18 kristalin. Seiring dengan meningkatnya suhu, polimer akan berubah menjadi
bahan yang bersifat karet rubbery dan pada akhirnya mejadi sebuah cairan yang elastis. Suhu dimana polimer kompleks memperlihatkan sifat rubbery
dapat diatur dan dimodifikasi melalui penambahan plasticizer Wake, 1976.
6. Bahan antidegradasi
antioxidant Antioksidan berfungsi melindungi barang jadi karet dari kerusakan
akibat oksigen dan ozon. Antioksidan umumnya digunakan dalam jumlah relatif kecil yaitu antara 1 – 2 bagian per seratus karet Alfa, 2001.
Antioksidan dapat dikelompokkan menjadi golongan turunan difenil amina contoh : octylated diphenilamine; fenil naftilamin contoh : phenyl-
α, β- naphtylamine
; kondensat keton amina contoh: poly-2,2,4-trymethyl- 1,2,dihydroquinoline, Flectol H
; kondensat aldehid amina contoh : aldol- α-naphtylemine; fenil sulfida contoh : santowhite crystal; turunan fenol
contoh: montaclere, ionol. 7. Bahan Bantu Olah
Bahan bantu olah adalah bahan kimia yang ditambahkan pada kompon untuk meningkatkan efektifitas pengolahan kompon tersebut, tanpa atau
hanya sedikit akan mempengaruhi sifat fisika dan karakteristik vulkanisasi barang jadinya. Dalam tahap pencampuran berfungsi meningkatkan
keseragaman blending karet, meningkatkan dispersi bahan pengisi dan bahan kimia karet lainnya. Contoh bahan bantu olah adalah dispergator FL,
lilin hidrokarbon dan polietilen. Pemilihan bahan bantu olah harus mempertimbangkan efektifitas pengolahan, biaya dan kompatibilitasnya
dengan karet Alfa, 2003.
J. MASTIKASI DAN PENCAMPURAN KOMPON
Amir 1990 menjelaskan bahwa mastikasi adalah proses perlakuan pendahuluan terhadap karet yang bertujuan untuk melunakkannya hingga
mudah bercampur dengan bahan-bahan lainnya. Pelunakkan ini diakibatkan oleh pemutusan rantai molekul polimer sehingga diperoleh berat molekul yang
rendah.
19 Pencampuran adalah suatu tahapan utama dalam pembuatan kompon yang
bertujuan untuk memasukkan bahan-bahan kimia ke dalam karet secara merata. Pencampuran tersebut dapat dilakukan dalam mesin pencampur
terbuka open roll mixer atau pencampur tertutup internal mixer. Menurut Bhuana 1993,10pada proses pencampuran bahan kimia kompon
karet termasuk bahan pengisi terdapat beberapa tahap yaitu :
1.
Penurunan viskositas karet Penurunan viskositas karet dilakukan pada tahap mastikasi dimana
rantai polimer mengalami pemutusan.
2.
Inkorporasi Pada tahap ini karet yang telah mengalami penurunan viskositas siap
untuk menerima bahan pengisi dan serbuk lainnya. Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam karet akan diselimuti oleh lapisan-lapisan yang
sudah bersifat palstis.
3.
Distribusidispersi Tenaga mekanis gilingan atau rotor yang dihasilkan dari gesekan
antara dua rol gilingan terbuka atau antar rol dan dinding pencampur gilingan tertutup mampu memutuskan aglomerate bahan pengisi menjadi
struktur yang lebih kecil. Struktur yang lebih kecil tersebut selanjutnya harus terdistribusi secara merata dalam matrik karet.
4.
Plastisasi Karet yang telah bercampur dengan bahan kimia termasuk bahan
pengisi akan mengalami plastisasi lebih lanjut sehingga akan memudahkan proses lebih lanjut.
Selama proses pencampuran, suhu yang timbul pada kompon akibat tenaga mekanis akan tinggi hingga mencapai suhu vulkanisasi. Oleh karena itu, selain
harus mengamati suhu pada gilingan rotor, urutan pencampuran terutama bahan pemvulkanisasi dan pencepat harus diperhatikan supaya resiko
timbulnya vulkanisasi dini scorch dapat dihindarkan. Pada proses pencampuran karet alam dengan bahan kimia biasanya dilakukan sebagai
berikut :
20
1.
Mastikasi karet
2.
Pemasukan sebagian bahan pengisi
3.
Pemasukan bahan pelunak dan sisa bahan pengisi
4.
Pemasukan bahan penggiat dan anti degradasi
5.
Pemasukan bahan pencepat
6.
Pemasukan bahan pemvulkanisasi
K. Vulkanisasi