidrogen peroksida H 2 O 2 . H 2 O 2 dalam karet akan membentuk radikal bebas melalui proses inisiasi.

E. Deproteinase DPNR

Lateks pekat berprotein rendah atau lateks DPNR Deproteinnized Natural Rubber merupakan lateks yang telah dikurangi kandungan proteinnya. Proses penurunan kandungan protein lateks dinamakan deproteinase. Deproteinase lateks dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain dengan hidrolisa kimiawi menggunakan basa dan dengan cara hidrolisa enzimatis 10 menggunakan enzim Yapa dan Yapa, 1984 dalam Alfa, 1999. Deproteinase lateks secara enzimatis merupakan cara yang efisien karena dengan cara ini dapat dihasilkan peptida-peptida yang kurang kompleks dan mudah dipecah serta dapat melindungi produk yang dihasilkan dari kerusakan dan perubahan yang bersifat non hidrolitik Johson dan Peterson, 1974 dalam Alfa, 1999. Enzim yang paling umum digunakan dalam proses deproteinasi lateks adalah enzim papain. Papain merupakan salah satu jenis enzim protease atau proteolitik yang dapat menguraikan atau memecah protein menjadi asam amino. Papain berasal dari getah pepaya yang telah dikeringkan dan biasanya disadap dari buah pepaya muda. Papain mempunyai daya tahan panas lebih tinggi dibandingkan dengan enzim lain. Keaktifan enzim papain hanya menurun 20 pada pemanasan 70˚C selama 30 menit pada pH 7,0 Winarno, 1986 dan Muhidin, 1999. Untuk menghidrolisa protein, papain dapat bekerja secara efektif jika pH, suhu, kemurnian dan konsentrasi papain berada pada kondisi yang tepat. Selain dengan deproteinase lateks menggunakan enzim atau secara kimia, kandungan protein dalam lateks juga dapat dikurangi dengan adanya pemusingan atau pemekatan Tanaka, 1998. Kandungan protein dalam karet alam dihitung sebagai kadar nitrogen yang dikalikan dengan faktor 6,25.

F. Karet Siklo