Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram

Lima kegiatan tersebut di atas merupakan kegiatan dasar dalam penerapan TPM dalam perusahaan industri. Kegiatan pengembangan tersebut merupakan tuntutan kegiatan minimal yang harus dilaksanakan dalam pengembangan TPM.

3.11. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram

Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan fish bone diagram diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1943 oleh Prof. Kaoru Ishikawa Tokyo University. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap penentuan karakteristik kualitas output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja maka, orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Manusia man b. Metode kerja work method c. Mesin atau peralatan kerja lainnya machineequipment d. Bahan baku raw material e. Lingkungan kerja work environment Berikut adalah contoh penggambaran diagram sebab akibat yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara METODE KERJA MANUSIA KUALITAS HASIL KERJA BAHAN BAKU LINGKUNGAN KERJA MESIN PERALATAN Gambar 3.2. Diagram Sebab Akibat Pengukuran Sistem Kerja Pengukuran kerja merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengamati pekerja dan mencatat waktu kerja termasuk waktu siklus dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Waktu yang di ukur adalah waktu siklus pekerjaan, yakni waktu penyelesaian satu satuan pekerjaan mulai bahan baku dip roses di unit pengolahan hingga keluar menjadi bahan baku. Umumnya pengukuran waktu dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pengukuran waktu secara langsung Yaitu pengukuran waktu yang dilakukan di tempat pekerjaan dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. 2. Pengukuran waktu secara tidak langsung Yaitu pengukuran waktu yang dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan. Hal ini dilakukan dengan membaca tablegrafik yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Misalnya data waktu baku dan data waktu gerakan. Metode pengukuran langsung dapat dibagi dua, yaitu metode sampling pekerjaan dan pengukuran dengan stopwatchwaktu henti. Peda pengukuran waktu dengan sampling pekerjaan, pengamat tidak harus menetap di tempat kerja, melainkan melakukan pengamatan secara sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acakrandom. Untuk itu biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan- satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Panjang satu satuan waktu biasanya tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang. Pada pengukuran waktu hentistop watch, pengukuran dilakukan dengan 3 metode yaitu : 1. Metode Berulang Snap Back Method , yaitu pengukuran secara berulang, stop watch dijalankan dan pada akhir elemen kerja stop watch dibaca dan dicatat. Untuk mengukur elemen kerja lainnya jarum stop watch dikembalikan ketitik nol. Universitas Sumatera Utara 2. Metode Kontiniu Continious Method, Yaitu stop watch dijalankan pada permulaan pengamatan hingga elemen kerja terakhir selesai. Pembacaan dan pencatatan terhadap waktu kumulatif dilakukan pada setiap akhir dari masing-masing elemen karja. 3. Metode Akumulatif Accumulatif Method, Yaitu pengukuran waktu yang dilakukan dengan menggunakan dua stop watch yang digabungkan sedemikian rupa, sehingga jika stop watch yang pertama dijalankan maka stop watch yang kedua berhenti secara otomatis dan sebaliknya. Pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembacaan dari masing-masing elemen kerja. III.12.1. Penentuan Jumlah Pengamatan Penentuan jumlah pengamatan dilakukan untuk menjamin agar karakteristik populasi sudah digambarkan oleh karakteristik yang digunakan. Makin banyak jumlah pengamatan maka hasil yang diharapkan akan lebih baik. Namun harus tetap diingat bahwa sample yang banyak menimbulkan usahabiaya yang semakin besar. Untuk itu perlu ditentukan secara pasti berapa ukuran sample yang sesungguhnya dengan usaha yang wajarnormal tanpa menimbulkan bias terhadap karakteristik populasi. Misalkan serangkaian pengukuran telah dilakukan, dan hasil pengukuran dapat dikelompokkan dalam sub-grup berukuran n, dimana : = j X Data Pengamatan ke-j = 1,2,……….., N X = Harga rata-rata data pengamatan pada sub-grup ke-i i = 1,2,…., K Universitas Sumatera Utara k = Banyaknya sub – grup n = Besarnya sub-grup X = Harga rata-rata dari harga rata-rata sub-grup N = Jumlah pengamatan yang diperlukan N’ = Jumlah pengamatan yang diperlukan σ = Standar deviasi data pengamatan − x σ = Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata Maka : - Harga rata-rata dari harga rata-rata sub-grup adalah : k X X k j j ∑ − = 1 - Standar deviasi dari pengamatan rata-rata adalah : 1 2 − − = ∑ N X X σ - Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata adalah : n x σ σ = − Dengan menggunakan harga tingkat kepercayaan 99 dan ketelitian 10 yang berarti dari 100 pengamatan terdapat adanya kemungkinan 99 pengamatan yang tidak melebihi penyimpangan maksimum yang diijinkan 10 dari yang Universitas Sumatera Utara sebenarnya . Jadi dengan tingkat kepercayaan 99 dan tingkat ketelitian 10 maka : N K Banyaknya pengamatan yang dilakukan N’ dihitung dengan rumus :                               − = ∑ ∑ ∑ = = = N j j N j N j j j X X X N N 1 1 2 1 2 III.12.2. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukuran setelah memutuskan untuk melakukan sampling dalam pengambilan data. Tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum yang diijinkan, sedangkan tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukur akan hasil yang diperoleh telah memenuhi syarat ketelitian yang ditentukan. Jadi tingkat ketelitian 10 dan tingkat keyakinan 99 berarti bahwa penyimpangan hasil pengukuran dari hasil yang sebenarnya maksimum sebesar 10 dan kemungkinan berhasil mendapatkan hasil yang demikian adalah 99. Dengan kata lain, jika pengukur sampai memperoleh hasil pengukuran yang menyimpanglebih dari 10 dari yang sebenarnya maka hasil yang demikian diijinkan paling banyak 1 dari jumlah keseluruhan hasil pengukuran. Universitas Sumatera Utara III.12.3. Pengujian Keseragaman Data Selama melakukan pengukuran maka adalah logis mendapatkan data yang tidak seragam. Karena ketidaksamaan muncul tanpa disadari, maka diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi ketidakseragaman tersebut. Alat yang dimaksud adalah Peta Control Shewchart. Prinsipnya adalah setiap data di plot dalam suatu peta kontrol yang telah ditentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah, kemudian dilihat data yang berada di dalam rentang kontrol dan di luar kontrol. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam atau tidak seragamnya data. Data dikatakan seragam apabila data berada diantara kedua batas kontrol dan tidak seragam apabila berada di luar batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Dalam penentuan batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB sering digunakan batas 3 σ . Peta kontrol mempunyai batas batas : X BKA = + 3 σ X BKA = + 3 x σ Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah Oil Bed Dryer Machine Kempa, penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2007- Maret 2008.

4.2. Identifikasi Masalah

Langkah awal penelitian untuk tugas akhir ini ditandai dengan pengidentifikasian masalah. Masalah yang ditemui diidentifikasi untuk selanjutnya akan dicari penyelesaiannya. Masalah yang akan dibahas adalah bagaimana meningkatkan efektivitas penggunaan mesin dengan melakukan pengidentifikasian terhadap faktor-faktor kerugian yang dominan yang diakibatkan oleh tingginya frekuensi pergantian dan perbaikan komponen mesinperalatan dan melakukan analisa terhadap penyebab besarnya kontribusi faktor-faktor tersebut serta memberikan usulan penyelesaian masalah sebagai langkah awal untuk dapat menerapkan Total Productive Maintenance pada PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam tugas akhir diperoleh dari data primer dan data sekunder, yaitu: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika

6 57 150

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Injection Molding Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

15 105 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 2

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 4

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 1

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 10