Uraian Materi Hidrokarbon Materi Hidrokarbon

ilmiah. Hal itu dimungkinkan terjadi, karena kegiatan praktikum sangat menarik, mengasyikkan dan mendorong siswa untuk berinisiatif, berimajinasi dan bekerja sama dalam kerja kelompok. 2 Memberikan kesempatan untuk mengembangkan sejumlah keterampilan. Para ahli berpendapat bahwa dengan mengerjakan kegiatan praktikum, siswa memperoleh keterampilan-keterampilan proses IPA termasuk kimia, misalnya keterampilan : melakukan pengamatan observing, melakukan pengukuran measuring, menginterpretasi interpreting, melakukan manipulasi manipulating, mengajukan hipotesis hypothesizing, menarik kesimpulan concluding, dan mengkomunikasikan hasil communicating. 3 Meningkatkan kualitas belajar siswa Melalui pengalaman langsung first-hand experiences, siswa dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan belajar melalui sumber sekunder, misalnya buku. Hal tersebut sangat sesuai dengan pendapat Bruner yang menyatakan bahwa anak belajar dengan pola inactive melalui perbuatan learning by doing akan dapat mentrasnfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya pada berbagai situasi.

2.5 Materi Hidrokarbon

2.5.1 Uraian Materi Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen dan karbon. Atom-atom karbon selain dapat membentuk rantai karbon, juga dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh tunggal. Contoh senyawa-senyawa alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna. 1 Alkana Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah CnH 2 n + 2 . 2 Alkena Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH 2 n. 3 Alkuna Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH 2 n- 2 . Harnanto Ruminten, 2009:152 Sifat-sifat alkana, alkena dan alkuna dipaparkan sebagai berikut. 1 Sifat alkana Sifat fisis, titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan makin panjangnya rantai C atau pertambahan nilai Mr. Ini disebabkan gaya antar-molekul semakin kuat sehingga semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut. volatilitas alkana berkurang dengan bertambahnya nilai Mr, karena akibat gaya antar molekul yang semakin kuat sehingga sulit bagi molekul-molekul untuk memisah membentuk vase uap. Wujud pada banyak rantai C, C 1 -C 4 = berwujud gas, C 5 -C 17 = bewujud cair, C 18 keatas = bewujud padat. Sifat kimia alkana, diantaranya dapat mengalami reaksi: 1 substitusi reaksi pengantian oleh halogen contoh: reaksi alkana dengan klorin klorinasi CH 4 + Cl 2 CH 3 Cl + HCl Metana Klorometana 2 reaksi pembakaran reaksi pembakaran alkana menghasikan CO 2 dan H 2 O contoh: alkana dibakar dengan O 2 berlebih CH 4 g + 2O 2 g CO 2 g + 2H 2 O g sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO jelaga dan H 2 O. Contoh: CH 4 g + O 2 g COg + 2H 2 O g 3 Reaksi perengkahan alkana eliminasi yang melibatkan peruraian alkana pada suhu tinggi 750-900 C tanpa udara. C 2 H 6 g CH 2 =CH 2 g + H 2 g Etana etena Sifat alkena dan alkuna Sifat fisik dan wujud zat alkena dan alkuna hampir sama dengan alkana, sedangkan sifat kimia alkena diantaranya: 1 adisi dengan halogen halogenasi contoh: CH 2 =CH 2 + Cl 2 CH 2 Cl- CH 2 Cl Etena 1,2 dikloroetana 2 adisi dengan hidrogen halida hidrohalogenasi CH 2 =CH 2 + HBr CH 3 CH 2 Br Etena 1-bromoetana 3 reaksi dengan KMnO 4 5CH 2 =CH 2 + 2H 2 O + 2MnO 4 - + 6H + 5CH 2 OH-CH 2 OH + 2Mn 2+ Etena 1,2 etanadiol 4 polimerisasi adisi melibatkan penggabungan banyak molekul alkena monomer membentuk molekul yang sangat besar polimer dengan katalis. 5 pembakaran CH 2 = CH 2 g + 3O 2 g 2CO 2 g + 2H 2 O g Sifat kimia alkuna diantaranya: 1 adisi dengan halogen halogenasi contoh: tahap 1: CH CH + Cl 2 CHCl=CHCl etuna 1,2 dikloroetena tahap 2 : CHCl=CHCl + Cl 2 CHCl 2 -CHCl 2 1,2 dikloroetena 1,1,2,2 tetrakloroetena 2 adisi dengan hidrogen halida hidrohalogenasi tahap 1: CH CH + HCl CH 2 =CHCl etuna kloroetena tahap 2 : CH 2 =CHCl + HCl CHCl 2 -CHCl 2 kloroetena 1,2 dikloroetena 3 reaksi dengan KMnO 4 dalam suasana asam 5CH CH + 24H + + 8MnO 4 - 5COOH-COOH + 8Mn 2+ + 12H 2 O Etuna asam etanadioat 4 reaksi subtitusi R-C CH R-C C - + H + Posisi atom H dapat disubtitusi oleh atom lain, misal atom Na. 5 pembakaran 2CH CH g + 5O 2 g 4CO 2 g + 2H 2 O g 6 polimerisasi adisi alkuna contoh pada etuna C 2 H 2 bergabung membentuk molekul vinil etuna C 4 H 4 . Molekul vinil etuna akan bereaksi dengan etuna membentuk rantai yang lebih panjang. Johari Rachmawati, 2007: 289-305 Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai bahan bakar elpiji, solar, bensin, pelarut petroleum eter, sumber hidrogen, pelumas, bahan baku senyawa organic lain, dan bahan baku industri seperti plastic, detergen dan karet sintesis. Sedangkan alkena bersuku rendah adalah bahan baku industri yang sangat penting misalnya untuk membuat plastik, karet sintesis dan alkohol. Pada alkuna yang memiliki nilai ekonomis hanyalah etuna yang digunakan untuk mengelas besi dan baja Purba, 2008: 117 Isomer adalah senyawa yang berbeda tapi mempunyai rumus molekul yang sama. Keisomeran terjadi karena senyawa dengan rumus molekul sama dapat mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda. Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berkaitan, sedangkan konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Isomer yang ada pada alkana adalah isomer struktur, yaitu isomer kerangka isomer yang terjadi akibat perbedaan kerangka atau rantai karbonnya yang dimulai dari butana C 4 H 10 yang memiliki 2 isomer. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 n-butana CH 3 -CHCH 3 -CH 3 2 metilpropana isobutana Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer kerangka, posisi dan geometri. Isomer kerangka adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan kerangka atau rantai karbonnya. Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak cabang atau posisi letak ikatan rangkapnya. Isomer geometri terjadi karena perbedaan letak suatu gugus fungsi dalam ruangan. Bila gugus-gugus tersebut berada dalam satu ruang disebut kedudukan cis dan bila gugus-gugus tersebut berbeda ruang disebut kedudukan trans. Misalnya isomer yang terjadi pada butena. Isomer kerangka: CH 2 =CH-CH 2 -CH 3 1-butena CH 2 =CCH 3 -CH 3 2-metil-1-propena Isomer posisi: CH 2 =CH-CH 2 -CH 3 1-butena CH 3 -CH=CH-CH 3 2-butena Isomer geometri: CH 3 -CH=HC-CH 3 trans -2-butena CH 3 -CH=CH 3 CH cis -2-butena Alkuna memiliki isomer kerangka pad posisi. Keisomeran alkuna dimulai dari butuna. Isomer kerangka: CH C-CH 2 -CH 2 -CH 3 1-pentuna CH C-CHCH 3 -CH 3 3-metil-1-butuna Isomer posisi: CH C-CH 2 -CH 2 -CH 3 1-pentuna CH 3 -C C-CH 2 -CH 3 2-pentuna Permana, 2009:127 Uji Bromin adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu senyawa merupakan senyawa hidrokarbon jenuh alkana atau hidrokarbon tak jenuh alkana dan alkena. Prinsip uji baeyer adalah untuk mendeteksi adanya ikatan rangkap dua yang ada pada suatu senyawa hidrokarbon yang ditandai dengan hilangnya warna cokelat kemerahan dari air bromin karena bereaksi dengan alkena atau alkuna membentuk warna bening. Hampir semua alkena bereaksi cepat dengan Br 2 yang dilarutkan pada CCl 4 membentuk dibromoalkana Mohrig, 1973:280. Misal pada reaksi dibawah. C 6 H 5 CH=CH 2 + Br 2 C 6 H 5 CHBrCH 2 Br Tes positif untuk senyawa tak jenuh jika warna bromine berubah tanpa terbentuk HBr. Shriner dkk, 1965: 121 Uji baeyer adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu senyawa merupakan senyawa hidrokarbon jenuh alkana atau hidrokarbon tak jenuh alkana dan alkena. Prinsip uji baeyer adalah untuk mendeteksi adanya ikatan rangkap dua dan tiga yang ada pada suatu senyawa hidrokarbon yang ditandai dengan hilangnya warna ungu dari ion MnO 4 - karena bereaksi dengan alkena atau alkuna membentuk glikol diol dan endapan cokelat dari MnO 2 . Reaksi permanganat dingin merupakan uji baeyer untuk ketidakjenuhan dalam senyawa yang tidak diketahui strukturnya. Larutan uji KMnO 4 berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang dan nampak endapan MnO 2 cokelat Fressenden, 1986: 416. Uji baeyer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan senyawa hidrokarbon terhadap oksidator KMnO 4 yang merupakan katalis. Uji baeyer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO 4 terhadap suatu cairan sampel. Penambahan KMnO 4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi. KMnO 4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO 4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO 4 - disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO 4 - dengan alkena atau alkuna membentuk glikol diol dan endapan cokelat dari MnO 2 . Penambahan 5-10 tetes KMnO 4 0,1 M dengan 0,2 gr alkena pada 2 mL etanol menyebabkan warna ungu dari KMnO 4 hilang dalam 2-3 menit, dan muncul endapan coklat mangan dioksida. 3R-C=C-R + 2MnO 4 - + 4H 2 O 3R-COH-COHR + 2MnO 2 + 2OH - Shriner dkk, 1965: 280. KMnO 4 dingin menghasilkan glikol saat direaksikan. Jika dalam keadaan hangat, reaksi oksidasi lanjutan yang akan berjalan. RCH=CHR RCHOH-RCHOH RCOOH + RCOOH KMnO 4 pada larutan asam asetat digunakan untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier. Pada tes ini alcohol primer dan sekunder bereaksi tapi alcohol tersier tidak bereaksi Mohrig, 1973:149.

2.6 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOKBAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA.

0 4 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MOLYMOD BERBASIS BUAH-BUAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

3 21 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI HIDROKARBON KELAS X SMAN 1 BIREUEN.

0 2 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING BERBANTUAN MEDIA PETA PIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATERI POKOK HIDROKARBON.

0 0 1

PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ALALAK

0 0 7

PENGARUH MODEL CARD SORTBERBANTUAN MEDIA MOLYMOOD PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

1 4 9

PENGARUH MODEL KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA FLIPBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 3 MATERI BAKTERI

0 1 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X MIA SMAN 1 LABUAPI LOMBOK BARAT

0 0 16