Tabel 4.9 Hasil Analisis Rata-rata Nilai Aspek Psikomotorik Virtual Lab
Aspek Rata-rata nilai psikomotorik
Kriteria 1
4,6 Sangat baik
2 5
Sangat baik 3
4,3 Sangat baik
4 4
Baik 5
4 Baik
Tabel 4.10 Hasil Analisis Rata-rata Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen
Aspek Rata-rata nilai psikomotorik
Kriteria 1
4 Sangat baik
2 5
Sangat baik 3
5 Sangat baik
4 4,78
Sangat baik 5
5 Sangat baik
Tabel 4.11 Hasil Analisis Rata-rata Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol
Aspek Rata-rata nilai psikomotorik
Kriteria 1
3 Baik
2 4
Sangat baik 3
5 Sangat baik
4 4
Sangat baik 5
5 Sangat baik
4.1.4.4 Analisis Deskriptif untuk Data Angket
Analisis deskriptif untuk angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran GI berbasis praktikum. Berdasar hasil analisis diperoleh
presentasi skor angket 0,8976 dengan 32 responden siswa kelas eksperimen. Analisis deskriptif angket dapat dilihat pada Lampiran 45 halaman 232
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar menggunakan model GI berbasis praktikum pada siswa kelas X.10 SMAN 1
Semarang. Kelas eksperimen dikenai model GI berbasis praktikum yang meliputi analisis video uji bromin,analisis virtual lab reaksi pembakaran gas alkana dan
praktikum uji baeyer, sedangkan kelas kontrol dikenai pembelajaran ekspositori. Kemampuan pemahaman siswa ada kalanya terbatas karena siswa kurang
tertarik dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Pembelajaran memerlukan strategi pembaruan inovatif untuk belajar melalui
pengalaman, belajar sambil berbuat learning by doing dan tidak hanya mengharuskan siswa hanya menghafal fakta-fakta Mahatmanti dkk, 2007: 38. Oleh
karena itu, perlu dilakukan variasi pembelajaran diantaranya dengan menerapkan model pembelajaran GI berbasis praktikum. Model pembelajaran GI berbasis
praktikum digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran secara berkelompok. Siswa dibiasakan untuk berdiskusi, menyampaikan pendapat, dan
bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Kegiatan ini sejalan dengan Tsoi dkk 2004:10 menyatakan bahwa bahwa siswa menerjemahkan informasi pada konteks
dari pengalamannya sendiri. Pembelajaran seharusnya lebih personal, ditetapkan dalam keadaan asli, dan berorientasi pada pemecahan masalah. Guru harusnya
membantu siswa mengambil peran dan berinteraksi dengan siswa lainnya, memberikan permasalahan untuk dipecahkan, menekankan pemberian penghargaan,
menanamkan realita dan pengaturan praktik, melibatkan siswa pada perencanaan tujuan dan mendukung pandangan yang majemuk.