Standar Mutu Produk Bahan-bahan yang digunakan

dengan harga yang lebih murah dari harga umum. Selain itu pembayarannya dapat dilakukan dengan sistem cicilan.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Standar Mutu Produk

Mutu suatu produk adalah hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan sebab mutu produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan sebab mutu produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai standart mutu produk yang harus dicapai dalam mengolah produknya sehingga mendapatkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar atau produk yang mempunyai daya saing tinggi. Dalam mempertahankan mutu produk tersebut PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu melakukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu ini dilakukan mulai dari bahan baku PKO sampai produk akhir minyak inti. Pengawasan mutu ini dilakukan oleh bagian laboratorium, standar mutu produk pabrik pengolahan inti sawit PPIS ini adalah : 1. Inti sawit Kernel a. Kadar air : 0.20 – 0.30 b. Asam Lemak Bebas ALB : 2.0 – 3.50 c. Kotoran : 0.02 – 0.03 2. Norma di Kempa Inti a. Kadar air : 8-9 b. Kadar minyak : 16- 17 3. Norma di Kempa Cake Universitas Sumatera Utara a. Kadar minyak : 9 -9.50 b. Kadar air : 4 -5

2.4.2. Bahan-bahan yang digunakan

1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan minyak inti sawit CPKO di perkebunan PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu adalah Inti Kelapa Sawit IKSkernel yang hanya diperoleh dari seluruh pabrik kelapa sawit milik PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu yang berada di daerah Sumatera Utara. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produk CPKO pada kernel, faktor-faktor tersebut adalah : a. Kadar air Kadar air yang tinggi akan menyebabkan terjadinya proses hidrolisa pada minyak yang menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas Free Fatty Acid. Kadar air yang baik untuk mengurangi kenaikan kadar asam lemak bebas adalah dibawah 7. b. Inti Pecah Pada inti yang pecah akan mudah sekali terjadi proses hidrolisa yang akan menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas. Persentase inti pecah yang dapat diterima maksimum sebesar 15 Inti yang pecah dapat menaikkan kadar FFA selama penyimpanan. c. Kotoran Inti sawit yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit telah banyak mengalami perpindahan tempat mulai dari pemisahan inti dari buah sampai Universitas Sumatera Utara dengan penerimaan di loading ramp dan disimpan di kernel silo. Selama perpindahan tersebut banyak kotoran-kotoran yang terikut seperti halnya cangkang, serabut kelapa sawit dengan besi-besi yang berada dalam kumpulan IKS. Kotoran ini dapat mempengaruhi mutu minyak inti ataupun ataupun dapat mempengaruhi proses produksi. Kotoran-kotoran ini sebaiknya dikurangi dengan berbagai inspeksi seperti pada bagian penerimaan dan proses pada mesin lainnya. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam suatu produk, untuk meningkatkan mutu produk tersebut agar lebih baik. Pada proses pengolahan inti sawit ini tidak memerlukan bahan tambahan karena memiliki proses yang sederhana. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Bahan penolong yang digunakan adalah uap air dimana mempunyai fungsi untuk pemurnian minyak.

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Dokumen yang terkait

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika

6 57 150

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Injection Molding Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

15 105 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 2

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 4

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 1

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 10