DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN

PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh NUR HIDAYAT

5101411003

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

(Ki Hajar Dewantoro) “Ing Ngarsa Sung Tuladha,

Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

“Bertindaklah seakan kau melihat Tuhan, jika tidak bisa, yakinlah bahwa Tuhan selalu melihat tindakanmu”

PERSEMBAHAN

 Bapakku Maryono dan Ibuku Marti. Orang

tua yang selalu memperjuangkan masa depanku.

 Adikku, Irfan Thoyib.

 Keluarga besar HMTS UNNES.

 Keluarga besar PTB angkatan 2011.

 Negara Kesatuan Republik Indonesia!


(6)

Analisis Data Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Nur Qudus, M.T. dan

Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Desain pembelajaran merupakan suatu produk hasil perencanaan mengenai kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya secara sistematis. Desain pembelajaran dirancang untuk mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya diawali dengan menganalisis kebutuhan mahasiswa, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperlukan suatu desain pembelajaran agar mahasiswa lebih mudah dalam memahami materi perkuliahan dan mengurangi kesulitan belajar. Media pembelajaran merupakan alat pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan dan mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis.

Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data pengujian validitas media oleh ahli media dan ahli materi, dan pengambilan data persepsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 terhadap media pembelajaran.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat mengatasi kesulitan belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 dalam mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya sebesar 85,9%, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran mandiri mahasiswa. Untuk menyempurnakan kualitas media pembelajaran diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan mengimplementasikan media terhadap hasil belajar

Kata Kunci : Desain Pembelajaran, Modul, Teknik Drainase Perkotaan, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan berucap syukur penulis akhirnya menyelesaikan skripsi yang berjudul “Desain Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan Materi Analisis Data Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun bukan atas kemampuan dan usaha penulis sendiri. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nur Qudus, M.T. dan Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Dra. Sri Handayani, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang serta penguji 1.

4. Segenap Dosen Jurusan Teknik Sipil, atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan.


(8)

6. Segenap rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, sahabatku dari pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Unnes.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih.

Penulis tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis. Penulis hanya bisa mendoakan agar kebaikan-kebaikan tersebut dicatat Tuhan sebagai amal baik. Kepada Tuhan penulis berharap agar mereka selalu mendapatkan naungan kasih dan sayang. Di samping itu, penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dunia pendidikan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semarang, Februari 2016 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian... 7

1.5 Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Hakikat Belajar ... 9

2.2 Hakikat Pembelajaran... 10


(10)

2.5 Tinjauan Mata Kuliah ... 16

2.6 Metode Pembelajaran ... 17

2.7 Media Berpikir ... 20

2.8 Modul ... 25

2.9 Persepsi Mahasiswa ... 27

2.10 Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 30

2.11 Kerangka Pikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ... 35

3.2 Pedekatan Penelitian... 35

3.3 Fokus Penelitian ... 36

3.4 Media Pembelajaran ... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 42

3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian ... 43

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5.3 Teknik Analisis Data ... 48

3.6 Diagram Alir Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Validasi Ahli Materi dan Ahli Instrusional ... 51

4.1.2 Validasi Ahli Media ... 53


(11)

4.1.3 Persepsi Mahasiswa Terhadap Media ... 55

4.2 Pembahasan ... 63

BAB V PENUTUP... 70

5.1 Kesimpulan... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(12)

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Menurut Model Hanafin dan Peck ... 14

Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran ... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 3.1 Desain Modul ... 41

Gambar 3.2 Desain Aplikasi SIG ... 41

Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian ... 50

Gambar 4.1 Pengujian Persepsi Mahasiswa Terhadap ... 55


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran ... 24

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi ... 45

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional ... 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media ... 46

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa ... 47

Tabel 3.5 Rentang Presantase ... 50

Tabel 4.1 Hasil Angket Ahli Materi & Ahli Instruknional ... 51

Tabel 4.2 Hasil Angket Ahli Media (Modul) ... 53

Tabel 4.3 Hasil Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Media ... 56

Tabel 4.4 Hasil Angket Bentuk Persentase ... 57

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Persepsi Mahasiswa terhadap Media ... 62


(14)

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Responden ... 73

2. Silabus ... 75

3. Satuan Acara Perkuliahan ... 78

4. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Materi ... 85

5. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Media ... 93

6. Kisi-Kisi dan Soal Angket Persepsi Mahasiswa ... 100

7. Hasil Angket Ahli Materi & Instruksional ... 103

8. Hasil Angket Ahli Media ... 110

9. Hasil Angket Persepsi Mahasiswa ... 117

10. Analisis Angket Persepsi Mahasiswa ... 119

11. Hasil Validasi Expert Judgemen ... 124

12. Surat Usul Penetapan Dosen Pembimbing ... 128

13. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 129

14. Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi ... 130

15. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ... 131

16. Surat Ijin Penelitian ... 133

17. Surat Permohonan Validasi Ahli Materi ... 134

18. Surat Permohonan Validasi Ahli Media ... 136

19. Lampiran Modul Pembelajaran ... 138


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bagian penting untuk pembangunan suatu negara, terutama dalam pembentukan karakter serta penentu kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha pengembangan dan penggalian potensi diri, sehingga individu- individu yang mengenyam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas penduduk di suatu negara.

Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern. Pada pembelajaran modern peserta didik dituntut untuk aktif, dan mampu mengembangkan potensi diri, sehingga tenaga pendidik harus kreatif dan inovatif dalam merencanakan suatu bentuk desain pembelajaran.

Setiap peserta didik memiliki karakter, kemampuan dan tingkat ketertarikan terhadap materi yang berbeda-beda, sehingga perlu adanya variasi-variasi dari desain pembelajaran guna mengatasi perbedaan yang terdapat pada peserta didik tersebut. Untuk mencapai pembelajaran modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu kegiatan pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.


(16)

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Untuk menciptakan suasana pembelajaran tersebut, pendidik harus kreatif, memiliki strategi pembelajaran yang tepat, alat pembelajaran yang up to date sampai media yang sesuai.

Perencanaan dalam proses pembelajaran adalah hal penting guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran yang berupa penerapan teori dalam praktik perhitungan tentu memiliki perbedaan dengan materi yang hanya berupa hafalan. Teori-teori dalam praktik perhitungan harus benar-benar dipahami dan dikuasai agar mahasiswa memiliki sikap adaptasi yang baik terhadap berbagai masalah.

Apabila menemukan masalah yang berbeda, mahasiswa dapat

menyelesaikan masalah tersebut dengan teori yang telah dipelajari melalui berbagai inovasi. Data hasil penelitian awal pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan, dapat disimpulkan bahwa 80% mahasiswa masih mengalami kesulitan belajar pada materi analisis data hujan dan aplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan acuan yang dapat digunakan di luar jam pelajaran guna mengatasi kesulitan mahasiswa dalam praktiknya.

Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pada mata kuliah tersebut terdapat materi


(17)

3

tentang perencanaan sistem drainase. Perencanaan sistem drainase jika diuraikan memiliki cakupan materi yang sangat luas yaitu permasalahan sampah, permasalahan bangunan liar, ROB, siklus hidrologi, presipitasi, limpasan, karakteristik hujan, data hujan, analisis data hujan, pengukuran lapangan (pemetaan), dan teknik perhitungannya serta pemeliharaannya.

Waktu yang tersedia dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan adalah dua SKS setiap minggunya. Dengan waktu yang sangat terbatas, materi perencanaan sistem drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail, mahasiswapun hanya memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa mengetahui secara rinci mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan, sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar mahasiswa dapat menguasai materi tersebut secara mendalam.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini terdapat beberapa aplikasi komputer yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan. Selain membuat pembelajaran lebih menarik, aplikasi komputer tersebut akan mempermudah dan mempercepat mahasiswa dalam melaksanakan praktikum teknik drainase perkotaan. Pada akhirnya, dengan waktu yang tersedia mahasiswa dapat mempelajari materi secara lebih detail.

Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada proses belajar- mengajar adalah media pembelajaran. Kerumitan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Suatu pembelajaran yang baik dapat berjalan lebih optimal


(18)

dengan adanya media yang menarik dan inovatif. Proses pembelajaran juga tidak membosankan sehingga antusias mahasiswa menjadi meningkat.

Kegiatan belajar dalam setiap jenjang pendidikan merupakan unsur yang sangat fundamental yang memerlukan adanya usaha-usaha perbaikan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar. Salah satu peningkatan kualitas pembelajaran yaitu perbaikan pada media pembelajarannya. Menurut Munadi (2013:7-8) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa media pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun Remiszewski (dalam Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa media yaitu pembawa pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang perasaan, pikiran, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar.

Proses pembelajaran yang digunakan pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan saat ini belum menggunakan buku tentang perencanaan drainase berbasis aplikasi sistem informasi geografis. Hal tersebut menjadi


(19)

5

salah satu kendala dalam penyelesaian tugas yang berkaitan dengan materi analisis data hujan dan aplikaasinya, sehingga adanya media menjadi penting. Dengan adanya media pembelajaran faktor yang juga penting lainnya yaitu pemilihan metode pembelajaran.

Metode yang sesuai dengan media pembelajaran sangat diperlukan agar terjadi proses pembelajaran yang saling mendukung sehingga tujuan pembelajaran akan dicapai dengan lebih mudah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Desain Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang”.

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan peneliti untuk memfokuskan penelitian pada pembuatan modul pembelajaran Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Peneliti memberikan batasan masalah pada: 1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mahasiswa semester VI yang mengambil mata kuliah teknik drainase perkotaan dan telah mendapat materi tentang


(20)

analisis data hujan dan aplikasinya, Program Studi Teknik Bangunan S1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu media pembelajaran pada mata kuliah teknik drainase perkotaan yang menggunakan modul pembelajaran berbasis aplikasi sistem informasi geografis sebagai bahan ajar perkuliahan. 3. Parameter

Parameter pada penelitian ini adalah hasil persepsi pada modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dalam kegiatan belajar mengajar, dilengkapi dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai.

4. Materi Perkuliahan

Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan dengan sub materi analisis data hujan dan aplikasinya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan?

2. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah


(21)

7

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan.

2. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Semarang.


(22)

b. Bagi Mahasiswa

Membantu mahasiswa dalam memahami materi dan menjadi pendamping dalam menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

c. Bagi Dosen

Menambah referensi sumber belajar untuk dosen khususnya pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

d. Bagi Universitas

1) Bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran di Universitas Negeri Semarang.


(23)

BAB II

PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang melibatkan seluruh mental meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu (Dimyati dan Mudjiono 2006:18).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

a. Ciri-ciri belajar

Ciri khas belajar adalah perubahan, yaitu belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar menghasilkan perubahan perilaku secara relative tetap dalam berpikir, merasa, dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan tersebut terjadi sebgai hasil latihan, pengalaman, dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung (Komara, 2014:15).


(24)

b. Unsur- unsur belajar

Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2011:84) beberapa unsur-unsur pendidikan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan pelaatuhan belajar

2) rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus.

3) memori, memori yang ada pada peserta didik berisi pelbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumya.

4) respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon.

2.2. Hakikat Pembelajaran

Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaran adalah proses penyampaian. Arti demikian melahirkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebgai penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang palig mengetahui. Pengajaran adalah


(25)

11

interaksi imperatif. Pengajaran merupakan transplantasi pengetahuan (Suprijono, 2012:12).

Komalasari, 2011:3 berpendapat bahwa pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sitematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik yang menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran terjadi pemindahan sejumlah ilmu pengetahuan, kemampuan teknologi, kebudayaan, nilai-nilai maupun berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran harus berlangsung secara nyaman, edukatif, variatif, menantang bagi peserta didik dan tugas guru sebagai fasilitator dalam terjadinya proses pembelajaran.

2.3. Paradigma Pembelajaran

Seiring berkembangnya zaman, dunia pendidikan juga mengalami perkembangan. Hal tersebut berpengaruh pada paradigma sistem pembelajaran, sehingga terdapat istilah sistem pembelajaran tradisional


(26)

a. Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara umum berpusat pada guru. Jadi, dalam hal ini guru berperan sebagai pengajar dan pendidik yang cenderung aktif, sedangkan peserta didik hanyalah sebagai objeknya. Metode ini sudah berlangsung sejak dahulu hingga saat ini guna memenuhi tujuan utama pengajaran dan pembelajaran. Metode ini menghadapi kendala yang berkaitan dengan keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan dengan

semakin meningkatnya aktifitas pelajar/mahasiswa dan

pengajar/dosennya. b. Pembelajaran Modern

Strategi dan metode yang digunakan dirancang sesuai degan tujuan dan sasaran Program Studi yang mengacu pada sistem antara lain:

1) adanya keterlibatan peserta didik dan pendidik dalam proses belajar mengajar;

2) kesiapan alat bantu kegiatan pembelajaran; 3) metode dan teknik penyajian yang baik.

Proses pembelajaran menggunakan komunikasi dua arah sehingga

memungkinkan siswa untuk berdiskusi dengan guru. Untuk

meningkatkan pemahaman materi sebagian besar guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara mandiri dan kelompok yang disertai dengan penerapan teknologi seperti mencari informasi di media


(27)

13

2.4. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Gagne (1985) dalam Sujarwo (2012:3) menyatakan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar peserta didik, proses belajar tersebut memiliki tahapan saat ini dan tahapan jangka panjang. Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh Gentry (1985: 67) dalam Sujarwo (2012:4), bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk keefektifan pencapaian tujuan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengang lebih mudah.

Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.


(28)

Desain pembelajaran sesuai dengan perancangan kegiatan pembelajaran secara umum menurut Hanafin dan Peck, terdiri dari empat fase yaitu: (1) Fase analisis kebutuhan, (2) Fase desain, (3) Fase pengembangan dan (4) Fase implementasi. Kemudia dari masing-masing fase tersebut diuraikan sesuai dengan tujuan, dan kondisi pembelajran yang diteliti.

Fase Analisis Kebutuhan

Kesulitan Belajar Mahasiswa

Tujuan Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan

Fase Desain

Metode Pembelajaran (PjBL)

Modul Pembelajaran Berbasis SIG

Fase Pengembangan

Fase Implementasi


(29)

2.4.1 Komponen Utama Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

a. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.

b. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik, kemampuan awal dan pra syarat.

c. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari

d. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. e. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau

kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.

2.4.2 Model-model Desain Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih, contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul, contohnya model hannafin and peck.


(30)

Selain itu ada pula yang biasa disebut sebagai model prosedural dan model melingkar, contoh model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

2.5. Tinjauan Mata Kuliah

Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan untuk peserta perkuliahan adalah mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan semester VI. Di dalam perkuliahan ini banyak materi-materi yang harus diajarkan secara bekelanjutan dan tidak boleh dipecah-pecah, demi terwujudnya tujuan pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang utuh sebagai bekal menghadapi tantangan di lapangan. Tertuang pada silabus Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan ada 10 capaian pembelajaran yang diajarkan, antara lain:

1) Memahami pengertian drainase perkotaan

2) Memahami komponen sanitasi dan sistem drainase 3) Memahami klasifikasi sistem drainase

4) Memahami permasalahan sampah, bangunan liar, ROB, dan lain-lain yang terkait drainase

5) Memahami metode pengendalian banjir dan genangan 6) Memahami tentang siklus hidrologi

7) Memahami tentang presipitasi dan limpasan 8) Memahami tentang karakteristik hujan 9) Memahami tentang data hujan


(31)

17

Dari kompetensi tersebut pengajar diharapkan harus

memaksimalkan waktu yang tersedia agar semua materi dapat diajarkan

dan dapat tercapai tujuannya karena materi tersebut saling

berkesinambungan.

Dengan waktu yang sangat terbatas, materi perencanaan sistem drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail, mahasiswapun hanya memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa mengetahui secara rinci mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan, sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar mahasiswa dapat menguasai materi tersebut secara mendalam.

2.6. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Mengingat karakteristik materi pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan yang memang harus melakukan praktik perhitungan dan pengukuran di lapangan. Waktu menjadi salah satu kendala jika hanya mengandalkan pembelajaran dikelas, sehingga metode pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) dianggap metode yang tepat untuk

mengatasi masalah tersebut.

2.6.1 Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Thomas (dalam Safnowandi 2012) Project Based


(32)

tugas-tugas komplek yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau permasalahan yang melibatkan para siswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas investigasi; memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi dengan periode waktu yang lama; dan akhirnya menghasilkan produk- produk yang nyata atau presentasi-presentasi.

Pendapat serupa dinyatakan oleh Santyasa (dalam Safnowandi 2012), yang menjelaskan bahwa PjBL adalah suatu pembelajaran yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Project

Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

merupakan salah satu model pembelajaran yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, menentukan suatu pemecahan masalah, serta memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi dengan periode waktu yang lama sehingga menghasilkan produk-produk yang nyata.

Pembelajaran PjBL secara umum memiliki tahapan atau pedoman langkah-langkah. Mahanal (dalam Safnowandi 2012) menyebutkan tiga langkah utama pembelajaran ini, yaitu: (1) planning (perencanaan);


(33)

19

Langkah pertama adalah planning. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah: (a) merancang seluruh proyek yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu: pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber masalah, pemotivasian dalam memunculkan masalah dan pembuatan proposal; (b) mengorganisir pekerjaan yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu: mengorganisir kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait proyek, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi.

Langkah kedua adalah creating. Dalam tahapan ini siswa

mengembangkan gagasan-gagasan proyek, mengkombinasikan ide yang muncul dalam kelompok, dan membangun proyek. Tahapan kedua ini termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi. Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang nantinya akan dipresentasikan dalam kelas.

Tahap ketiga adalah processing. Tahapan ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi. Pada presentasi proyek akan terjadi komunikasi secara aktual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok, sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil proyek, analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar.

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek harus didukung dengan media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi, untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis proyek, diantaranya adalah media


(34)

yang bersifat, fleksibel, praktis, dinamis dan dapat digunakan secara mandiri.

2.7. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi 2013:7-8). Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa media pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun Remiszewski (dalam Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa media yaitu pembawa pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang perasaan, pikiran dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar.

a. Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki manfaat yang penting dalam pembelajaran. Daryanto (2012:5) berpendapat ada lima manfaat media pembelajaran. Kelima manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1) memperjelas materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

2) menimbulkan gairah gairah belajar, berinteraksi secara langsung anatar peserta didik dan sumber belajar.


(35)

21

3) memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan keinginanya dimanapun dan kapanpun dia berada.

4) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimblkan persepsi yang sama.

5) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (dalam Daryanto 2012:5-6) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkitkan.

8) Peran tenaga pendidik mengalami perubahan ke arah yang positif.

b. Posisi Media Pembelajaran

Media pembelajaran menempati posisi yang penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi


(36)

juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Bagi pendidik, media membantu dalam penyampaian atau transmisi ilmu dan membantu memotivasi peserta didik belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan menambah antusias dalam belajar. Posisi media pembelajaran dalam sistem pembelajaran ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran (Daryanto, 2012:8)

c. Media Sebagai Sumber Belajar

Proses pembelajaran adalah suatu proses pengolahan sejumlah nilai informasi atau bahan pelajaran yang diterima oleh peserta didik. Nilai- nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana-mana; di sekolah, di kampus, di lingkungan rumah, di dalam keluarga, dan sebagainya.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu pendidik dalam memperkaya wawasan peserta didik. Kalau dalam pendidikan di masa lalu, pendidik merupakan satu-satunya


(37)

23

sumber belajar bagi peserta didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Tetapi lain halnya sekarang, di mana perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga penggunaan perangkat teknologi sebagai sumber belajar sudah banyak digunakan.

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik. Pemilihan media pembelajaran juga harus direncanakan dengan baik, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di dalam proses pembelajaran, jika media pembelajaran tidak memenuhi standar yang baik tentunya hasil pembelajaran menjadi kurang efektif. Beberapa syarat dari media pembelajaran yang baik adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga akan mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan tanggapan atau umpan balik, dan dapat melakukan praktik-praktik dengan benar

Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada beberapa faktor seperti karakteristik materi yang akan diajarkan, lingkungan, sumber daya manusianya dan sebagainya yang saling berhubungan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berikut ini


(38)

merupakan tabel pemilihan media pembelajaran menurut sifat tugas pembelajaran:

Tabel 2.1. Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran MEDIA SIFAT TUGAS G U R U IN S T R U K T U R C E T A K T R AN S P A R A S I S L ID E G A M B A R IL U S T R A S I A U D IO -T A P E V ID E O K A S E T R A D IO F IL M K O M P U TE R S IM U LA S I V ID E O D IS C P E R M A INA N T E L E V IS I

Menghafal V V V V V V V Memerlukan

Prosedur fisik V V V V V V V V V V V V V Memerlukan

Penerapan Prinsip-pinsip

V V V V V V V V V V V

Pemahaman konsep dan hubungan- hubungan

V V V V V V V V V V V

memerlukan pemikiran tingkat lebih tinggi

V V V V V V V V V

Sumber: Azhar Arsyad (2013:76)

Pada mata kuliah teknik drainase perkotaan, khususnya materi analisa data hujan dan aplikasinya, merupakan materi yang memerlukan tingkat pemikiran lebih jika dibanding dengan materi lainnya. disamping itu, materi tersebut merupakan penerapan dari berbagai teori dan rumus, sehingga memerlukan media yang tepat untuk mengatasi hambatan- hambatan itu. Media cetak dipilih sebagai media yang paling tepat dengan berbagai kelebihannya. Modul adalah salah satunya jenis media cetak yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mandiri.


(39)

25

2.8. Modul

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.

Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/ substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. (Daryanto, 2013:9)

2.8.1 Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul.

1. Self instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karaktr tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instruction, maka modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/ spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;


(40)

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan utuk mengukur peguasaan peserta didik;

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h. Terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta mengetahui tingkat penguasaan materi;

j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi/ yang mendukung materi.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.


(41)

27

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar/ media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/ media lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknilogi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel / luwes digunakan di berbagai perangkat keras

(hardware).

5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/ akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly. (Daryanto, 2013: 9-11)

2.9. Persepsi Mahasiswa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu,


(42)

atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Bimo Walgito (2002:53) menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang ia dengar dan sebagainya.

Adapun menurut Jalaluddin Rahmat (2004:51) persepsi adalah pengalaman tentang obyek peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberikan makna pada stimulus inderawi (Sensory

Stimulus).

2.9.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Persepsi

Ada tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu perhatian, karakteristik orang yang mempersepsikan dan sifat stimuli yang dipersepsi (Mar’at,1984:22-24) adapun uraian dari ketiga faktor itu adalah: 1) Faktor Perhatian

Perhatian adalah pemusatan indera kepada hal-hal tertentu yang terjadi dalam pengalaman dan mengabaikan masalah-masalah lain. Perhatian menyaring atau menyeleksi informasi inderawi yang diterima.


(43)

29

Dengan demikian yang dipersepsikan bukan semua stimuli inderawi, namun yang menarik perhatian.

2) Faktor karakteristik yang dipersepsi

Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli saja, melainkan juga karakateristik orang yang menerima stimuli dan member respon stimuli tersebut, Misalnya kebutuhan dan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor personal.

3) Faktor sifat stimuli yang dipersepsi

Pengaruh terbentuknya persepsi selain perhatian dan karakteristik orang yang mempersepsi juga berasal dari sifat stimuli semata-mata. Jadi sebagaimana adanya stimuli yang diterima oleh indera manusia juga mempengaruhi terbentuknya persepsi.

2.9.2 Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi

Bimo Walgito (2002:54) mengemukakan beberapa syarat sebelum individu mengadakan persepsi adalah:

1) Adanya Obyek atau Sasaran yang dituju

Obyek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau rangsangan yang mengenai alat indera. Obyek dalam hal ini adalah nilai-nilai keteladanan Pahlawan Nasional untuk meningkatkan semangat kebangsaan akan memberikan stimulus yang akan ditanggapi oleh siswa.


(44)

Alat indera atau reseptor yang dimaksud adalah alat indera untuk menerima stimulus kemudian diterima dan diteruskan oleh syaraf sensorik yang selanjutnya akan disimpan dalam susunan syaraf pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3) Adanya Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Perhatian merupakan. pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.

2.10. Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial yang disimpan dalam basis data serta dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.

Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan diantaranya seperti inventarisasi sumber daya alam, untuk pengawasan daerah bencana alam, sebagai acuan dalam perencanaan wilayah dan kota.

2.10.1 Sub Sistem SIG

Berdasarkan definisi dan pengertian yang tersebut di atas, SIG dapat diuraikan dalam beberapa subsistem, yaitu:


(45)

31

a. Data Masukan Subsistem ini berfungsi mengumpulkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, sekaligus bertanggung jawab dalam merubah/mengkonversi data atau mentransformasikan format data data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan untuk SIG.

b. Pengelolaan Data Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-Update, dan diedit. Jadi sub sistem ini dapat menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar, juga dapat melakukan perbaikan data dengan cara menambah, mengurangi atau memperbaharui.

c. Manipulasi dan

analisis data

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Subsistem ini juga dan dapat melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

d. Data Keluaran Berfungsi menayangkan informasi dan hasil analisis data geografis secara kualitatif maupun kuantitatif. Atau dapat berfungsi menampilkan/menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data


(46)

baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy, seperti tabel,grafik, peta, arsip elektronik dan lain-lainnya.

Aplikasi SIG merupakan aplikasi yang multi fungsi dan dapat dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan. Dalam hal ini yakni evaluasi sistem drainase, aplikasi ini dapat menjadi salahsatu alternatif dalam penyajian informasi mengenai jaringan drainase maupun hasil evaluasi jaringan.

Diharapkan dengan aplikasi SIG akan mempermudah pengguna dalam memahami informasi yang disajikan karena dapat menyajikan gambar dengan lebih detail dan jelas, selain itu aplikasi SIG juga memiliki tampilan yang menarik.

2.11. Kerangka Bepikir

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan bahkan aspek pribadi siswa. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses pembelajaran. Proses berhasil apabila tujuan pembelajaran tercapai.

Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern. Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara umum pendidikannya berpusat pada pengajar atau Teacher Center Learning

(TCL). Adapun pada pembelajaran modern, pendidikan tidak hanya berpusat pada guru namun menggunakan komunikasi dua arah dan lebih menekankan pada siswa Student Center Learning (SCL), sehingga


(47)

33

memungkinkan siswa untuk berdiskusi secara aktif. Untuk mencapai pembelajaran modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu kegiatan pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.

Pada mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan, mahasiswa masih menggunakan cara perhitungan manual dalam penyelesaian tugas perncanaan drainase, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Perlu adanya cara yang lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tugas supaya mahasiswa dapat belajar lebih banyak ilmu tentang teknik drainase perkotaan, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan aplikasi sistem informas geografis. Sehingga adanya media pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dibutuhkan sebagai pendamping mahasiswa dalam menyelesaikan tuganya.

Perencanaan dalam proses pembelajaran harus disiapkan dengan baik guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya strategi pembelajaran, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Dari tiga hal yang perlu disiapkan dalam mendesaian suatu pembelajaran, media merupakan salah satu unsur penting yang membantu dalam proses penyampaian materi.

Media pembelajaran harus efektif, saling mendukung dengan komponen pembelajaran lainnya, dan dapat di pelajari oleh penggunanya dengan mudah. Untuk itu, diperlukan penilaian dari pengguna terhadap media pembelajaran sebelum media digunakan. Setelah media diuji dan


(48)

digunakan, diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar dan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.

Berikut ini disajikan gambar dari kerangka berpikir: Paradigma

Pembelajaran

Kesulitan Belajar

Desain Pembelajaran

Media Pembelajaran

Tidak

Uji persepsi mahasiswa terhadap media

Ok

Mengurangi kesulitan belajar


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dan objek penelitiannya adalah Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan yang mengikuti perkuliahan Teknik Drainase Perkotaan, Semester VI dan telah mendapat materi tentang analisis data hujan dan aplikasinya.

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian R & D (Reasearch and Development) dengan pendekatan kuantitatif. R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut, (Sugiyono 2010 : 407).

Langkah-langkah penelitian Research and Development (R & D) yaitu :

a. Potensi dan masalah b. Pengumpulan data c. Desain produk d. Validasi desain e. Revisi desain f. Ujicoba produk


(50)

g. Revisi produk h. Ujicoba pemakaian i. Ujicoba produk j. Produksi masal

Pada penelitian ini, metode R&D hanya disingkat sampai 7 (tujuh) tahap saja yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah modul (bahan ajar) yang dilengkapi dengan aplikasi SIG dalam menampilkan hasil dari perhitungan yang diharapkan mampu membantu mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

3.4. Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2012:12) ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

3.4.1. Perangkat Pembuat Media

Proses pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak


(51)

37

a. Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras adalah istilah yang menunjukan perangkat komputer beserta kelengkapannya yang dapat dipegang secara fisik. Perangkat keras yang mendukung didalam pembuatan sistem ini adalah : PC (Personal Computer) dan Kelengkapannya, terdiri dari control processing Unit (CPU),

Monitor, Keyboard, dan Mouse.

Alat-alat tersebut digunakan untuk melakukan pengolahan data digital, sedangkan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Jaringan Drainase Kampus UNNES Sekaran ini adalah sebagai berikut:

1) Prosesor intel ® Pentium ® CPU B950 @2.10 GHz 2) RAM 200 MB

3) Hardisk dengan kapasitas 320 GB 4) Monitor 14”

5) Keyboard 6) Mouse

Syarat minimal menjalankan Sistem Informasi Geografis (SIG) penyajian sistem drainase ini menggunakan aplikasi Arcview GIS 3.3 ini adalah sebagai berikut:

1) Processor : Intel Pentium 3 1.06 GHz 2) Memori : 256 MB


(52)

3) Hardisk : monimal terdapat freespace sebesar 100 MB untuk data pengujian

4) Monitor dan Graphic Card : Minimal dapat menampilkan resolusi 256 colors

5) Mouse dan keyboard standar

Penggunaan perangkat keras diatas dimaksudkan sebagai syarat minimal menjalankan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam membuka dengan menggunakan

Arcview GIS 3.3. Hal ini dikarenakan apabila perangkat keras

yang digunakan dibawah syarat minimal maka aplikasi aplikasi tidak dapat dijalankan.

b. Perangkat Lunak (Software)

Pengertian Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menyajikan informasi sistem drainase ini adalah :

1) Arcview 3.3

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak


(53)

39

mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI

(Environmental Systems Research Institute). Dengan

Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data,

menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.

2) Microsoft Office 2007

Microsoft Office adalah sebuah paket aplikasi

perkantoran buatan Microsoft yang mempunyai beberapa

fungsi, diantaranya Microsoft Word (Pengolah Data),

Microsoft Excel (Pengolah Angka), Microsoft Power Point

(Presentasi), Microsoft Acces (Databases), dll.

3) Autocad 2007

Perangkat lunak yang memudahkan proses aplikasi kepentingan gambar teknik 2D, sedangkan 3D merupakan

software aplikasi untuk pembuat model dalam bentuk tiga

dimensi.

c. Alat Survei Lapangan

1) Water Pass

Water pass digunakan untuk mengetahui beda tinggi tanah

dan pengukuran penampang melintang saluran drainase jalan.


(54)

2) Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur dimensi penampang saluran.

3) Kamera Digital

Digunakan untuk mendapatkan dokumentasi foto sekolah yang akan ditampilkan pada sistem informasi.

d. Bahan Penelitian

1) Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Dalam penelitian ini peta yang digunakan adalah peta topografi kampus UNNES Sekaran (Geomatika 2010). 2) Data Atribut

Data atribut adalah data pelengkap dan tidak memiliki aspek kewilayahan ini diperoleh melalui survei langsung di lapangan yaitu pengamatan dan pengukuran langsung saluran drainase di kampus UNNES.

3.4.2. Desain Media Pembelajaran

Desain rancangan dari media pembelajaran pada mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan yang terdiri dari modul dan


(55)

41

1. Desain Modul

Desain rancangan dari modul mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan secara garis besar sebagai berikut:

Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran

Evaluasi

Gambar 3.1. Desain modul 2. Desain Aplikasi SIG

Desain rancangan dari aplikasi SIG pendukung modul mata kuliah Teknik Drainase sebagai berikut:

Mulai Pengumpulan Data

Data Spasial Data Tekstual

-Peta Garis UNNES -Peta Sistem Drainase

ArcView 3.3

-Data Atribut -Data Kondisi Saluran

Integrasi Data Pemrograman Visualisasi Aplikasi SIG Sistem Drainase


(56)

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket, yaitu suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dan harus diisi sesuai pentunjuk pengisian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari penelitian serupa yaitu penelitian yang di lakukan oleh Fitri Indrayati dalam skripsi yang berjudul “Desain Pembelajaran Hidrolika Saluran Terbuka Pada Program Studi Teknik Sipil S1 Universitas Negeri

Semarang”

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indrayati Prosedur penyusunan angket yang di pakai adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan tujuan

Tujuan dari penyusunan angket ini adalah untuk mendapatkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis.

2) Menentukan jenis angket

Dalam penelitian ini angket yan digunakan oleh peneliti adalah jenis angket tertutup yang diberikan langsung kepada responden.


(57)

43

3) Merancang angket

Angket tersusun dari beberapa pertanyaan sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya dalam kisi- kisi angket.

4) Penskoran

Angket penelitian ini akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, sehingga harus mempunyai skala. Jenis-jenis skala

pengukuran yang dapat digunakan dalam penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain:

a) Skala Likert b) Skala Guttman c) Rating Scale

d) Semantic Deferential

dan penelitian ini menggunakan Rating Scale dalam mentukan penskoran.

3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis,


(58)

Instrumen penelitian dianggap valid karena sudah pernah digunakan sebelumnya pada penelitian yang serupa, dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indrayati.

a. Aspek Materi

Pada aspek materi akan diuji oleh ahli materi, dengan indikator yang dinilai adalah:

1) Kelogisan dan kejelasan uraian materi.

2) Kesesuaian tujuan, indikator pembelajaran, dan materi dengan silabus atau kurikulum.

b. Aspek Instruksional

Pada aspek instruksional indikator yang dinilai adalah: 1) Kedalaman materi dan kemudahan untuk dipahami. 2) Materi tersusun secara sistematis dengan alur yang logis

3) Kejelasan contoh-contoh dan gambar dalam menjelaskan materi.

4) Pemberian motivasi belajar.

5) Konsistensi dan ketepatan evaluasi.

6) Media pembelajaran membantu dosen dalam mengatasi kesulitan belajar mahasiswa dan memungkinkan mahasiswa belajar mandiri.

c. Aspek Media

Pada aspek media akan diuji dari ahli media, dengan indikator yang dinilai sebagai berikut:


(59)

45

1) Elemen mutu mdul a) Font.

b) Layout. c) Warna.

d) Penyajian materi.

Validasi instrumen kuesioner ini dilakukan oleh pakar atau orang yang ahli di bidang penelitian. Kisi-kisi angket terdiri dari aspek substansi atau materi, aspek media, dan aspek instruksional. Berikut adalah kisi-kisi jumlah butir-butir angket validasi yang akan digunakan dalam penelitian ini.

a) Aspek Materi

Aspek materi diuji oleh Dosen Jurusan Teknik Sipil Unnes yang ahli dalam bidang keilmuan drainase perkotaan sebagai ahli materi.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Aspek Materi

Kelogisan dan kejelasan uraian materi 2

Kesesuaian Tujuan, Indikator Pembelajaran, dan Materi dengan Silabus atau Kurikulum


(60)

b) Aspek Instruksional

Aspek instruksional diuji oleh Dosen Jurusan Teknik Sipil Unnes yang ahli dalam keilmuan drainase perkotaan sebagai Ahli Instruksional.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Aspek Instruksional

Kedalaman materi dan kemudahan

untuk dipahami 3

Materi tersusun secara sistematis

dengan alur yang logis 2

Kejelasan contoh-contoh dan gambar

dalam menjelaskan materi 1

Pemberian motivasi belajar 1

Konsistensi dan ketepatan evaluasi 1

Media pembelajaran membantu dosen dalam mengatasi kesulitan belajar mahasiswa dan memungkinkan mahasiswa belajar mandiri

2

c) Aspek Media

Aspek media diuji oleh Dosen dari pusat tata bahasa Unnes yang ahli dalam bidang media sebagai Ahli Media.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Elemen Mutu Modul

Font 4

Layout 3

Warna 2


(61)

47

d) Persepsi Mahasiswa

Kuesioner ditujukan untuk mahasiswa sebagai pengguna media guna mengetahui persepsi mahasiswa tentang adanya media pembelajaran.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Media Pembelajar an

Menimbulkan minat dalam belajar 3

Mengurangi kesulitan belajar 5

Kemandirian belajar 2

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data adapun sumber-sumber yang mendukung dalam pengumpulan data pada penelitian ini :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dari lapangan, diantaranya sebagai berikut.

1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Unnes yang ahli atau pakar dalam bidang drainase sebagai tim penguji/ahli materi.

2) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan dosen Jurusan Teknologi Pendidikan Unnes yang ahli atau pakar dalam bidang media sebagai tim penguji/ahli media.

3) Mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Bangunan yang mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan semester


(62)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang berkaitan tentang media pembelajaran dan penelitian yang diperoleh tidak secara langsung. Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya:

1) Data daftar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1, Jurusan Teknik Sipil, UNNES.

2) Silabus Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan, diperoleh dari Dosen pengampu mata kuliah.

3.5.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pendapat ahli media dan ahli materi akan media yang disusun, serta pendapat mahasiswa akan media adalah dengan teknik analisis deskriptif prosentase. Untuk menganalisis data hasil angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapannya kemudian disusun sesuai dengan angket responden

b. Mengkuantitatifkan data hasil checkling sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.


(63)

49

1) Menentukan skor maksimum = 4

2) Menentukan skor minimum = 1

3) Menentukan presentase maksimum =

d. Menghitung presentase dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100.

Keterangan:

P (s) : persentase skor

S : jumlah skor jawaban responden N : jumlah skor maksimum

Dari presentase yang telah diperoleh kemudian

ditransformasikan kedalam tabel supaya pembacaan hasil penelitian menjadi mudah. Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:

x 100%

= x 100% = 100 %

4) Menentukan presentase minimum = x 100%

= x 100% = 25 % 5) Menentukan range = 100% - 25% = 75%

6) Menentukan panjang kelas = x 100%

= x 100% = 18,75%


(64)

Tabel 3.5. Rentang Presantase

Presentase Kriteria

81,26% – 100 % Sangat Baik

62,51% - 81,25% Baik

43,76% - 62,50% Kurang Baik

25% - 43,75% Sangat Tidak Baik

3.6 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian merupakan gambaran dari langkah- langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini.

Mulai Permasalahan

Pembuatan

Validasi Ahli Materi &

Media

Revisi

Ok Uji Persepsi

Analisis dan Pembahasan Kesimpulan

Selesai


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase berbasis Apllikasi SIG” telah di ujikan kepada beberapa dosen ahli yang berkompeten dalam bidang media, untuk memvalidasi modul dan kemudian diujicobakan pada mahasiswa untuk mencari persepsi mahasiswa terhadap modul pengujian yang telah dibuat. Berikut ini hasil tanggapan dari 4 dosen yang telah memvalidasi modul dan persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran yang tersaji dalam bentuk tabel.

4.1.1. Validasi Ahli Materi & Ahli Instruksional

Validasi materi dan intruksional dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Unnes yang ahli atau pakar dalam bidang keilmuan Teknik Drainase Perkotaan sebagai ahli materi, yaitu Bapak Drs. Sucipto, M.T, dan Bapak Drs. Sumiyadi, M.T.

Tabel 4.1. Hasil Angket Ahli Materi & Ahli Instruknional

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS STS

A. Aspek Materi

1 Konsep materi bahan ajar ditulis secara ilmiah dan

akurat (benar). 2

2 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu

mempermudah pengguna memahami materi. 2


(66)

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS STS

4 Indikator pembelajaran sudah sesuai dengan silabus 1 1

5 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran,

kompetensi dan indikator pembelajaran 1 1

6 Keakuratan materi yang akan dipelajari 2

B. Aspek Instruksional

7 Cakupan materi diuraikan dengan mendalam 1 1

8 Uraian materi mudah dipahami oleh pengguna 2

9 Materi dalam bahan ajar mampu menambah

pemahaman dan penerapan konsep pengguna 2

10 Materi dalam bahan ajar telah dirumuskan dengan

jelas dan terukur.

1 1

11 Materi dalam bahan ajar tersusun secara

sistematis. 1 1

12 Kejelasan contoh-contoh dan gambar pada materi 2

13 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu menambah wawasan pengetahuan pengguna.

2 14 Ketepatan alat evaluasi dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2

15 Dengan bahan ajar memungkinkan mahasiswa

belajar mandiri

2

16 Dengan bahan ajar mempermudah dosen dalam

menyampaikan materi

2 (Sumber : Hasil Validasi Ahli)

Dari review yang telah diuraikan oleh kedua ahli, uraian materi dalam modul sesuai dengan tujuan pembelajaran, kompetensi dan indikator pembelajaran. Materi yang disajikan sudah cukup rinci sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.

Bapak Sucipto memberikan komentar bahwa gambar-gambar dan skema pada modul kurang jelas sehingga perlu diperjelas lagi, secara umum modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase berbasis SIG” sudah dapat


(67)

50

digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

Sementara itu, Bapak Sumiyadi memberikan pendapat bahwa secara konsep modul sudah runtut namun materi pada perhitungan debit banjir rencana perlu ditambahkan perhitungan metode pemilihan distribusi yang dipilih sehingga mahasiswa lebih mudah dalam memahaminya.

4.1.2. Validasi Ahli Media

Validasi ahli media pembelajaran modul dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Unnes yang pakar dalam bidang media pembelajaran sebagai ahli media, yaitu Ibu Dra. Sri Handayani, M.Pd dan Dosen dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Bapak Drs. Wardi, M.Pd. hasil angket ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Angket Ahli Media (Modul)

No Pertanyaan

Jawaban

SS S KS STS

A. Aspek Font

1 Bentuk huruf dalam modul memudahkan pengguna dalam membaca modul 1 1

2 Ukuran huruf dalam modul memudahkan pengguna dalam membaca modul 2 3 Bagian sampul (huruf yang serasi cover) depan menggunakan 1 1

B. Aspek Layout

4 Format kolom (tunggal atau multi) proporsional sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas 1 1

5 Batas tepi (margin) luas menjadikan perhatian pengguna lebih fokus ke materi dalam modul 2


(68)

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS STS

C. Aspek Warna

7 Warna pada isi modul tidak mengganggu

konsentrasi pengguna 1 1

8 Gambar dapat terlihat jelas dilihat dari

kecerahan warna. 2

D. Penyajian Materi

9 Pengelompokkan isi materi pembelajaran

sesuai dengan urutan dan tersusun sistematis 2

10 Pengelompokkan antar bab sesuai dengan

susunan dan alur 1 1

11 Pengelompokkan antar unit sesuai dengan

susunan dan alur 1 1

12 Pengelompokkan antar paragraf sesuai dengan

susunan dan alur 2

(Sumber : Hasil Validasi Ahli)

Ibu Sri Handayani memberi masukan mengenai soal tes dan evaluasi untuk lebih memberikan penjelasan yang lebih agar mahasiswa tahu apa yang akan dikerjakan setelah membaca soal, yang kedua dalam memberikan kunci jawaban juga harus rinci dan bertahap, Beliau juga memberikan saran agar dalam penilaian disertakan cara penskoran dan cara menghitung skor menjadi nilai.

Dari Bapak Wardi memberikan komentar seharusnya modul menggunakan bahasa yang akrab (friendly), semi formal sehingga seakan- akan modul mampu mengajar sendiri, setiap penggalan ditambahkan rangkuman dan evaluasi.

Dari hasil validasi ahli media yang menilai perihal mutu modul diperoleh hasil sebesar 86,46%, sesuai dengan rentang presentase yang telah ditetapkan hasil tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik” sehingga media siap dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran yang utuh dan


(69)

52

siap disebarluaskan kepada mahasiswa dan digunakan sebagai penunjang dalam perkuliahan Teknik Drainase Perkotaan.

4.1.3. Persepsi Mahasiswa Terhadap Media

Pengujian persepsi mahasiswa terhadap media dilakukan dengan cara memberikan modul mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan kepada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 angkatan 2012 yang menempuh mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan dan telah mendapatkan materi tentang analisis data hujan dan aplikasinya sebanyak 62 mahasiswa. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa, diberikan angket yang berisi 10 item pertanyaan mengenai persepsi mahasiswa terhadap media yang berkaitan dengan kesulitan belajar.

Gambar 4.1. Pengujian Persepsi Mahasiswa Terhadap

Berikut adalah hasil persepsi mahasiswa terhadap media pembelajaran berbasis Aplikasi SIG yang tersaji dalam bentuk Tabel 4.3.


(1)

Bentuk presentase dari data hasil persepsi mahasiswa terhadap media adalah sebagai berikut:

Tabel. Presentase Hasil Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Media

NO. Pertanyaan Pilihan SS (%) S (%) KS (%) STS (%)

1 Saya memerlukan media pembelajaran dalam

kegiatan pembelajaran teknik drainase perkotaan 66,1 33,9 0,0 0,0

2

Dengan menggunakan media pembelajaran mata kuliah teknik drainase perkotaan mejadi lebih menarik

53,2 45,2 1,6 0,0

3

Dengan menggunakan media pembelajaran suasana kegiatan pembelajaran teknik drainase perkotaan lebih menyenangkan dan tidak membosankan

59,7 40,3 0,0 0,0

4

Dengan adanya penjelasan materi teori dalam media mempermudah saya dalam memahami atau mengetahui materi yang disampaikan

58,1 40,3 1,6 0,0

5

Dengan adanya penjelasan prosedur perhitungan dalam media mempermudah saya dalam memahami materi dan pengerjaannya

38,7 58,1 3,2 0,0

6 Dengan adanya media pembelajaran saya lebih

mudah dalam mengerjakan tugas secara mandiri 38,7 53,2 8,1 0,0

7 Saya dapat dengan mudah memahami kalimat-

kalimat yang digunakan dalam modul ini 24,2 74,2 1,6 0,0

8 Adanya penjelasan berupa gambar mempermudah

saya dalam memahami materi 40,3 56,5 3,2 0,0

9 Latihan soal dalam modul ini membantu saya

untuk mengetahui kemampuan diri 40,3 59,7 0,0 0,0

10

Saya tertarik menggunakan modul ini sebagai acuan dalam menyelesaikan tugas teknik drainase perkotaan


(2)

Lampiran 10.

REKAPITULASI HASIL PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MEDIA PEMBELAJARAN

Perhitungan Skor Angket dengan Rating Scale

Dalam menganalisis skor angket, penulis menggunakan Rating Scale. Setiap jawaban diberi skor, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

2. Setuju (S) diberi skor 3

3. Kurang Setuju (KS) diberi skor 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Berdasarkan skor yang telah ditetapkan tersebut, maka didapatkan perhitungan sebagai berikut. 1. Saya memerlukan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran teknik drainase perkotaan Jumlah skor untuk 41 orang yang menjawab SS = 41 x 4 = 164

Jumlah skor untuk 21 orang yang menjawab S = 21 x 3 = 63

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab KS = 0 x 2 = 0

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 227

Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248. Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 91,5 % 2. Dengan menggunakan media pembelajaran mata kuliah teknik drainase perkotaan mejadi lebih menarik Jumlah skor untuk 33 orang yang menjawab SS = 33 x 4 = 132


(3)

Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa

sebesar = x 100% = 87,9 %

3. Dengan menggunakan media pembelajaran suasana kegiatan pembelajaran

teknik drainase perkotaan lebih menyenangkan dan tidak membosankan

Jumlah skor untuk 37 orang yang menjawab SS = 37 x 4 = 148

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab S = 25 x 3 = 75

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab KS = 0 x 2 = 0

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 223

Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248. Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 89,9 % 4. Dengan adanya penjelasan materi teori dalam media mempermudah saya dalam memahami atau mengetahui materi yang disampaikan Jumlah skor untuk 36 orang yang menjawab SS = 36 x 4 = 144

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab S = 25 x 3 = 75

Jumlah skor untuk 1 orang yang menjawab KS = 1 x 2 = 2

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 221 Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 89,1 %


(4)

5. Dengan adanya penjelasan prosedur perhitungan dalam media mempermudah saya dalam memahami materi dan pengerjaannya

Jumlah skor untuk 24 orang yang menjawab SS = 24 x 4 = 96

Jumlah skor untuk 36 orang yang menjawab S = 36 x 3 = 108

Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab KS = 2 x 2 = 4

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 208

Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248. Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 83,9 % 6. Dengan adanya media pembelajaran saya lebih mudah dalam mengerjakan tugas secara mandiri Jumlah skor untuk 24 orang yang menjawab SS = 24 x 4 = 96

Jumlah skor untuk 33 orang yang menjawab S = 33 x 3 = 99

Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab KS = 5 x 2 = 10

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 205

Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248. Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 82,7 % 7. Saya dapat dengan mudah memahami kalimat-kalimat yang digunakan dalam modul ini Jumlah skor untuk 15 orang yang menjawab SS = 15 x 4 = 60

Jumlah skor untuk 46 orang yang menjawab S = 46 x 3 = 138

Jumlah skor untuk 1 orang yang menjawab KS = 1 x 2 = 2

Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 +


(5)

8. Adanya penjelasan berupa gambar mempermudah saya dalam memahami materi

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 4 = 100 Jumlah skor untuk 35 orang yang menjawab S = 35 x 3 = 105 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab KS = 2 x 2 = 4 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 + Jumlah Total = 209 Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa

sebesar = x 100% = 84,3 %

9. Latihan soal dalam modul ini membantu saya untuk mengetahui kemampuan

diri

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 4 = 100 Jumlah skor untuk 35 orang yang menjawab S = 35 x 3 = 105 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab KS = 2 x 2 = 4 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 + Jumlah Total = 209 Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa

sebesar = x 100% = 84,3 %

10. Saya tertarik menggunakan modul ini sebagai acuan dalam menyelesaikan tugas teknik drainase perkotaan

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 4 = 100 Jumlah skor untuk 35 orang yang menjawab S = 35 x 3 = 105 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab KS = 2 x 2 = 4 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab STS = 0 x 1 = 0 + Jumlah Total = 209 Jumlah skor maksimal = 4 x 62 = 248.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa sebesar = x 100% = 84,3 %


(6)

Sehingga berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan persepsi mahasiswa secara keseluruhan terhadap media dalam mengurangi atau mengatasi kesulitan

belajar adalah sebesar = x 100% = 85,90 %.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapatkan hasil rekapitulasi hasil persepsi mahasiswa dalam tabel berikut:

No. Kriteria Persepsi

Mahasiswa (%)

1 Saya memerlukan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran teknik drainase perkotaan 91,5

2

Dengan menggunakan media pembelajaran mata kuliah teknik drainase perkotaan mejadi lebih

menarik 87,9

3

Dengan menggunakan media pembelajaran suasana kegiatan pembelajaran teknik drainase perkotaan lebih menyenangkan dan tidak membosankan

89,9

4

Dengan adanya penjelasan materi teori dalam media mempermudah saya dalam memahami

atau mengetahui materi yang disampaikan 89,1

5

Dengan adanya penjelasan prosedur perhitungan dalam media mempermudah saya dalam memahami materi dan pengerjaannya

83,9

6 Dengan adanya media pembelajaran saya lebih mudah dalam mengerjakan tugas secara mandiri 82,7

7 Saya dapat dengan mudah memahami kalimat-

kalimat yang digunakan dalam modul ini 80,6 8 Adanya penjelasan berupa gambar

mempermudah saya dalam memahami materi 84,3 9 Latihan soal dalam modul ini membantu saya


Dokumen yang terkait

SISTEM INFORMASI MATA KULIAH PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DENGAN MENGGUNAKAN MOBELE TECHNOLOGY

0 21 1

APLIKASI MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 35 103

MediaPembelajaran AC Ruang Pada Mata Kuliah Teknik Pendingin Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1 Universitas Negeri Semarang.

0 0 1

(ABSTRAK) Persepsi Mahasiswa Terhadap Media Pembelajaran Online (ILMO UNNES) Pada Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

0 0 2

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

0 8 87

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH I PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 1 1

PEMBELAJARAN TRAINING INQUIRY MODEL DENGAN BANTUAN KWL CHART TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET DALAM MATA KULIAH KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG | Prasetiyanti | Pendidikan Teknik Bangunan 3349 7426 1 SM

0 0 14

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL PADA MATA KULIAH TEKNIK FINISHING TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 1 54

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRAKTIK BATU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 2 52

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK | Jumaidi | Pendidikan Teknik Bangunan 3236 7172 1 SM

0 0 9