PENDAHULUAN Latar Belakang Perbandingan Sifat Vulkanisat Dari Beberapa Jenis Karet Siklo

1

I. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Karet alam merupakan salah satu komoditas yang menunjuang perekonomian Indonesia. Tahun 2005, Indonesia dapat mengekspor 2,025 juta ton karet dari total produksi sebesar 2,271 juta ton. Ragam karet yang diekspor berupa karet konvensional dan karet spesifik teknis serta dalam bentuk cairan yang disebut lateks Badan Pusat Statistik, 2005. Saat ini konsumsi karet sebagai bahan baku dalam industri domestik masih rendah yaitu hanya sekitar 10, dan 72 diantaranya diserap oleh industri ban IRSG, 2006. Karet alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan karet seperti lemak, glikolipida, fosfolipida, protein dan bahan organik lainnya. Kelebihan karet alam atau natural rubber NR dibandingkan dengan karet sintetis yaitu memiliki daya elastis dan daya pantul yang baik serta memiliki daya tahan terhadap keretakan. Selain memiliki kelebihan, karet alam juga memiliki kelemahan seperti mutunya tidak konsisten, tidak tahan terhadap panas, oksidasi dan minyak Arizal, 1990. Kelemahan ini karena sifat fisik karet yang mengandung ikatan karbon tidak jenuh yang tinggi dan mengandung sejumlah bahan non karet, terutama protein. Ikatan karbon tidak jenuh yang tinggi dapat mengakibatkan struktur molekul karet tidak stabil. Ikatan rangkap tersebut mudah terdegradasi oleh panas dan suhu tinggi, sehingga dapat menurunkan ketahanan karet. Ikatan rangkap pada rantai polimer karet merupakan gugus yang dapat mengalami berbagai reaksi kimia Alfa, 1999. Selain itu karet alam juga merupakan makromolekul alam dari susunan teratur monomer isopren dan memiliki bobot molekul mencapai 1-2 juta. Karet dengan bobot molekul besar ini memiliki viskositas Mooney tinggi, karena rantai molekulnya panjang. Viskositas Mooney yang tinggi kurang disukai karena menyulitkan pencampurannya dengan bahan kimia selama proses pengolahan barang jadi karet Solichin 1995. 2 Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kelemahan karet alam antara lain dengan memodifikasi struktur karet alam. Deproteinasi dan depolomerisasi merupakan salah satu cara untuk memodifikasi karet alam secara kimia. Deproteinasi merupakan suatu proses untuk mengurangi jumlah protein di dalam karet sedangkan depolimerisasi adalah proses pemutusan polimer dengan cara menghilangkan kesatuan monomer secara bertahap. Modifikasi selain dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat karet, dapat juga menghasilkan suatu produk baru. Modifikasi untuk menghasilkan produk baru adalah dengan proses siklisasi. Karet alam siklis cyclized natural rubber atau yang lebih sering disebut dengan karet siklo adalah produk karet yang diperoleh dari hasil siklisasi yang termasuk dalam modifikasi tipe pertama karena modifikasi berlangsung tanpa masuknya senyawa lain ke dalam molekul karet Alfa, 2000. Sifat karet alam siklis tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan untuk modifikasi karet alam secara kimia dapat berupa karet padat, larutan karet atau lateks. Sifat karet siklo yaitu ringan, lebih kaku, dapat digunakan sebagai bahan pengisi barang jadi karet dan mempunyai daya rekat yang baik telah menarik perhatian industri hilir karet untuk memanfaatkannya. Karet siklo banyak digunakan sebagai bahan baku industri cat, perekat dan bahan pengisi untuk sol sepatu dan barang jadi karet lainnya. Karet siklo dapat dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku lateks antara lain lateks pekat, lateks depolimerisasi dan lateks deproteinasi. Ketiga bahan baku tersebut akan menghasilkan sifat karet siklo yang berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk itu perlu diketahui karakteristik karet siklo dari ketiga bahan baku lateks yang digunakan melalui sifat vulkanisatnya. Selain itu, juga diperlukan perhitungan terhadap biaya produksi karet siklo yang dapat membantu industri hilir karet dalam pengembangannya dalam menentukan harga jual karet siklo. 3

II. Tujuan