45
8. Perpanjangan Tetap 50 Persen
Pengujian perpanjangan tetap 50 persen dilakukan untuk menetapkan besarnya pertambahan panjang suatu contoh uji sampai
perpanjangan tertentu, pada kondisi tertentu, selama waktu tertentu. Perpanjangan tetap 50 persen juga dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan vulkanisat kembali ke keadaan semula setelah mengalami perpanjangan.
Makin rendah nilai perpanjangan tetap karet maka makin baik pula karet tersebut karena perpanjangan tetap yang rendah
menunjukkan bahwa karet bersifat elastis. Hasil uji perpanjangan tetap 50 persen vulkanisat karet siklo disajikan pada Gambar 18.
Pada vulkanisat dengan bahan baku karet siklo depolimerisasi dan deproteinasi, nilai perpanjangan tetapnya nol, hal ini berarti bahwa
vulkanisat bersifat sangat elastis. Karet siklo depolimerisasi dapat meningkatkan kekerasan tetapi akan menurunkan perpanjangan
tetapnya.
1 2
3 4
5 6
P e
r p
an jan
ga n
T e
ta p
50
Kontrol Pekat
DPNR Depolimerisasi
Jenis Siklo
ASTM IA ASTM IIA
Gambar 18. Histogram Perpanjangan Tetap 50 Persen Karet Siklo
9. Ketahanan Retak Lentur
Pengujian ketahanan retak lentur vulkanisat bertujuan untuk menentukan retak dari vulkanisat apabila diberi gaya lenturan. Pada
penelitian ini pengujian ketahanan retak lentur dilakukan pada 150 kcs kilo cycyles yang berarti vulkanisat mendapat gaya lenturan sebanyak
46 150.000 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua vulkanisat
yang menggunakan metode ASTM IA mempunyai nilai ketahanan retak lentur di atas 150 Kcs, sedangkan untuk metode ASTM IIA nilai
ketahanan retak lenturnya berkisar antara 10-35 Kcs. Hasil uji ketahanan retak lentur vulkanisat karet siklo disajikan pada Gambar
19.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
K e
ta h
a na
n R
e ta
k L
e nt
u r
K c
s
Kontrol Pekat
DPNR Depolimerisasi
Jenis Siklo
ASTM IA ASTM IIA
Gambar 19. Histogram Ketahanan Retak Lentur Karet Siklo Ketahanan retak lentur yang rendah ini disebabkan karena
adanya bahan pengisi dan karet siklo dalam kompon karet yang menyebabkan meningkatnya kekerasan dan kekakuan vulkanisat
sehingga menurunkan kelenturan karet. Hasil keragamanan menunjukkan nilai bahwa faktor variasi
bahan baku dan kelompok memberikan pengaruh tidak nyata pada metode ASTM IA dan ASTM IIA terhadap nilai ketahanan retak lentur
pada taraf 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sifat ketahanan retak lentur karet alam pada vulkanisat tidak dipengaruhi oleh jenis bahan
bakunya dan jika diaplikasikan pada barang jadi karet, ketahanan retak lentur barang jadi karet juga tidak dipengaruhi oleh jenis bahan
bakunya.
47
C. BIAYA PRODUKSI KARET SIKLO